Season 1.
Kisah cinta antara bangsawan buta dengan seorang pelayan.
Alex Smith, seorang bangsawan raya yang mengalami kebutaan karena kecelakaan. Sialnya lagi, ia ditinggalkan oleh calon istrinya yang tidak mau menerima keadaan Alex.
Pada akhirnya, Alex menikah dengan Kinara Lee, seorang pelayan biasa yang menjadi pengantin pengganti. Kinara rela menikah dengan laki-laki yang tak mencintainya hanya karena tawaran yang menggiurkan.
Namun, benarkah hanya itu alasan mereka untuk menikah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biru Samudera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Benji
“Pasti karena menabrak mobil tadi,” ujar Kinara sambil menunjuk kap mobil Benji yang mengeluarkan asap.
Benji mengangguk. “Sepertinya benturannya cukup kuat.”
“Ikutlah dengan kami,” ajak Kinara pada Benji, “Aku ingin berterima kasih padamu secara layak.”
Benji tampak ragu-ragu, ia menoleh ke arah limousin yang berada di balik tubuhnya. “Itu ....”
“Ah, itu calon suamiku. Ayo, kukenalkan padanya,” ajak Kinara.
Benji terlihat ingin menolak, tapi Kinara sudah menarik tangannya ke arah mobil hitam itu.
“Tuan, kenalkan, ini Benji, pria yang menyelamatkan saya tadi,” ujar Kinara pada Alex.
Alex Smith hanya menjawab dengan dengkusan dan gumaman tidak jelas.
“Tuan?” tanya Benji, merasa heran, “Yang mana calon suamimu?”
“I-itu, d-dia calon suamiku.” Kinara tergagap. Ia menoleh pada tuan muda Smith, mencoba menebak raut wajah pria itu. Apakah tuan mudanya itu marah jika ia menyatakan hubungan mereka?
“Calon suami? Kau memanggil calon suamimu dengan sebutan tuan?” Kening Benji berkerut dalam.
“Itu ... akan kuceritakan di lain waktu. Sekarang, maukah kamu ikut ke kediaman kami?” tanya Kinara.
“Bagaimana dengan ....” Benji menunjuk ke arah Alex dengan dagunya. Rambut pendeknya yang lurus bergerak pelan, menjuntai menutupi mata kanan. Pria itu mengangkat tangan untuk menyugar rambutnya, lalu kembali bersedekap.
“Tuan muda Smith pasti tidak akan keberatan. Bukan begitu, Tuan?”
“Masuklah,” jawab Alex, “Keluarga Smith patut mengucapkan terima kasih padamu secara langsung.”
Benji menatap Kinara dan Alex bergantian, merasa ganjil melihat interaksi antara dua orang calon pengantin yang terlihat asing satu sama lain itu. Ada banyak pertanyaan yang terlontar dari sorot matanya. Kinara membuang muka, berpura-pura tidak melihat raut wajah Benji.
“Tenang saja, orang-orangku akan mengurus mobilmu,” kata Billy ketika melihat Benji menoleh ke arah mobil Jeep-nya.
Benji membuka mulutnya, hendak mengatakan sesuatu, tapi ia urungkan. “Baik,” ujarnya, lalu masuk ke dalam mobil itu ketika salah satu bodyguard membukakan pintu.
Kinara pun masuk setelah Benji menemukan tempat duduknya. Gadis itu kembali duduk di samping Alex Smith. Ternyata posisi duduk itu kebetulan membuatnya harus berhadapan langsung dengan Benji. Mata Kinara memicing, ia mencondongkan wajah ke arah Benji.
“Tanganmu terluka?”
Kinara meraih tangan kiri Benji, tampak goresan yang cukup dalam di dekat pergelangan tangan pria itu. Bekas darahnya sudah mulai mengering. Pantas saja Kinara tidak langsung menyadarinya.
“Hanya tergores,” jawab Benji, menarik kembali tangannya.
“Maafkan aku, karena aku, tanganmu–“
“Tidak apa-apa, hanya luka kecil.”
Billy menoleh dari kursi depan, lalu bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, “Sebenarnya, apa yang terjadi tadi?”
“Nona Kinara belum cerita?” Benji balik bertanya yang dijawab oleh gelengan kepala dari Billy.
“Tadi, ada sebuah mobil ranger hitam yang melaju kencang ke arah Nona Kinara. Sepertinya sengaja, pria itu memang mengincarnya, karena ketika aku berhasil menabrak mobil itu dan menggagalkan tabrakan yang akan terjadi, pengemudinya keluar dengan menggenggam pistol semi otomatis, diarahkan langsung pada Nona Kinara,” jelas Benji.
“Apa?!” teriak Alex dan Biily bersamaan.
Kedua tangan Alex terkepal erat. Lagi-lagi, ia merasa sangat tidak berguna. Meskipun tidak–atau mungkin belum–mencintai Kinara, sebagai seorang pria, ia merasa gagal melindungi wanitanya.
“Apa ada yang terluka?” tanya Alex.
“Tidak. Hanya sedikit terkejut,” jawab Kinara.
“Kau mengenali ciri-ciri pelaku?” selidik Alex lagi. Ini adalah percobaan pembunuhan Kinara yang kedua. Siapa pun yang menyewa para pembunuh bayaran ini, pasti tidak main-main.
“Tidak. Tapi saya ingat plat mobilnya. J 123 NS.”
“Billy,” ujar Alex.
“Aku mengerti,” jawab Billy. Ia mencatat informasi itu dan langsung mengirimkannya pada orang-orang kepercayaannya.
“Ah, sudah hampir sampai,” sela Kinara saat melihat puncak The Spring Mountain berkilau dari atas bukit.
Gadis itu menoleh sambil tersenyum pada Benji. Senyuman itu hilang saat Benji seakan tak mendengar perkataannya dan terlihat fokus menatap keluar, tepat ke arah The Spring Mountain. Billy pun melihat sikap Benji itu sekilas. Hanya beberapa detik, lalu raut wajah pria berparas oriental itu kembali seperti semula.
“Tak kusangka, kediaman keluarga Smith yang tersohor itu memang semegah ini.”
Kinara tercengang, menatap Benji dengan sorot menyelidiki. “Kamu mengenal keluarga Smith?”
Benji terkekeh sebelum menjawab, “Di kota ini, bahkan tikus-tikus got pun tahu, siapa itu keluarga Smith.”
“Tapi ada banyak keluarga Smith di kota ini,” balas Kinara.
“Dan hanya satu yang mampu membeli limousin semewah ini.” Benji menatap Alex yang duduk dengan tegak, bagai seorang pangeran dari negeri dongeng. Ia mengakui, bahkan duduk di atas kursi roda pun, pewaris tunggal keluarga Smith itu terlihat sangat kharismatik.
“Aku setuju denganmu,” gumam Kinara. Memang hanya ada satu keluarga Smith yang sekaya ini.
“Bagaimana kau bisa menolong calon istriku?” tanya Alex.
Kinara menatap pria yang duduk di sebelahnya itu. Mengapa intonasi suaranya terdengar sangat posesif ketika menyebutkan kata “calon istri”? Atau, itu hanya perasaannya saja?
Arrgh ....
Akhir-akhir ini, segala sesuatu yang menyangkut tuan muda Smith selalu membuatnya bingung.
“Hanya kebetulan,” jawab Benji,” Aku searah dengan mobil itu, lalu melihatnya melaju tak terkendali ke arah Nona Kinara, meski ia telah membunyikan klakson berkali-kali.”
“Kebetulan yang luar biasa sekali,” kata Alex, “Terima kasih. Untunglah Anda ada di sana pada saat yang tepat.”
Kinara berjengit dan merasa terintimidasi, padahal jelas-jelas yang diucapkan oleh tuan muda Smith adalah ucapan terima kasih, meski dengan nada sarkas yang menjadi andalannya itu.
“Sudah sampai,” ucap Kinara, memecahkan kebekuan di anatar dua orang pria di dekatnya yang semakin meningkat. Ia rasa, jika berada sedikit lebih lama lagi dalam limousin itu, dua pria itu akan bisa saling menyerang dengan aura yang mereka pancarkan. Menyeramkan.
Supir menepikan mobil tepat di depan pintu masuk. Bodyguard membukakan pintu. Billy turun lebih dulu, disusul Benji. Kinara baru saja bangkit dari tempat duduknya saat sebuah tangan sekokoh besi menjegal lengannya.
“Berhati-hatilah dengan pria itu,” ujar Alex dengan suara pelan dan dalam.
Kinara terdiam sesaat. Biasanya, ia akan senang sekali jika bisa membantah tuan muda yang sombong itu. Namun kali ini, entah mengapa ia sependapat dengan tuan mudanya. Atau mungkin, ia hanya sedang tidak ingin membantah.
“Saya mengerti,” balas Kinara lalu mendorong kursi roda Alex turun dari mobil.
Billy bergegas membantu Kinara, sementara Benji kembali bersedekap sambil memerhatikan semua gerak-gerik Kinara dengan penuh minat.
“Apa yang terjadi?” Suara nyonya Beatrice yang keras membuyarkan fokus semua orang. Wanita bergaun tosca itu menghampiri Kinara dan meneliti sekujur tubuh gadis itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.
“Apa yang terjadi?” ulang nyonya Beatrice. Ia akhirnya melepaskan Kinara setelah yakin tak ada satu pun bekas luka di tubuh gadis itu.
“Hanya kecelakaan kecil, saya tidak apa-apa, Nyo ... Mom.” Kinara memaksa bibirnya untuk mengulas senyum, meski terlihat kaku.
“Syukurlah.” Nyonya Beatrice menarik napas lega. Ia lalu mengalihkan pandangan pada Benji.
“Ini adalah pria yang menyelamatkan saya tadi,” jelas Kinara tanpa diminta.
“Begitu ....” Nyonya Beatrice menelisik penampilan Benji dengan tajam, lalu sudut bibirnya sedikit terangkat. “Mari, masuk. Kita bicara di dalam.”
***
Alex- Nara cuma di kasi bareng ga sampe 2 th.. Kasian Alex..
ya ampuuun skrg baca lagi, ttp mewek jugaaa😭😭