"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Melakukan Pencarian Bersama
Selama menjadi karyawan di perusahaan Arya, Zayyan melepas kacamata diganti oleh kontak lensa. Model rambut juga berbeda cara menatanya. Nada bicara diubah menjadi lebih tegas terkesan dingin.
"Apa Arya sudah tahu kalau Shakila adalah putri kandungnya?" tanya Pak Adji.
"Aku rasa, iya," jawab Zayyan. "Karena Shakila pernah memberi tahu dan Arya juga langsung melakukan tes DNA dengan Silvia. Sayangnya dia malah tidak melakukan tes dengan Shakila."
"Kasihan sekali hidupnya Arya. Selalu dikhianati oleh orang-orang terdekatnya," ucap Pak Adji dengan nada rendah.
"Salah dia sendiri. Sudah ribuan kali Gunadarma memberi tahu Arya siapa yang akan membawa kehancuran dirinya dan siapa yang akan kebaikan untuknya. Dia malah menentang kakeknya," ujar Kakek Rama dengan nada kesal. "Justru yang kasihan itu Gunadarma. Banyak pengorbanan yang dia lakukan demi menjadikan Arya orang yang kuat dan hebat. Membesarkan dan mendidik sejak masih kecil karena kedua orang tuanya meninggal. Kurang apa Gunadarma kepada Arya."
Shakila dan Zayyan terkejut mengetahui kisah Arya ini. Laki-laki itu selalu terlihat dingin dan keras kepala. Ternyata dibalik itu mempunyai kisah yang kelam.
"Harta, tahta, dan wanita, memang sering menjadi ujian bagi kaum laki-laki," lanjut Kakek Rama. "Itu juga yang menjadi ujian terberat Arya."
Pak Adji yang berteman sejak orok dengan Arya tahu betul apa yang dialaminya. Arya yang tumbuh dalam asuhan sang kakek, tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Makanya dia selalu menganggap sepele perasaan perempuan.
Miranda melakukan pengkhianatan masih sejak zaman mereka pacaran, karena Arya tidak paham dan tidak peka dengan keinginan perempuan itu. Sebagai seorang kekasih Arya memang memanjakan Miranda dengan uang. Mau itu membeli barang bermerek, barang edisi terbatas, atau liburan ke tempat-tempat indah. Sehingga Miranda sering mendapatkan kenyamanan dan perhatian dari laki-laki lain. Kelakuan buruknya ini diketahui oleh Kakek Gunadarma, makanya tidak mau merestui hubungan Arya dengan Miranda.
Tidak jauh berbeda perlakuan Arya kepada Almahira. Laki-laki itu melihat Almahira sebagai wanita matre. Orang miskin yang merayu Kakek Gunadarma agar bisa menikah dengannya dan menikmati kekayaan keluarga Wirawardana.
"Dulu, aku sampai memarahi Arya setelah pulang dari pemakaman. Hal itu terjadi karena dia mengusir dan menjatuhkan talak kepada Alma. Dan dengan sombongnya dia bilang sudah menikmati tubuh Alma."
Mendengar ucapan Pak Adji, Zayyan merasa sangat marah. Walau sudah tahu Arya itu laki-laki brengsek ngsek, tetap saja dia kesal setengah mati.
Zayyan memberi tahu informasi apa saja yang sudah berhasil dikumpulkan olehnya bersama Shakila. Hal ini membuat keluarga Lingga berdecak kagum karena ayah dan anak itu begitu kompak dalam melakukan pencarian dan penyelidikan.
"Sudah sampai sejauh itu kalian mencari keberadaan Arya dan menyelidiki Mario." Lingga tercengang hampir tak percaya.
"Mario itu siapa?" tanya Kakek Rama.
"Anak haramnya Miranda, Pa," jawab Pak Adji. "Karena Miranda mengaku hamil anak Arya, makanya langsung digelar pernikahan walau sedang masa berduka keluarga Wirawardana."
"Oh. Anak yang paling besar," ucap Kakek Rama. "Si Arya kena karma lagi. Kedua anaknya yang dilahirkan oleh Miranda itu bukan darah dagingnya. Malah anak kandungnya sendiri hidup bersama orang lain."
Shakila tidak merasa sakit hati atau marah. Karena baginya Zayyan adalah ayah terbaik. Dia bisa sampai menjadi seperti ini juga karena laki-laki itu. Begitu banyak kasih sayang dan pengorbanan Zayyan untuk Shakila. Sementara Arya, dia tidak pernah sedikitpun mendapatkan perhatian dan pengorbanan dari Arya.
Pak Adji melakukan siaran video call dengan Pak Darmawan setelah mereka selesai makan malam. Orang kepercayaan Arya itu terkejut melihat ada Shakila bersama keluarga Lingga.
"Nona Shakila, akhirnya aku bisa menemukan kamu! Sekarang aku ada di kota tempat tinggal kalian" ucap Pak Darmawan tersenyum lebar sambil mengedarkan kamera yang memperlihatkan tugu terkenal yang ada di sana.
Shakila dan Zayyan sedikit terkejut karena orang kepercayaan Arya mencari dirinya. Keduanya jadi merasa kalau identitas Shakila sebagai putri kandung Arya, sudah diketahui oleh Pak Darmawan.
"Darmawan, cepat kembali! Kita sudah menemukan mobil milik Arya," kata Pak Adji.
"Apa?" Pak Darmawan terkejut sampai matanya terbelalak.
"Di-di ... ma-na?" tanya sang asisten tergagap.
"Di tengah-tengah hutan. Mobil Arya jatuh ke jurang, makanya sangat sulit untuk ditemukan," jawab Pak Adji.
"Syukurlah! Semoga Arya masih hidup," ucap Pak Darmawan.
"Aku tidak yakin apakah dia masih hidup atau sudah mati," ucap Pak Adji. "Akan aku kirimkan beberapa foto. Kamu bisa menganalisis sendiri."
Air mata Pak Darmawan jatuh bercucuran melihat keadaan mobil milik Arya yang sudah ringsek, berganti warna menjadi warna gosong terbakar, dan kaca mobil pecah semua.
***
Kini pencarian Arya berfokus di kawasan pinggiran kota yang dekat dengan penemuan mobil. Pak Darmawan yang baru pulang dari luar kota—mencari Shakila ke kampung halamannya—ikut terjun langsung dalam pencarian. Berbeda dengan Zayyan yang pergi kerja ke kantor. Dia harus mengawasi pergerakan Mario. Jangan sampai informasi tentang Arya sampai kepadanya.
Mereka melakukan itu secara diam-diam agar tidak mencolok. Kebetulan masih ada sisa cuti satu hari lagi, maka ini dimanfaatkan oleh Pak Darmawan.
Shakila ikut serta bersama dengan Lingga dan Kenzo dalam melakukan pencarian itu. Mereka bertiga kali ini terlihat kompak bertanya ke penduduk sekitar pinggiran hutan sambil menunjukkan foto Arya.
"Maaf, permisi. Pak, apakah dulu pernah melihat pria ini?" tanya Shakila kepada seorang laki-laki paruh baya yang sedang mencari kayu bakar di pinggir hutan dekat jalan raya yang sudah tipis aspalnya.
"Tidak pernah lihat," balas laki-laki itu setelah memperhatikan foto Arya.
Lingga terlihat berlari ke arah Shakila. Napas laki-laki itu terputus-putus karena berlari cukup jauh.
"Kamu kenapa?" tanya Shakila.
"Aku dikejar-kejar sama beberapa perempuan di desa," jawab Lingga yang kedua tangannya bertumpu pada lutut.
"Kenzo mana?" tanya Shakila yang mengedarkan pandangannya.
"Aku umpan dia. Sekarang dia sedang dikerubungi oleh para wanita itu," jawab Lingga.
"Lingga ...!" Kenzo berteriak kencang dan berlari kencang ke arah mereka. Di belakangnya ada segerombolan perempuan yang juga berlari.
"Oh, tidak! Kenapa mereka ikut datang ke sini?" Kenzo panik.
"Mas Ganteng, tunggu!" teriak para wanita itu serempak.
"Mas Ganteng!"
"Tolong ...!" teriak Kenzo.
Begitu sampai Kenzo berlindung di belakang Shakila. Sekujur tubuhnya basah oleh keringat.
"Loh, kamu siapa?" tanya salah seorang wanita itu sambil menunjuk Shakila.
"Dia adalah calon istriku," jawab Lingga dan Kenzo bersamaan.
"Apa?" Semua melotot.
Shakila melotot kepada Lingga dan Kenzo secara bergantian. Tentu saja dia tahu saat ini sedang dijadikan tameng oleh kedua pemuda itu.
"Heh, jadi wanita jangan serakah!"
"Iya. Serakah sekali kamu ingin punya dua orang suami."
Mulut Shakila menganga mendengar ucapan para wanita itu. Belum juga dia membalas, sebuah mobil melintas. Gadis itu melihat ada Amira duduk di mobil itu.
"Tante Amira," gumam Shakila.
"Dokter Elzo dan Dokter Amira membawa pasien ke rumah sakit di kota. Siapa yang sakit, ya?" tanya salah seorang wanita kepada temannya.
"Entahlah. Semoga saja bukan korban kecelakaan yang jatuh ke jurang lagi," jawab temannya.
Shakila dan yang lainnya tersentak. Gadis itu pun bertanya, "Mbak, apa setengah tahun yang lalu ada korban kecelakaan yang jatuh dari atas sana?"
***
Alhamdulillah, teman-teman retensi tercapai, jadi karya ini sudah di kontrak. Terima kasih untuk dukungan kalian semuanya.
semoga shakila dan papa zayyan baik"saja.