Aku yang menyimpan setiap cerita dalam diamku. menuangkan setiap rasa pada pena didalam kertas putihku. Aku yang takut kamu tahu, meski aku ingin kamu melihat aku yang menyimpan rasa kepadamu. Sampai kapan aku harus menunggu atau menyimpannya dalam diamku dan merelakanmu bahagia atas rasa dihatimu.
setiap hari dipinggir danau ini aku menunggunya.. ditemani gitar tua peninggalan ayah, yang selalu mengiringi suaraku dan dia saat bernyanyi..
ibarat kaca hatiku telah pecah berkeping-keping .. seperti petir yang menyambar disiang hari .. saat mendengar ceritanya .. dia yang mencintai sseorang dan itu bukan aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Uswatun Khasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Masalalu yang tetap ada dalam ingatan
Aku menikmati Es timun hijau yang ku buat bersama dengan Reska, di pinggir kolam renang. Sambil mencelupkan kaki.
"reska mana ?" Tanya Arfan.
"ngga tau. Kalo ngga diruang tamu paling ke kamar." Jawabku sambil mengaduk gelas.
"sayang. Maaf banget kalo aku ikut campur sama urusan kamu." Ucap Arfan.
Aku mulai serius menatap dan mendengarkannya.
"kenapa ?" Tanyaku.
"laury, kamu itu kan sekarang memasuki usia remaja menuju dewasa. Kamu perempuan, cantik. Aku rasa, kayanya kurang pantas kalau kamu membebaskan laki-laki masuk ke kamar kamu. Karena ruang itu kan ruang privasi kamu." Jelas Arfan.
"aku ngomong kaya gini, bukan karena cemburu. Tapi memang sebaiknya, kamu ngga membebaskan reska lagi untuk keluar masuk kamar kamu." Lanjutnya.
Aku mencerna ucapannya, dia memang mengatakannya dengan hati-hati bukan karena kecemburuannya.
"ya.. Nanti aku akan coba perlahan ya. Aku akan kunci pintu kamar aku mulai sekarang." Ucapku.
"aku juga akan pelan-pelan menjelaskannya ke reska. Terima kasih ya, sayang." Lanjutku.
"oh iya, nanti malam aku ada kumpul sama temen-temen. Kamu mau ikut ?" Tanyanya.
"emh .. " Aku terdiam berfikir.
"kamu akan tau gimana genk motor aku. Dan itu ngga seperti yang kamu khawatirkan." Ucap Arfan.
"tapi aku ngga akan memaksa kamu kalau kamu belum siap. Ngga apa-apa, pelan-pelan ajah. Kapan pun kamu siap , aku akan kenalin kamu ke temen-temen aku." Jelasnya.
"okey. Aku kabarin kamu malam nanti ya." Ucapku.
"arfan.." Ucapku lembut.
"apa sebelumnya kamu pernah mencintai seseorang ?" Tanyaku yang tiba-tiba penasaran.
Arfan terdiam menatapku, lalu tertunduk memainkan bibir gelas dengan jarinya. Wajahnya terlihat tenang, namun aku tahu dia seperti tidak ingin mengingatnya lagi.
"mmh.. Ngga apa-apa kalo kamu ngga mau jawab." Ucapku.
Dia tersenyum mengangkat wajahnya.
"pernah."
Aku terdiam menantikan kelanjutannya.
"aku pernah sangat mencintai seseorang. Aku pernah merasa sakit hati karena dia pergi tanpa pamit. Kisah cinta aku dengan dia, dimulai seperti persahabatan kamu dengan reska." Jelasnya.
"dia ninggalin kamu gitu ajah ?" Tanyaku.
"aku mohon sama kamu, jangan pernah ngelakuin hal yang sama. Aku ngga apa-apa kamu marah-marah sama aku, kamu mau pukul aku, tampar aku." Ucapnya.
"tapi jangan diemin aku, jangan menghilang tanpa kabar." Lanjutnya.
Dia menggenggam tanganku, kuat. Dia menatapku dengan dalam.
"meskipun aku ingin lupa, masa lalu akan tetap ada dalam ingatan dan menjadi kenangan. Tapi saat ini dan kedepannya, kisah cinta aku tertulis bersama kamu. Jangan pernah takut, aku akan selalu berpihak di kamu. Percaya diri, aku akan mendahulukan kamu meskipun suatu saat dia hadir di hadapan aku." Jelasnya.
Aku memeluknya. Berharap rasa sakit itu berubah menjadi ketenangan dalam pelukanku.
"Arfan, sama seperti halnya kamu. Meskipun reska selalu ada, tapi saat ini hati aku tertata untuk kamu. Kamu ngga boleh takut, kamu harus percaya diri untuk memiliki aku." Ucapku padanya.
Libur kenaikan kelas telah tiba. Libur panjang yang memisahkanku dengan Arfan. Tidak ada waktu untuk bertemu setiap hari seperti waktu di sekolah. Hanya ada Reska yang datang setiap hari untuk menjemputku dan main kerumahnya bersama dengan mamanya.
Aku menghubungi Arfan melalui telepon genggam, bertukar kabar dan berbagi cerita. Liburannya kali ini, Arfan ikut bersama kedua orang tuanya kota dan juga negara. Mengingat cerita Arfan, aku jadi berfikir. Apakah orang tua nya dapat menerima kehadiranku ?
Apalagi perempuan yang sempat membersamai Arfan adalah sahabat baiknya. Pastinya orang tuanya juga telah mengenalnya dengan baik, seperti orang tua Reska yang menerima kehadiranku.
"wey , ngapain lo bengong - bengong gitu ?" Tanya Reska yang membawa segelas jus buah untukku di halaman belakang.
"lagi mikir ajah." Jawabku.
"mikirin gue ?" Tanyanya.
"ngapain lo dipikirin. Orang ada di depan mata." Balasku.
"oh jadi maksud lo, lo lagi mikirin orang yang ngga ada didepan mata lo ?" Ucapnya.
Aku tak menanggapinya.
"mama mana ?" Tanyaku.
"belanja." Jawabnya.
"ko lo ngga ikut ? Ngga bantuin ?" Tanyaku.
"ngga. Disuruh nemenin lo ajah." Jawabnya.
"iiiihh .. Ayo susulin, kasian tau sendirian." Ucapku sambil berdiri.
"ngapain ? Mama nyuruhnya gue nemenin lo disini." Ucap Reska sambil menarik pergelangan tanganku.
Aku kembali duduk, perlahan dan mengambil gelas yang ku letakkan dimeja.
"res.."
"hem.. ?" Dia melirik ke arahku sambil menyedot minumannya.
"lo menghargai hubungan yang lagi gue jalin kan?" Tanyaku sambil menunduk.
Dia terdiam dan menaruh gelas yang dipegangnya, lalu berjalan kearahku dan berlutut dihadapanku sambil ikut melingkari tanganku yang sedang menggenggam gelas.
"dimana lo temuin gue ngga menghargai hubungan lo sama arfan ?" Tanyanya.
Aku tak bisa menjawabnya meskipun aku memiliki apa yang ingin ku katakan. Aku hanya menggelengkan kepala sambil menatapnya.
"kenapa lo ngga balik lagi sama kiky ? Bukannya waktu itu lo bilang, dia orang yang lo suka ?" Tanyaku.
"ges ? Lo nyuruh gue balik sama kiky karna lo takut gue mengganggu hubungan lo ?" Tanyanya.
"ngga gitu, res."
"ges, dengerin gue !. Sampai kapanpun lo adalah orang yang gue sayang, gue akan selalu ngejagain lo, ngga peduli lo sedang menjalin hubungan dengan siapapun. Gue hanya berusaha menjalankan amanat dari nyokap - bokap lo. Gue hanya memastikan lo aman dan baik-baik saja." Jelasnya.
"Gue ngga bermaksud mengganggu hubungan lo dengan arfan. Gue cuma ngga mau kehilangan lo dan gue ngga mau lo ngerasa gue jauh dari lo. Siapapun itu, kalo lo merasa dia baik dan lo nyaman bersama dia. Silahkan. Gue menghargai keputusan lo." Ucap Reska.
Aku tak bisa menahannya, aku memeluknya sambil meneteskan air mata. Dia membalas pelukanku dengan erat sambil mengusap rambutku.
"gue akan mencari perempuan, yang bisa menerima hubungan pertemanan kita, yang bisa nerima kedekatan gue sama lo tanpa rasa cemburu. Yang bisa menghargai persahabatan kita." Ucapnya.
Aku melepas pelukannya dan menghapus air mataku.
"sorry, ya res." Ucapku.
Dia hanya terdiam dan bangkit kembali duduk ditempatnya.
"gue ke kamar dulu ya sebentar." Ucapnya.
Aku tetap menungunya di halaman belakang sambil memainkan ponselku. Hanya sekedar melihat sosial media dan membuka galeri, melihat-lihat foto ku bersama Reska. Jika dingat, aku belum memiliki satu foto pun bersama dengan Arfan. Setelah ini, aku ingin memiliki foto bersama dengannya. Kira-kira sedang apa dia saat ini disana ?
