Terpaksa Menikahi Calon Adik Iparku

"Ada apa kamu menatap saya seperti itu?" tanya Andreas pada Andra ketika mereka sudah di arah jalan pulang

Andra yang mendengar suara itu seketika mengalihkan perhatiannya dari kaca spion, bagaimana bisa Andreas menyadari jika sejak tadi Andra memang memperhatikannya.

"Eh tidak ada tuanku, hanya saja saya penasaran dengan gadis yang tadi anda temui" balasnya yang masih berpura-pura tidak tau jika yang Andreas temui adalah Wika.

"Sudahlah, tidak usah membahas soal itu. cepat antar saya pulang. kalau tau jika yang akan saya temui itu dia, mana mau saya datang. lain kali tolong kamu pastikan, jangan sampai hal seperti ini kejadian lagi" balas Andreas sembari memijat ruang di antara aliasnya.

"Maaf, Tuanku. kalau boleh tau apa yang terjadi? Memangnya dia siapa yang anda maksud?"

"Dia adalah Wika. bagaimana saya bisa tidak tau jika anak dari pemilik DIRGANTARA GROUP adalah dia!"

Andra terdiam, dia kembali menatap raut wajah Andreas yang sedikit tidak menentu, membuat pria itu tidak paham apa yang sebenarnya sedang Andreas rasakan.

"Maafkan saya tuan, maafkan saya yang tidak mengatakan jika memang wanita itu adalah mantan kekasihmu, saya terpaksa melakukannya"

Perjalanan itu mereka lalui hanya dengan keheningan, keduanya sama-sama sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga mobil yang mereka gunakan kini sudah berhenti di depan gedung apartemen tempat tinggal Andreas.

"Ini makanan yang tadi anda suruh belikan sama saya tuan" gumam Andra sembari menyerahkan paper bag itu pada Andreas. tadi memang sebelum pulang tadi Andreas sempat menyuruh Andra untuk membelikan makan malam buat Kanaya.

"Semoga saja nona Kanaya masih kembali ke apartemennya setelah apa yang dia lihat tadi di restoran Amara" batin Andra dan menatap pada Andreas, membuat pria itu semakin tidak mengerti dengan tatapan yang sejak tadi Andra berikan untuknya.

"Kenapa sejak tadi kamu memperhatikan saya seperti itu? Memangnya ada yang salah dengan saya?"

"Tidak tuan, maaf saya hanya-" perkataan Andra terpotong saat tiba-tiba saja ada panggilan masuk pada ponsel Andreas. Kening pria itu mengerut tatkala melihat nama yang tertera di sana adalah nomor Kevin. Awalnya Andreas tidak ingin menjawab panggilan Kevin, karna ini sudah lewat jam kerja. Namun, ternyata Kevin terus menelponnya sampai membuat Andreas menjawab panggilan itu karna merasa risih.

📱:Ada apa? Untuk apa kamu menghubungi saya malam-malam seperti ini? apa kamu tidak punya kesibukan lain selain-

📱:Kak Kanaya masuk rumah sakit

📱:Apa! Kanaya masuk rumah sakit? Bagaimana bisa

📱:ya bisalah bos. Dia masuk rumah sakit karna sakit. Makanya kalau punya istri itu di jaga, jangan hanya asik berduaan dengan mantan kekasihnya

Deg!

Andreas terdiam sejenak mendengar perkataan Kevin dengan nada yang sedikit ketus.

📱:Cepat datang ke rumah sakit Medika! Keadaan kak Naya sangat menghawatirkan

📱:Bai-

Tut...tut...tut...

Belum sempat Andreas menyelesaikan perkataannya, Kevin sudah lebih dulu memutuskan sambungan telponnya.

"Dra, kita kerumah sakit sekarang!" pinta Andreas

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kanaya menoleh pada Kevin yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, entah dari mana saja anak itu. "dari mana saja kamu, Vin?" tanya Kanaya pada Kevin

"Oh itu tadi Kevin dari kamar mandi, kebelet kak. Bagaimana keadaan kak Naya sekarang? Apa sudah mendingan?"

Kevin duduk di samping Kanaya yang masih terlihat sedikit lemas. "ada apa denganmu? Apa yang sedang kau rencanakan Vin?" wanita itu menatap Kevin dengan penuh selidik.

"Apaan sih kak, siapa juga yang sedang merencanakan sesuatu, tadi Kevin han-"

Ceklek

Suara pintu terbuka berhasil mengalihkan perhatian keduanya. Menatap pada sosok yang baru saja masuk dengan raut wajah paniknya.

"Sayang, kamu baik-baik saja kan?" ujar orang itu sembari mendekat pada Kanaya

Melihat kedatangannya, Kanaya mengerutkan keningnya, bagaimana bisa dia tau kalau dirinya sedang ada di rumah sakit.

"Andreas, bagaimana kamu tau kalau aku ada di sini?" bukannya menjawab, Kanaya malah balik bertanya pada sosok pria menyebalkan yang ada di hadapannya saat ini.

"Itu tidak penting, kamu kenapa bisa ada di sini sayang? sakit apa?" Andreas kembali mengulang pertanyaannya.

Kanaya melirik pada Kevin yang sudah mengalihkan perhatiannya, "Ini pasti kamu kan Vin yang bilang. Sudah aku katakan, tidak perlu memberitahunya!" Kanaya menatap pada Kevin

"Maaf kak, Kevin harus pergi, ada urusan penting. By kak Naya" bukannya menjawab pertanyaan Kanaya, Kevin malah memutuskan untuk keluar dari ruangan itu, hingga hanya menyisakan Kanaya berdua dengan Andreas saja..

Kanaya menoleh pada Andreas yang sedang menunjukkan raut wajah khawatir, "Aku baik-baik saja." balas Kanaya singkat

"Tadi kata Kevin keadaan kamu sangat menghawatirkan,"

"Aku baik-baik saja. Orang cuma kesini hanya karna alergi kacang doang. Lagian Ngapain kamu datang kesini, bukannya sedang asik berduaan dengan mantan kekasihmu itu"

Melihat ekspresi Kanaya entah kenapa membuat Andreas mengangkat kedua sudut bibirnya"Kamu cemburu?" balasnya"T-tidak. Untuk apa aku cemburu, jangan ngarang"

Pria itu tak menjawab, dia hanya mendekat lalu membawa Kanaya dalam dekapannya"Maafkan saya ya, aku tidak tau jika dia adalah Wika. Kamu tidak perlu cemburu, karna Wika hanyalah masalalu saya, dan kamu adalah masa depan saya"

"Kamu tenang saja, mulai besok saya akan mengatakan pada semua karyawan kalau sebenarnya kamu adalah istri saya, bukan asisten pribadi. Maafkan saya yang sudah bodoh mau menerima syarat konyol itu"

Kanaya masih tak menjawab, namun mendengar perkataan yang baru saja terlontar dari Andreas sudah berhasil membuat Kanaya mengangkat kedua sudut bibirnya. Entah kenapa dia merasa bahagia dengan kalimat itu, namun untuk saat ini Kanaya tidak mau Andreas menyadari jika dia bahagia. masih terlalu gengsi, apalagi setelah mengingat perkataannya hari itu.

Mari hidup layaknya orang asing yang terpaksa harus tinggal bersama, karna mau sampai kapanpun, aku tidak akan bisa menerima pernikahan ini sepenuhnya.

Kanaya mengulum bibirnya mengingat perkataannya sendiri, bahkan dia sendiri tidak menyangka jika Andreas bisa dengan mudah menggantikan posisi Aditya di hatinya.

Di Tempat Lain

Andra sedang berbalas pesan dengan kekasih virtualnya seperti biasa. Memang setiap hari mereka akan saling bertukar cerita tentang kesehariannya, bahkan keduanya juga sudah saling terbuka. Biarpun belum pernah bertemu secara langsung. Namun, entah kenapa keduanya merasa nyaman karna selalu nyambung ketika mengobrol.

Melalui aplikasi Dating, keduanya mulai saling bertukar cerita, saling ada satu sama lain hingga rasa nyaman itu datang dengan sendirinya. dan sejak saat itulah, mereka memutuskan untuk menjalani hubungan Virtual.

( Selamat istirahat cantikku, jangan lupa besok siang kita ketemuan di restoran Amara jam 13:00. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mu )

Pesan yang dikirim oleh Andra untuk kekasihnya sudah mampu membuat gadis itu tersenyum. Bahkan bukan hanya Andra yang tidak sabar menunggu hari esok, gadis itu pun merasakan hal yang sama. Dan tempat ketemuannya masih di restoran yang sama.

Namun entah kenapa saat melihat pesan yang dia kirimkan kembali, tiba-tiba saja wajah Adel yang muncul dalam pikirannya, membuat Andra menggeleng cepat. Mengingat pertemuan mereka yang selalu berakhir dengan perdebatan. "Semoga besok gak ketemu sama nenek lampir itu lagi" gumam Andra lalu memasukkan kambali ponselnya ke dalam saku.