Seorang dokter muda yang idealis terjebak dalam dunia mafia setelah tanpa sadar menyelamatkan nyawa seorang bos mafia yang terluka parah.
Saat hubungan mereka semakin dekat, sang dokter harus memilih antara kewajibannya atau cinta yang mulai tumbuh dalam kehidupan sang bos mafia yang selalu membawanya ke dalam bahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Malam itu, Rafael, Liana, dan Luca tiba di sebuah desa terpencil yang tersembunyi di balik pegunungan. Desa itu tampak sepi, hanya ada beberapa rumah kayu tua dengan cahaya lampu minyak yang remang-remang. Nafas mereka masih terengah-engah setelah perjalanan panjang melintasi hutan dan sungai kecil untuk menghindari kejaran Adrian dan anak buahnya.
Setelah memastikan tidak ada yang mengikuti mereka, Rafael mengetuk pintu salah satu rumah yang tampak cukup kokoh. Seorang lelaki tua berambut putih dengan mata penuh kewaspadaan membukakan pintu. “Kami butuh tempat untuk beristirahat,” kata Rafael dengan suara lelah namun tegas.
Lelaki tua itu menatap mereka tajam, lalu mengangguk pelan. “Masuklah, kalian aman di sini,” katanya seraya membuka pintu lebih lebar.
Begitu mereka masuk, Liana langsung duduk di kursi kayu sambil memijat pelipisnya. Luka di lengannya masih terasa perih meski sudah dibalut dengan perban yang diberikan Elias sebelumnya. Luca duduk di sampingnya, sementara Rafael berdiri di dekat jendela, mengamati suasana di luar.
“Kita harus segera menyusun rencana,” ujar Rafael. “Bukti kejahatan Adrian sudah ada di tangan kita. Sekarang saatnya menyebarkannya ke publik.”
Luca mengeluarkan beberapa dokumen yang mereka ambil dari akar hitam. Di dalamnya terdapat bukti kejahatan Adrian, termasuk transaksi ilegal, daftar nama pejabat yang disuap, serta catatan bisnis gelap yang selama ini ia jalankan.
Liana menatap dokumen-dokumen itu dengan penuh tekad. “Kita harus memastikan bukti ini sampai ke tangan orang yang tepat. Jika kita bisa menyebarkannya secara luas, Adrian tidak akan punya tempat untuk bersembunyi.”
Mereka mulai bekerja sepanjang malam. Luca menghubungi beberapa kontak rahasia yang bisa membantu menyebarkan informasi ini ke media dan pihak berwenang. Liana menulis laporan singkat yang bisa langsung dibaca oleh publik, sementara Rafael memastikan mereka tetap waspada.
Pagi harinya, dunia diguncang oleh berita besar. Semua media memberitakan kejahatan Adrian. Foto-foto bukti kejahatannya tersebar luas, membuat banyak pihak mulai mengambil tindakan. Beberapa orang kepercayaannya ditangkap, bisnisnya mengalami kejatuhan drastis, dan para pejabat yang dulu melindunginya mulai mundur satu per satu.
Di tempat persembunyiannya, Adrian mengamuk. Ia membanting gelas ke dinding, membuat pecahan kaca berserakan di lantai. “SIAPA YANG MELAKUKAN INI?” raung nya dengan kemarahan membara.
Anak buahnya hanya bisa terdiam, tak berani menjawab. Mereka tahu bahwa pemimpin mereka sedang berada di ambang kehancuran.
Adrian berjalan mondar-mandir dengan wajah penuh amarah. Ia mencoba menghubungi kontaknya di kepolisian, tetapi tak ada yang berani membantunya lagi. Bisnisnya sedang runtuh, dan ia tidak bisa menghentikannya.
“Temukan mereka! Aku tidak peduli bagaimana caranya, cari tahu di mana mereka bersembunyi!” perintahnya dengan suara tajam.
Namun, meskipun Adrian telah mengerahkan semua orangnya, ia tetap tidak bisa menemukan keberadaan Rafael, Liana, dan Luca. Seolah mereka telah lenyap begitu saja dari dunia.
Kembali ke desa terpencil, Rafael dan yang lainnya mendengarkan berita di radio tua milik lelaki tua yang menampung mereka. Liana menghela napas lega saat mendengar bahwa kejahatan Adrian akhirnya terungkap sepenuhnya. Namun, mereka tahu ini belum berakhir.
“Kita sudah memukulnya, tapi dia belum tumbang sepenuhnya,” kata Rafael dengan suara rendah.
Liana menatapnya dengan serius. “Aku ingin memastikan dia benar-benar hancur. Aku ingin melihatnya membayar atas semua yang telah dia lakukan.”
Rafael mengangguk. “Dan kita akan melakukannya. Tapi kita harus berhati-hati. Dia pasti akan melakukan apa saja untuk membalas dendam.”
menguras emosi dan memacu adrenalin. 🫰