Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Pangeran Jun membawa Putri Lie menuju ke tempat pemandian yang sudah di siapkan oleh Mei. Tanpa banyak tanya lagi Pangeran Jun menurunkan istrinya dan mencoba untuk melepaskan pakaian Putri Lie.
Sontak saja Putri Lie mendorong Pangeran Jun yang sudah menyentuh pakaiannya karena ia masih merwsa malu. Pangeran Jun hanya memandang Putri Lie dengan mengangkat sebelah alisnya pertanda ia bertanya.
"Aku bisa melakukannya sendiri, sebaiknya kamu keluar saja" gugup Putri Lie, Pangeran Jun yang mendengar suara gugup Permasurinya hanya tersenyum dan kembali mendekat.
"Tenanglah istriku, aku ini suamimu dan aku sudah pernah melihat tubuhmu jadi tidak usah malu" kata Pangeran Jun santai kembali ingin melanjutkan aksinya, namun ditahan lagi oleh Putri Lie
"Tunggu aku di luar suamiku, ini tidak akan lama atau aku akan pergi keluar" ancam Putri Lie
"Baiklah kamu menang aku akan keluar sekarang" Pangeran Jun keluar dari tempat pemandian denagn kesal.
Namun tiba-tiba langkahnya terhenti karena ia mendapatkan sebuah ide bagus dan itu membuatnya tersenyum nakal menatap pintu pemandian. Putri Lie yang sudah berendam di buat sangat terkejut dengan kehadiran Pangeran Jun yang ikut masuk kedalam air hanya menggunakan celana pendek dan menampakkan perutnya yang seperti roti sobek delapan buah.
Putri Lie sangat terkesima dengan bentuk perut suaminya yang indah hingga ia tidak mampu berkedip melihat pemandangan di depan mata yang sangat sayang untuk di lewatkan.
Pangeran Jun yang masih berdiri hanya dapat melihat tingkah istrinya yang tengah menikmati pemandangannya dengan senyuman jahil. Ia duduk dan menempelkan tubuhnya dengan tubuh Putri Lie yang tiba-tiba menegang kerena ia tidak hanya dekat tapi juga memeluknya erat.
Mata Putri Lie yang masih melotot karena rasa kaget yang masih menguasainya justru semakin membuatnya terlihat lucu dan imut hingga Pangeran Jun gemas dan menggigit pipinya yang bulat.
Spontan saja Putri Lie berteriak karena pipinya sakit setelah di gigit, bahkan teriakannya terdengar oleh beberapa pelayan yang menunggu diluar pemandian. Mereka yang mendengar teriakan tersebut sempat khawatir dan hampir masuk, tetapi Mei menghalangi mereka agar tidak mendapat amarah dari tuannya yang galak dan mengerikan.
"Apa yang terjadi pada Permaisuri? ayo kita lihat" kata seorang pelayan
"Jangan! di dalam ada Yang Mulia Pangeran jika kita masuk justru akan mendapat masalah" cegah Mei
"Benarkah Yang Mulia juga di dalam?" tanya yang lain dan di jawab anggukan oleh Mei
"Kedua tuan kita sangat romantis ya, aku jadi ingin menikah juga" sambung pelayan satunya
"Iya tuan kita sangat romantis, bahkan aku saja terkadang sampai terbawa perasaan" kata Mei menggenggam kedua tangannya di dada. Pelayan lain yang mendengar ucapan Mei jadi ikut senang karena keharmonisan tuan rumah mereka, itu artinya mereka harus merawat Permaisuri agar lebih cantik dan terawat lagi.
Sementara di dalam pemandian, Pangeran Jun langsung membungkam mulut istrinya agar berhenti berteriak, ia takut jika ada yang mendengar lalu mengira terjadi sesuatu yang membahayakan dan masuk kedalam.
Pangeran Jun tidak ingin jika tubuh istrinya dilihat orang lain selain dia karena itu hanya miliknya seorang saja.
"Diamlah, apa kamu ingin pelayan masuk dengan pengawal dan melihat kita seperti ini?" tanya Pangeran Jun
"Kenapa kamu menggigit pipiku? itu sakit tahu" ketus Putri Lie setelah menurunkan tangan suaminya
"Pipi kamu lembut dan berisi seperti makanan, jadi ya aku gigit saja" jawab Pangeran Jun santai.
Putri Lie yang mendengar jawaban dari suaminya jadi merasa kesal dan memilih menjauh karena tidak ingin kenyamanannya berendam terganggu, namun bukannya berpindah ia justru jatuh di pelukan nyaman suaminya hingga punggungnya menempel pada dada berotot sang suami.
"Tenanglah sayang, aku hanya ingin memelukmu dan menikmati waktu kita berdua karena tiga hari lagi aku akan pergi" kata Pangeran Jun memeluk erat sang istri.
"Kamu akan pergi kemana?" tanya Putri Lie
"Aku mendapat tugas ke Selatan, di sana ada sebuah desa yang sedang kekeringan" jawab Pangeran Jun
"Ayahanda yang memintamu ke sana!" tebak Putri Lie
"Siapa lagi yang bisa memberi suamimu ini perintah selain Raja?" seru Pangeran Jun.
"Bilang saja tugas negara karena hanya itu yang dapat menggerakkanmu, jika hanya Raja atau orang lain kamu tidak mungkin mau di perintah" ucap Putri Lie
"Tidak juga, jika aku hanya akan bergerak karena tugas negara lalu mengapa kita menikah?" tanya Pangeran Jun
"Tidak tahu, mungkin karena pertemanan otang tua kita" jawab Putri Lie
"Salah sayang, kita menikah karena ayahanda sudah melamarmu untukku sejak kecil dan beliau juga bilang jika kamu gadis pilihanku sejak kecil" Pangeran Jun sedikit memikirkan ucapannya yang terasa seperti ada sesuatu di baliknya.
Lama tidak ada reapon dari sang istri, Pangeran Jun sedikit menggeser posisinya dan melihat Putri Lie yang ternyata sudah tidur karena terlalu nyaman dengan usapan lembut pada perutnya yang di berikan Pangeran Jun. Pangeran Jun hanya tersenyum melihat hal yang sudah sering terjadi pada Putri Lie jika ia memeluknya.
Setelah beranjak dari pemandian dan mengeringkan tubuh serta mengenakan jubah mandinya juga Putri Lie, Pangeran Jun yang segera keluar dengan Putri Lie di gendongannya.
Pelayan yang melihat Permaisuri mereka keluar dengan mata terpejam menjadi panik dan khawatir terutama Mei.
"Apa yang terjadi pada Permaisuri, mengapa jadi seperti ini" panik Mei
"Yang Mulia apa yang terjadi pada Permaisuri" sambung lainnya.
"Permaisuri hanya tidur jadi pastikan tidak ada yang mengganggu" kata Pangeran Jun dingin kemudian pergi meninggalkan pelayan yang masih belum paham dengan maksud tuannya.
"Tidur? bukankah tadi Permaisuri berteriak! lalu kenapa sekarang malah tidur?" tanya seorang pelayan bingung dan di angguki yang lain
"Sudahlah, yang penting sekarang menjalankan perintah tuan" ucap Mei menghentikan kebingungan temannya walaupun ia sendiri masih bingung dengam kondisinya tetapi lebih baik segera pergi sebelum ada yang masuk dan mengganggu mereka.
Pangeran Jun membaringkan Putri Lie di kasur setelah mengganti pakaian mereka, lalu ia ikut berbaring bersama istrinya.
"Mimpi indah istriku" ucap Pangeran Jun yang kemudian memeluk dan mengecup kening Putri Lie, lalu segera saja Pangeran Jun juga memejamkan matanya dan tertidur.
Meski banyak hal yang sudah menanti untuk di lewati, dan masa depan yang tentunya tidak mudah di lalu karena setiap hubungan pasti memiliki cobaan masing-masing. Namun mereka percaya akan kekuatan cinta mereka walau belum terucap dengan kata-kata.
Segala halangan dan rintangan harus selalu di hadapi dan masalah harus di selesaikan meski berat dan rumit tetapi itulah ujian mental bagi setiap orang yang melaluinya dan hal tersebut pula akan menjadikan kita orang yang lebih berhati-hati dalam bertindak dan bertutur kata.