Sifa tidak pernah menyangka dengan nasib nya, ia harus menjadi Pengantin Pengganti, Kakak kandung nya sendiri yang tiba-tiba kabur di hari pernikahan nya sendiri.
Bagaimana Kisah nya.. hanya di Novel Pengantin Pengganti
Follow Me :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Di salah satu sudut rumah dua orang wanita dewasa sedang berdebat, mereka adalah Sita dan Ibu nya.
" Ma.. Aku mau nikah " ucap Sita kepada Ibu nya.
" Alhamdulillah.. Kapan Leon dan kedua orangtuanya akan kesini ? " tanya Ibu meyakinkan.
Sita menarik napas dalam. Sampai detik ini ia belum menceritakan jika dirinya sudah putus dengan Leon dan sekarang sedang menjalin hubungan dengan mantan kekasih Sifa, adiknya.
" Bukan dengan Leon Bu, tapi.. " ucapan Sita terhenti.
" Apa ? Bukan dengan Leon ? Lalu siapa ? Kenapa kamu tiba-tiba ingin menikah namun bukan dengan Leon, bukankah kamu tidak ingin dinikahkan dengan Revan karena kamu lebih memilih Leon ? " Ibu mencecar Sita.
" A..aku.. Sudah putus dengan Leon Bu "
" Ya Tuhan.. Sita.. Lalu kamu mau menikah dengan siapa Kak ? " tanya Ibu.
" Dengan N... No.. Novan Bu " jawabnya tanpa melihat wajah Ibu nya.
" Apa ? Novan ?! " ucap Ibu dengan raut wajah yang sedikit mengeras.
Ibu sangat tahu jika Novan adalah kekasih Sifa dulu, sebelum akhirnya ia menikah dengan Revan, mau tidak mau Sifa pun memutuskan hubungannya dengan Novan.
" Kamu mau nikah sama mantan kekasih adik kamu sendiri Kak ?! Ibu gak habis pikir sama kamu ! "
" Ya terus salahnya di mana bu ? Sifa juga sudah bahagia kan sekarang sama suaminya "
" Kamu pikirkan perasaan adikmu Kak, memang kita tidak pernah tahu perihal jodoh, tapi setidaknya kamu jangan bermain-main dengan hal ini " Ibu mencoba untuk berbicara dengan tenang.
" Ck.. Kenapa sih Bu, setiap pilihan yang ambil Ibu selalu tidak menyetujui nya, belum lagi kalo Ayah tahu ! " Sita sedikit meninggikan suaranya.
" Sita ! Kamu sedang berbicara dengan siapa ? Ini Ibumu tidak sepantasnya kamu berkata keras kepada Ibu " ucap Ibu dengan raut wajah berubah menjadi sedih.
" Aku sudah dewasa ya Bu, bahkan lebih dewasa dari Sifa, aku berhak memilih jalan hidupku sendiri " Ucap Sita berlalu meninggalkan Ibu menuju kamar.
" Ya Tuhan Kak... Kamu kenapa jadi gini Nak.. " Ibu mengusap-usap dadanya.
Sita memang sudah dijanjikan akan dinikahi oleh Novan, entah betul atau tidak, Sita sudah terlanjur jatuh cinta kepada Novan, Novan bisa membuat Sita kembali ceria dan melupakan kemelut hubungannya dengan Leon, sampai sekarang pun entah dimana keberadaan Leon tidak ada yang mengetahui bahkan ia masih menjadi buronan Polisi.
Ia sudah tidak peduli jika Novan adalah mantan kekasih adiknya dulu. Sita berpikir toh Sifa pun sudah putus dari Novan dan sekarang ia sudah bahagia hidup bersama Revan.
" Apa emang Gue salah ? "
" Ya nggak dong, Sifa udah bahagia sama mantan calon suami Gue, sekarang kalo Gue bahagia sama mantan pacar adek Gue sendiri, salah nya dimana ? "
Sita terus berbicara sendiri mencari pembenaran.
Tidak lama terdengar dering telepon pada ponsel Sita, ia meraih ponselnya, terlihat Novan menghubunginya pada layar ponsel, Sita langsung menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
Sita : " Ya Halo "
Novan : " Kamu sudah sampai rumah ? "
Sita : " Udah "
Novan : " Kenapa kamu, kok gitu sayang ? "
Sita : " Kamu cepet-cepet deh nikahin aku ! "
Novan : " Iya sabar, kan semua butuh persiapan, pokonya tenang aja, aku bakal nikahin kamu, kita buktikan kalo kita bisa "
Sita : " Oke "
Novan : " Oke ya.. Kamu jangan bete lagi "
Tidak lama sambungan telepon nya terputus, Sita kembali menyimpan ponselnya di atas nakas.
" Awas aja kalo sampe kamu bohong ya Novan .. "
***
Dilain tempat Revan sudah selesai dengan prakteknya hari ini, ia sudah bertemu dengan pasien-pasien ciliknya. Ia sedikit merenggangkan tubuhnya untuk berelaksasi. Disaat yang bersamaan ponselnya yang ia simpan di jas Snelli yang biasa ia kenakan berdering.
Revan meraih ponselnya lalu menggeser tombol hijau setelah melihat siapa yang menghubunginya.
Mama : " Halo Mas.. Mama ganggu gak ? "
Revan : " Halo Ma.. Enggak kok baru aja selesai, gimana Ma ada yang bisa Revan bantu ? "
Mama : " Gini loh, minggu depan Tante Reni mau menikahkan anak nya yang pertama Serena "
Revan : " Oh Serena mau nikah Ma.. Alhamdulillah "
Mama : " Iya Mas.. Tante Reni pesen ke Mama, buat sampein undangan ini ke kamu juga, kamu sama Sifa diminta buat hadir "
Revan : " Hmm.. Oke Ma.. Revan liat jadwal dulu, semoga pas Revan libur, tapi Revan usahain buat cuti "
Mama : " Oke.. gitu aja ya Mas.. Salam buat menantu Mama "
Revan : " Iya Ma.. Nanti Revan sampein "
Klik
Sambungan telepon terputus.
Revan hanya tersenyum kecil, ia teringat saat kecil dulu ia selalu menjahili Serena, Serena adalah adik sepupunya.
" Akhirnya.. Nikah juga Lo Ren " guman Revan tersenyum.
Saat Revan akan bersiap untuk keluar ruangan tiba-tiba perawat kembali masuk ke ruangan Revan.
Tok Tok
Pintu ruangan terbuka.
" Maaf Dok, ada satu pasien lagi " ucap perawat itu.
" Oh ya.. Belum selesai rupanya " balas Revan.
" Maaf Dok " ucap perawat itu lagi lalu berjalan memanggil nama pasien.
" Atas nama bayi Ciro " ucap Revan membaca pada lembar status pasien.
" Sore Dok " ucap Ibu dari pasien yang bernama Ciro.
" Sore Bu.. Ada keluhan apa ? " tanya Revan ramah.
" Anak saya sudah hampir 2 minggu ini batuk-batuk Dok "
" Ya.. saya periksa dulu ya.. " ucap Revan lalu mempersilakan si Ibu untuk menidurkan bayinya di bed pemeriksaan.
Bayi sudah di posisikan di Bed pemeriksaan, sambil di bantu oleh perawat, Revan memeriksa bayi itu dengan menggunakan stetoskopnya.
" Om Dokter periksa dulu ya Dek.. " ucap Revan membuat sang bayi tertawa.
" Eh lucu nya.. " gumam Revan.
Bayi itu terus saja menatap wajah Revan saat netra mereka beradu pandang, Revan sedikit terhenyak, ia mulai memiliki rasa ingin mempunyai seorang anak.
Ia membayangkan jika bayi dihadapannya adalah anaknya dan Ibu dari bayi itu adalah Sifa, ia menjadi tersenyum kecil.
" Dok.. " panggil perawat yang melihat Revan dengan sedikit heran karena ia terus saja memutar alat stetoskop nya di situ-situ saja.
" Eh iya iya.. " Revan tersadar.
" Oke.. Adik bayi di gendong Mama nya lagi ya " ucap Revan lalu melepaskan stetoskopnya.
" Jadi gimana Dok ? " tanya Ibu bayi.
" Apakah di rumah ada yang merokok Bu ? "
" Ada Dok, Suami saya memang perokok, apakah ini berbahaya Dok "
" Ya.. Ini kalau dibiarkan akan berbahaya Bu, saya akan berikan obat dan tolong untuk tidak merokok di depan bayi Ibu ya Bu.. jika dalam 3 hari tidak ada perubahan, Ibu bisa membawa bayi Ibu kembali kesini " ucap Revan menjelaskan.
" Baik Dok "
" Dan ini resepnya, semoga Adik Ciro lekas sembuh "
" Terima kasih banyak Dok "
" Sama-sama "
Setelah kepergian pasien nya Revan masih menunggu beberapa saat, khawatir jika ada pasien yang tiba-tiba datang kembali.
Tok tok
Klek
Pintu ruangan kembali dibuka.
" Dok sudah selesai, tidak ada pasien lagi " ucap perawat poli memberitahu Revan.
" Oke.. Terima kasih Sus "
" Sama-sama Dok, permisi "
Revan hanya mengangguk, tersenyum sekilas.
Ia lalu merapikan barang-barangnya, ia ingin segera sampai ke rumah untuk memberitahu Sifa jika minggu depan, mereka diundang ke acara pernikahan sepupu Revan yang berada di luar kota.
🌺🌺🌺
Jangan lupa untuk dukung author dengan vote, like dan komennya ya.. ❤️
mungkin blm mau di publisk🤔🤔