Nama: Alethea Novira
Usia saat meninggal: 21 tahun
Kepribadian: Cerdas, sinis, tapi diam-diam berhati lembut
Alethea adalah seorang mahasiswi sastra yang memiliki obsesi aneh pada novel-novel tragis, alethea meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang di kendarai supir nya , bukan nya ke alam baka ia malah justru bertransmigrasi ke novel the love yang ia baca dalam perjalanan sebelum kecelakaan, ia bertransmigrasi ke dalam buku novel menjadi alethea alegria
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agya Faeyza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari ujian terakhir
Keesokan harinya, Alethea sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Hari ini adalah hari ujian terakhirnya, dan suasana pagi terasa sedikit lebih ringan meskipun tetap penuh persiapan. Arvel sudah memanaskan motor di depan rumah, siap mengantar adik perempuannya.
Papa Bram menatap keduanya dari teras, sambil mengingatkan Arvel dengan suara tenang namun tegas.
"Arvel, hati-hati ya boncengin adik mu. Jangan terburu-buru di jalan." ucap papa bram
"Iya, jangan ngebut. Takut adek kenapa-napa ." ucap aryan memperingati arvel
"iya pah , kak aku pasti ingat itu keselamatan lebih penting dari segalanya " . Ucap arvel .
"Nih uang saku, siapa tahu kamu pengin jajan habis ujian." ucap Ares sembari menyelipkan beberapa lembar uang ke tangan alethea.
"Ini Mama bawain sandwich. Buat kalian makan di sekolah nanti, jangan sampai kelaparan." mama Cintya datang dari dapur sambil membawa kotak makanan .
Alethea tersenyum manis, merasa disayang oleh seluruh keluarganya , "makasih mah , kak".ucap Thea
Sedangkan arvel yang melihat kakak sulung nya memberi uang saku kepada alethea, ia pun tak mau kalah meminta pada kakak nya juga ,
" kak, uang saku gue mana masa cuma Thea aja yang di kasih"? . Ucap arvel sambil menyodorkan tangan nya
"nih buat kamu , sekalian buat isi bensin nya". Ucap Ares sembari memberikan uang pada arvel .
"makasih kak, terbaik deh , mah , pah, kak, kami berangkat dulu ya" .
"iya kalian hati-hati di jalan ya". Ucap mama Cintya melihat kedua anak nya .
"siap mah" .
***
Di sebuah ruangan gelap dengan cahaya temaram dari lampu meja, terdengar suara langkah pelan mendekat. Seseorang duduk bersandar di kursi kulit hitam, wajahnya tersembunyi di balik bayangan. Di depannya, berdiri seorang pria berseragam hitam, menunduk penuh hormat. Udara terasa berat, seolah menyimpan rahasia besar.
"Bagaimana... sudah ada perkembangan dari anak itu?" ucap seseorang misterius suara pelan tapi tajam
"Belum banyak, Tuan. Dia masih dalam pengawasan . Dan sekarang ada Beberapa Pengawal bayangan lagi yang dikirim orang tuanya ... dan sepertinya kali ini lebih terlatih, mungkin orang tua nya tak ingin ada sesuatu yang menimpa anak nya lagi setelah kejadian semalam itu tuan , mereka memperketat setiap pergerakan anak itu tuan " ucap anak buah dengan nada hati-hati
"Hmm... mereka tidak akan menjaganya sekuat itu kalau dia bukan sesuatu yang penting." seseorang misterius itu mengangguk pelan
"Ada satu hal, Tuan. Kami menemukan pola. Setiap kali dia keluar rumah, ada dua orang yang selalu mengikuti dari jarak berbeda. Salah satunya nyaris tak terlihat... sangat mungkin itu si pengawal bayangan, di tambah lagi ternyata anak itu juga ternyata jago beladiri tuan." ucap anak buah
"Terus pantau. Tapi jangan sampai mereka sadar. Satu langkah ceroboh, semuanya bisa hancur." ucap seseorang misterius suara nya lebih dingin
"Siap, Tuan. Kami akan tetap berada di balik bayangan." ucap anak buah nya
Orang misterius itu kembali duduk, jari-jarinya mengetuk pelan meja kayu. Matanya menatap tajam ke arah jendela yang mengarah ke kegelapan malam.
"Aku akan menunggu saat yang tepat , disaat mereka mulai lengah baru lah aku akan memulai permainan nya..." bisiknya.
***
Sesampainya di sekolah, Alethea turun dari motor dengan langkah ringan. Udara pagi yang segar dan riuh suara siswa membuat suasana sekolah terasa hidup. Belum sempat ia melepas helm, tiga sosok sudah berlari kecil ke arahnya.
"Thea! Akhirnya kamu datang juga!" ucap friska
"Kami udah nungguin dari tadi, ayo kita bareng ke kelas!" ucap Sasa sambil menggandeng tangan alethea
"Eh, hari ini ujian terakhir, kan? Habis ini kita bebas!" ucap Bianca tersenyum manis
Alethea tertawa kecil sambil melepas helm, lalu menoleh ke arah Arvel yang masih di atas motor. Di area parkir, beberapa murid berdiri berkumpul, namun yang paling mencolok adalah kehadiran beberapa cowok berpakaian kasual namun berwibawa. Mereka bukan siswa biasa—mereka anggota Black Dragon, geng yang cukup disegani di sekolah itu.
Tatapan mata mereka tajam namun tenang, seolah menunggu sesuatu... atau seseorang.
"Black Dragon udah kumpul dari tadi tuh. Kayaknya nungguin Arvel, deh..." ucap Friska berbisik kepada alethea
"Iya, tapi… Bryan nggak kelihatan, ya?"ucap Sasha sambil melihat ke arah anggota black dragon
"Biasanya dia paling depan. tumben banget nggak keliatan." ucap Bianca penasaran
Alethea menatap ke arah parkiran. Memang benar-bryan sendiri yang tak ada . Arvel baru saja turun dari motor dan salah satu anggota Black Dragon mendekatinya untuk berbicara, sementara yang lain tetap berjaga di posisi masing-masing. Tapi Bryan, pemimpin mereka yang biasanya paling menonjol, tak terlihat sama sekali.
Ada sesuatu yang terasa... ganjil.
"kemana bryan? apakah ia jadi pergi keluar negri hari ini ??? Tapi ia tak ada memberi kabar pagi ini ". Ucap alethea dalam hati
"Kak makasih ya , aku duluan sama temen-temen ku , kita duluan ya semua nya" . Ucap alethea kepada arvel dan teman-teman nya arvel .
arvel hanya mengangguk dan teman-teman nya arvel juga mengangguk.
"hati-hati ya Bianca" ucap Rafael tersenyum.
"cieee hati-hati ya hahaha" . Ucap Zyan dengan nada tengil
sementara Bianca hanya mengangguk malu .
"sepertinya akan ada kapal yang akan berlabuh sebentar lagi" . Ucap Sasha dan alethea mengangguk setuju .
"udah ayo cabut" . Ucap Friska sambil menggandeng tangan alethea sembari jalan kedepan .
"woy tungguin kita , kita ketinggalan" . Ucap Bianca .
"lelet". Ucap Friska datar
Bianca dan Sasha pun menyusul Friska dan alethea dengan berlari kecil .
"eh kalian udah denger kabar belum dari Sherly belum ?" . Tanya Sasha menatap teman-temannya .
" emang kenapa dia?" tanya alethea
"dia kecelakaan katanya di rawat di rumah sakit , dan kondisinya mengenaskan" . Ucap Sasha lagi .
"mungkin itu karma untuk dia karna selalu mengganggu thea Mulu , jadi nya kena karma deh". Ucap Friska dengan nada serius
" iya sepertinya " . Ucap Sasha sembari mengangguk dan Bianca juga mengangguk pertanda setuju .
Sedangkan alethea hanya diam . "sepertinya tak ada plot ini , kenapa Sherly bisa kecelakaan,?? kenapa alur ceritanya bisa melenceng jauh begini ?? Apa karna sekarang yang ada disini dan bukan alethea Alegria yang asli ??? Ucap alethea dalam hati b
Langkah kaki Alethea, Sasha, Friska, dan Bianca terdengar ringan di lorong sekolah yang mulai ramai. Percakapan ringan dan tawa kecil di antara mereka membuat suasana terasa hangat, meski hari ini adalah ujian terakhir. Sesekali mereka saling mengingatkan pelajaran, meski lebih banyak senyum daripada stres.
Setibanya di kelas, mereka segera mengambil tempat duduk masing-masing. Alethea duduk di bangku dekat jendela, tempat favoritnya. Sinar matahari pagi menyelinap masuk, menciptakan cahaya lembut di dalam ruangan.
"Semoga soal hari ini gampang, ya..." ucap Sasha berbisik
"Yang penting kita udah belajar semalam. Bismillah aja!" ucap Friska tersenyum samar
"Kamu siap, Thea?" tanya bianca
"Tentu , aku selalu siap dalam menghadapi berbagai rintangan termasuk dalam ujian terakhir ini" . Ucap Thea tersenyum
Tak lama kemudian, suara bel sekolah berdentang, nyaring namun familiar. Semua percakapan terhenti. Siswa-siswi duduk tegap di tempatnya masing-masing. Guru pengawas masuk membawa tumpukan kertas soal, suasana langsung berubah menjadi tenang dan penuh konsentrasi.
Kertas soal dibagikan satu per satu. Alethea menatap lembar di depannya, menarik napas pelan, lalu mulai membaca soal dengan tenang.
Di luar, suara burung dan angin sepoi-sepoi menemani pagi yang tenang. Di dalam kelas, hanya suara pensil dan pena yang menari di atas kertas.
Ujian pun dimulai.
Tpi saya mw sedikit berkomentar, saya membaca novel kk karna tertarik membaca sinopsisnya.
Tapi menurut saya, percakapan ringannya terlalu banyak, membuat pembaca cepat bosan. Coba kakak kurangi percakapan2nya, tpi lebih menggambarkannya aja dan alur konfliknya buat lebih dalam kata2nya.
Terus penggambaran tokohnya agak kurang menjalankan perannya. seperti papa bram( kaya, hebat, punya banyak pengawal) tpi knapa anaknya kurang terjaga, gk ada pengawal yg memantauan dari dekat/jauh.
Arvel ( berjanji mau jaga adeknya di sekolah) tpi gk tw adek tersesat, pergi menyelatkan Aliando.
Gitu aja sih thor, semoga kedepannya lebih bagus, dan mohon jangan tersinggung dengan komentar saya.😊