Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAb 27
Keesokan harinya kantor yang menjadi tempat kerja Nayma geger dengan video yang menyebar di kantor, mereka seakan berlomba-lomba untuk menghakimi dua orang manusia biang rusuh selama ini.
"Dasar manusia tidak punya akhlak, kalian berdua ini selalu menjadi biang keladi dari gosip yang berdarah tidak jelas itu, dasar tukang fitnah". Ujar salah satu korban Keduanya.
"Jangan menuduh sembarangan, kalian tidak punya bukti, aku bisa melaporkan kalian ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik". Ucap Mona dengan tidak terima.
"Apa nya yang salah paham Mona, kau tidak lihat Video yang beredar di semua staf kantor, kami jelas-jelas melihatnya bagaimana kau membully Nayma, kau juga membully beberapa orang, kau mendiskriminasi orang-orang karena pamanmu memiliki jabatan tinggi, bukankah itu keterlaluan??
"Memang benar kan, kalian mendapatkan jabatan itu karena menggoda pak bos??". Ucapnya enteng dan tidak peduli.
Dia lupa jika mereka berada dilobi perusahaan, siapa saja bisa mendengar keributan itu termasuk bos mereka.
"Jangan bicara sembarangan nona Mona, kamu dan temanmu ini, saya pecat sekarang juga, silahkan ambil pesangon kalian". Suara bariton terdengar menggema di ruangan mereka.
Mereka mengalihkan pandangan ke sumber suara, mereka menelan salivanya dengan sukar melihat bos mereka yang datang dengan wajah memerah karena emosi.
Apalagi Mona dan temannya yang berbicara seenaknya, mereka sekarang dalam masalah besar karena bicara sembarangan.
"Saya akan memperkarakan kau ke jalur hukum karena sudah membuat fitnah dikantor saya, saya mencintai istri saya dan kau malah mengatakan saya bermain dengan mereka dan memberikan mereka jabatan tinggi, harusnya kau berkaca, kau ini masuk jalur orang dalam, tanpa prestasi makanya jabatanmu hanya seperti ini tidak berkembang, jaga bicaramu". Suara teriakan dan luapan amarah itu menggema.
Keduanya menatap bos mereka dengan ketakutan, mereka tidak menyangka jika bosnya akan datang secepat ini, biasanya datang agak siang.
" saya minta maaf pak, jangan perkarakan saya kepolisi, saya minta maaf". Ucap Mona ketakutan sambil memohon.
"Kami mohon pak, maafkan kami, kami tidak akan melakukannya lagi, jangan pecat kami".
"Pergi kalian berdua dari perusahaan saya, kalian saya pecat dengan tidak hormat, HRD buatkan surat mereka dan pastikan perusahaan lain tahu kalau mereka dipecat karena menyebar fitnah". Ucap nya langsung meninggalkan mereka semua.
Mereka berusaha mengejar bos mereka untuk meminta maaf, mereka tak ingin dipecat apalagi dengan tidak hormat
"Rasain, memang enak, makanya jadi orang jangan suka menyebarkan Fitnah, kena batunya kan?? ". Ucap mereka melihat Mona dan temannya berlari mengajar bos mereka
Nayma yang berada di tangga kantornya hanya menatap mereka dari kejauhan, dia tidak berminat untuk mendekat dan ikut acara pertengkaran itu, baginya itu tidak penting, walaupun dia yang dijadikan bahan untuk berdebat. Dia tidak perduli
"Kamu yang menyebarkan video itu Ra?? Tanyanya pelan.
Menatap sahabatnya dengan tatapan menyelidik, dia tahu jika pasti ulah sahabatnya.
"Iya aku yang menyebarkan video itu, aku capek, dia selalu membully orang-orang, saking seringnya sampai orang yang dia bully malah keluar dari perusahaan padahal orang itu sangat berkompeten memajukan perusahaan, bukankah itu tindakan keterlaluan".
"Benar juga yang kamu katakan, itu tindakan yang keterlaluan, aku tidak menyangka, dia membully orang dengan sadis seperti itu". Nayma menggelengkan kepalanya kemudian menghela nafas.
"Ya, aku sudah muak dengan orang seperti mereka, bayangkan saja, jika semua orang berkompeten dia bully dan memilih ke luar dari perusahaan dan memilih bekerja dengan perusahaan saingan kita, perusahaan akan rugi, lebih baik mereka yang keluar".
"Terserah saja sih, aku tidak mau ikut-ikutan, karena aku tidak tahu menahu soal itu, jika nanti mereka mencari gara-gara padaku gara-gara hal ini maka mereka akan menerima akibatnya".
"Kamu benar, semoga saja mereka menjadi orang yang lebih baik diluar sana yang penting bukan disini". Tiara menghindikkan bahunya tidak peduli
Nayma naik ke ruangannya karena jam menunjukkan jam untuk bekerja, daripada memusingi urusan orang lain, lebih baik dia bekerja lebih baik.
Drt. drt.. Bram Is calling.
Nayma menarik Nafasnya dalam-dalam karena dia tahu Bram pasti akan menanyakann kabar yang terjadi.
"Hay Nay, kamu baik-baik saja, aku lihat video yang beredar di kantor mu tadi". Ucap Bram dengan nada khawatir.
Dia menerima video dari Temannya yang bekerja diperusahaan Nayma, itu sebabnya dia tahu yang terjadi.
"Tenang saja, aku baik-baik saja, santai saja". Ucap Nayma dengan enteng.
"Kamu ini Nay, bisa-bisanya kamu santai saja padahal mereka mem bully kamu". Bram bertanya dengan pikiran tidak habis pikir
"Ya terus aku harus ngapain Bram, masa aku mau mencak-mencak dan cakar mereka, tidak etis banget, kurang kerjaan lagi, biarin ajalah mereka melakukan apa yang penting mereka tidak melakukan tindakan kriminal padaku". Jawab Nayma dengan enteng.
"Kamu memang beda Nay, aku suka gaya kamu". Bram tertawa keras mendengar kata-kata Nayma barusan.
Dia semakin mengagumi pribadi sahabatnya ini. Sejak dulu memang Nayma tipe orang masa bodoh, tapi jangan pernah mengusik harga dirinya apalagi memukulnya, dia tidak akan tinggal diam.
"Ya sudah, kita makan siang bareng nanti yah, di restoran Aini aja, katanya ada yang ingin dia sampaikan sama kita, mau nggak?? ". Tanyanya dengan lembut.
"Boleh deh Bram, kita Jarang-jarang makan bersama, aku ajak Tiara juga deh". Ucapnya dengan pelan
"Oh, sahabat kamu yang di kantor itu kan, ajak saja sekalian??
"Iya, aku akan ajak dia sekalian suaminya, tidak apa-apa kan??". Tanya Nayma meminta persetujuan.
"Tentu boleh Nay, kan dia sahabat kamu, Seperti nya kamu ingin merayakan sesuatu, apa itu Nay?? Bram sangat penasaran karena tidak biasanya Nayma mengajak mereka makan bersama seperti ini kecuali ada acara.
"Oh itu, aku hanya ingin merayakan kenaikan jabatan ku, aku akan ajak makan siang beberapa orang sekalian traktir kalian, gimana mau nggak".
"Wah selamat yah, kamu memang cocok naik jabatan, ya sudah aku tunggu yah, mau aku jemput??
"Tidak usah, aku akan pergi sendiri saja, tidak apa-apa kan??, kasian kamu nya kalau bolak-balik". Tolaknya secara halus
"Ya udah deh, aku tunggu kamu saja disana sekalian ngobrol dengan Aini, kamu hati-hati yah". Ucapnya Mengalah
"Iya, kamu juga".
"Aku tutup yah, kita ketemu disana nanti".
" oke".
Siang harinya mereka sudah berkumpul di restoran sahabat Nayma bersama dengan teman-teman lainnya, mereka saling berkenalan.
"Loh bukannya anda pak Bram dari perusahaan yang tengah bekerja sama dengan perusahaan kami?? ". Ucap Suami Tiara
"Benar, saya Bram calon Nayma yang baru". Ucapnya memperkenalkan diri". Dengan senyum menggoda Nayma.
"Apasih kamu Bram, sembarangan saja, jangan dengarkan dia".
"Ya Nay, katanya kamu mau membuka hati".
"Bram". Tegurnya pelan.
"Iya-iya tidak lagi". Ucap Bram dengan cemberut
bahkan semuanya dilakukan hidup rumahtangga anaknya jadi berantakan....
sampai anknya sendiri sudah lelah hidup dengan ibunya selalu saja diatur...
apakah tyo masih berlanjut kerja diperusahaan pak bram ?
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.