NovelToon NovelToon
Cinta Dan Kultivator

Cinta Dan Kultivator

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: J.Kyora

Apa reaksimu ketika tiba-tiba saja seorang gadis cantik dari planet lain masuk ke kamarmu?
Terkejut? Kaget? Ya, begitu juga dengan Nero. Hanya beberapa jam setelah ia ditolak dengan kejam oleh siswi sekelas yang disukainya, ia bertemu dengan seorang gadis mempesona yang masuk melalui lorong spasial di kamarnya.
Dari saat itulah Nero yang selama ini polos dan lemah perlahan berubah menjadi pribadi yang kuat dan menarik. Lalu membalikkan anggapan orang-orang yang selama ini telah menghina dan menyepelekannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J.Kyora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Kekalahan Buja benar benar menampar wajah klub karate, apalagi kekalahannya terjadi di depan ketua-ketua klub bela diri lainnya. Juno mengamuk diruangan pertemuan klub, menyebabkan meja jungkir balik, kursi dan banyak perabotan berantakan.

"Ini belum selesai! Jangan kira klub Karate akan menjadi tenang setelah penghinaan ini!" teriaknya berulang

-ulang dengan marah, ia tidak berpikir untuk memegang janjinya.

Namun kebalikan dengan klub Karate, Nero menjadi dikenal, bahkan beberapa klub

menyatakan ketertarikannya kepada Nero, tapi saat ini Nero mengabaikan semua ajakan itu. Di dalam hatinya, ia tahu semua ini hanya permainan baginya, menjadi kuat seperti yang Eona katakan adalah tujuannya.

Segera setelah pertandingan itu usai, Nadia mentransfer semua uang kemenangan Nero. Nero dengan sumringah melihat jumlah saldo di ponselnya, 24 juta lebih. Ini lebih dari cukup buatnya untuk memperbaiki penampilan.

"Jika aku ingin mentraktir makan, maukah kamu ikut?" Nero bertanya kepada Nadia ketika mereka berjalan berdampingan hendak keluar menuju gerbang.

Nadia menoleh kesamping nya, melihat Nero dengan mata berbinar.

"Tentu saja," jawab Nadia, wajahnya terlihat senang.

"Kapan?" tanya Nadia lagi.

"Bagaimana kalau ... besok? Atau kita ajak Aaron sekalian," pancing Nero.

"Tidak usah, kita berdua saja" sanggah Nadia cepat. Ada senyum penuh arti terkembang di bibirnya, matanya memandang lembut ke depan.

Nero memandang gadis cantik itu

disampingnya, gadis itu telah sangat baik padanya selama ini, ia tidak tahu akan seperti apa hari-harinya di sekolah jika tidak ada Nadia yang menemani.

...

Nero berjalan di pusat pertokoan, hal pertama yang ingin ia lakukan adalah memperbaiki rambutnya, namun ia tidak mengerti seperti apa model yang cocok untuknya, ia memiliki ide untuk mencari sebuah salon yang cukup besar, dan minta pendapat mereka.

Nero melakukannya dengan canggung, ia belum pernah masuk ke salon besar sebelumnya, namun ia senang karena pegawai salon itu sangat ramah dan baik hati. Ketika ia minta saran potongan yang bagus, pegawai itu menyerahkan satu bundelan yang berisi gambar-gambar model rambut, ia memilih satu model rambut Side Parted karena menurutnya orang yang di gambar itu sangat tampan, seorang aktor korea.

Pegawai itu kemudian memanggil hairstylist wanita dan meminta gadis itu untuk melayani Nero.

Hairstylist itu sangat menarik, wajahnya cantik dengan rambut bergelombang sebahu, usianya mungkin hanya terpaut beberapa tahun diatas Nero, bahkan Nero curiga gadis itu masih kuliah, dan benar saja, didalam obrolan mereka gadis itu mengatakan ia sedang kuliah tata rias dan kecantikan disalah satu universitas, ia di sini bekerja sambilan untuk menambah uang saku.

Nero jadi teringat dirinya sendiri, ia juga melakukan hal serupa, namun ia tidak memiliki keahlian untuk di jual, jadi yang ia lakukan hanya pekerjaan kasar seperti mengecat rumah, membantu mengangkat barang orang pindahan, dan lain lain.

Ketika gadis itu selesai dengan rambutnya, kemudian sedikit mendandaninya, Nero menjadi takjub, ia merasa melihat orang lain di cermin. Anak muda yang bergaya dan tidak kalah jika dibandingkan dengan teman teman kaya lainnya di sekolah.

Nero tersenyum dengan sangat puas, bahkan ketika gadis itu menawarkan produk tonik rambut, Nero memeriksa harganya dan tidak terlalu mahal, ia mengangguk dan membelinya. Mungkin gadis itu akan mendapat komisi jika ia menjual produk itu. Nero melakukannya hanya untuk membuat gadis itu senang.

Selesai dengan gadis itu Nero segera menuju ke kasir untuk membayar, ia telah menghabiskan beberapa ratus ribu, namun tidak masalah baginya, ini saatnya memanjakan diri sedikit, pikirnya.

Ketika hendak keluar salon, matanya menangkap dua sosok berseragam SMA masuk dari pintu, satu laki laki dan satunya wanita, Nero mengenalnya.

Ketika gadis SMA itu menyadari ada yang memandangnya, ia menatap balik, merasa tidak mengenali orang yang menatapnya, ia mengalihkan pandangan, namun tiba-tiba raut wajahnya seperti teringat sesuatu, ia menoleh kembali ke Nero. Agak lama kemudian matanya melebar dan sedikit histeris ia memanggil,

"Nero?"

"Haha.. Vika ..., aku pikir kamu tidak mengenaliku lagi," Nero menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aahhh..., kamu berubah! Kemaren itu, kamu berbeda!" Vika segera menghampiri dan berdiri di depan Nero, anak laki laki satunya yang bersama Vika hanya mengernyit dan berlalu masuk ke salon.

"Berbeda apanya?" tanya Nero tidak mengerti.

"Kamu ... lebih cakep sekarang," Vika mencondongkan tubuhnya ke depan, matanya terus-terusan memandang wajah Nero.

"Haha..., terimakasih," jawab Nero, Jarang dipuji cewek, mukanya jadi memerah.

"Kenapa kamu di sini?" tanya Nero.

"Ini salon orang tuaku, tiap pulang sekolah aku kesini," Vika menjelaskan.

lalu mengajak Nero duduk di kursi terdekat.

Mereka berbincang beberapa lama sebelum akhirnya Nero pamit, Vika dengan wajah kecewa melepasnya. Ia masih ingin mengobrol lama dengan Nero, namun Nero beralasan dia masih ada keperluan.

Keluar dari salon, Nero pergi ke butik dan membeli banyak pakaian, sepatu dan tas baru, ia juga membeli dua pasang seragam sekolah, dan sebuah kemeja yang cukup mahal untuk dipakainya bersama Nadia besok.

Keluar dari butik, Nero mampir ke toko handphone dan membelikan sebuah smartphone baru untuk mamanya.

Ia menyimpan semua barang-barang itu di cincin penyimpanannya, dan mengayuh sepedanya pulang.

...

Sesampai di rumah, mamanya kaget melihat penampilan Nero. Mengacak-acak rambut Nero mamanya terus memuji penampilannya yang baru.

Nero mengeluarkan smartphone yang baru dibelinya, kemudian memberikan kepada mamanya.

Mama memandangi kotak berisi smartphone itu, tidak tahu apa yang akan dikatakannya, ia mengajak Nero duduk.

"Nero, sebenarnya di mana kamu mendapatkan uang untuk memberi mama dan membelikan ini juga?" mamanya bertanya agak curiga.

Nero terbahak dan menggoda Mamanya, " Menurut Mama dari mana?,"

"Jangan katakan kamu melakukan pekerjaan yang melanggar hukum, Nak, Mama tidak mau, biarlah kita apa adanya asalkan hidup tenang," ucap Mama Nero yang terlihat sangat khawatir.

Nero tersenyum menatap wajah mamanya, "

Tidak usah mama khawatir, anakmu bukan orang seperti itu."

Lalu Nero menerangkan asal usul uang yang didapatkannya dari lomba antar sekolah kemaren. Ia menceritakannya sehingga mamanya terlibat dalam cerita emosional Nero. Sesekali rautnya khawatir, sesekali tertawa, Nero juga memperlihatkan foto ia memenangkan hadiah itu agar mamanya lebih percaya.

Setelah mendengar semua cerita Nero, mamanya menarik napas, dengan terharu ia memegang ponsel baru itu ke pelukannya, sungguh mamanya sangat bahagia.

...

Selesai menyimpan semua barang barang yang dibelinya, Nero masuk kedalam ruang dimensi, cahaya orange segera memenuhi pandangannya, kakinya terasa ditarik kedalam tanah, namun itu tidak lagi terlalu mempengaruhinya sekarang, walaupun belum bisa berlari, namun ia telah dapat berjalan dengan cepat.

Nero tidak melihat Eona di mana-mana, bahkan tidak ada di istana menaranya. Nero memperhatikan ke sekeliling namun tidak dapat menemukan gadis cantik itu.

Nero berjalan ke arah pepohonan, pohon pohon di sini sangat aneh, setidaknya Nero belum pernah melihat salah satunya di luar. Meskipun dahan dan batangnya sama, namun warna dan bentuk daunnya berbeda, ia tidak hanya melihat daun-daun berwarna hijau, tapi juga daun berwarna kuning, ungu, merah, dan setelah memperhatikan, tidak satu pun yang berwarna hitam.

Buah-buah yang tergantung pun berbeda dengan buah yang pernah dilihatnya. Ia mengambil satu buah yang jatuh di tanah, bentuk nya bulat namun pipih. Nero menciumnya, baunya agak harum, ketika hendak menggigitnya, tiba tiba buah itu terlepas dari tangannya fan melayang menuju satu arah.

Nero melihat ke arah buah itu pergi, Eona berdiri agak jauh sambil memegang buah bulat pipih tersebut, mata Nero melebar, ia tidak tahu sejak kapan Eona telah berada di situ.

"Jangan makan sembarangan, tubuhmu belum sanggup mencerna buah itu," ucap Eona, lalu Eona melemparkan buah lainnya ke Nero, "Makan ini saja, energinya tidak terlalu banyak."

Nero menangkapnya, ia memperhatikan buah itu, bulat sebesar jeruk nipis, namun warnanya seperti warna buah peach.

"Ini tidak apa-apa?" tanya Nero.

Eona mengangguk, mata jernihnya memandang Nero, bibirnya tertutup rapat.

Nero memasukan buah itu kedalam mulutnya, ada rasa manis memercik begitu buah itu pecah dalam gigitannya, mengunyah sebentar kemudian ia menelannya.

Tiba-tiba ia terbelalak, ia merasakan perutnya seperti diaduk, kemudian rasa panas menjalar dengan hebat mulai dari perutnya hingga dengan cepat mengalir naik ke dada, turun ke pinggang dan kakinya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya terasa panas, namun tidak membakar.

"Eona, aghh!" Nero berteriak, ia memasukan jarinya kedalam tenggorokannya ingin muntah, namun ketika bersendawa, hawa panas keluar dari mulutnya.

"Duduk, konsentrasi, biarkan panas itu sementara, nanti akan hilang sendiri," Eona memberikan instruksi.

Dengan cepat Nero mengikutinya, ia membiarkan panas itu menjalari seluruh tubuhnya, kulitnya merah membara, di dalam tubuhnya ada suara gemeretak dan kedutan di beberapa tempat.

Sekitar setengah jam kemudian panasnya mulai mereda, Nero mulai merasa agak nyaman, hingga akhirnya dengan cepat suhu tubuhnya kembali normal.

Setelah suhu tubuhnya normal, Nero merasakan kesegaran luar biasa, ia merasakan energi meletup letup di dalam daging dan tulangnya, memberinya keinginan untuk beraktifitas dan bergerak.

"Efeknya sama dengan kolam susu, hanya saja buah itu akan memperkuat daging dan tulang jika pertama kali memakannya, setelah mencapai tahap tertentu, buah itu tidak lagi berpengaruh padamu," Eona menjelaskan.

Mengikuti kata-kata Eona, Nero mulai menggerak-gerakan tubuhnya, ia mencoba berlari di tempat, merasakan kakinya lebih ringan dibandingkan ketika ia belum memakan buah tersebut.

Sedikit lagi kekuatannya telah ditingkatkan.

...

1
Rahmat Anjaii
mantap thoorr, semangat trus, jangan dngarkan ocehan orang bodoh.
Farit Pratama
novel sampah ceritanya terlalu ber tele2 mcnya naif dan bodoh harusnya mcnya pintar dan jenius
pantesan sepi peminat kalau mau rame peminat mcnya harus pintar,jenius ,hebat ,kuat lugas dan tegas
contohnya seperti dewa bagi yg membutuhkan pertolongan dan kejam seperti iblis bagi musuh
Jimbo Gemok
lanjut /Smirk/
Rahmat Anjaii
lnjut kak
IRWAN PNOT
lanjut
IRWAN PNOT
bagus
Rahmat Anjaii
bikin yg kultivator moder kak
dear: sebenarnya novel ini Kultivator modern, tunggu aja cerita selanjutnya
total 1 replies
dear
guys mau lanjut apa mau novel yang baru aja?
Abdur Rahman: lanjut dunk...
Rahmat Anjaii: lnjut.
total 2 replies
Rahmat Anjaii
sangat menarik
Rahmat Anjaii
tmbh seru thhooorr, tmbah lgi dong
Rahmat Anjaii
lnjut thooorr
Rahmat Anjaii
mantap thooorr gas trus...
Rahmat Anjaii
lanjut thioorrr, klo prlu tambah babnya.
Rahmat Anjaii
lanjut thoorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!