Cinta Sedingin Es

cindi yang sudah rapi dengan seragamnya,mencoba membuka lemari rafa yang berada didekat ranjangnya.

dia melihat ada berangkas disana.dan mencoba memasukkan pin yang rafa ucapkan dalam mimpinya,ya cindi mengira kehadiaran rafa malam itu hanya mimpi padahal rafa benar-benar datang saat itu.

dan kreekkk...pintu berangkas terbuka. disana ada beberapa dokumen yang mungkin penting bagi rafa,dan ada beberapa kartu ATM serta kartu kredit. cindi mengambil satu buah kartu ATM berwarna gold disana.dan kemudian menutup berangkas itu kembali.

cindi bergegas menuju sekolahnya.dia takut jika ayahnya akan mencarinya kesekolahan.tapi sebelum dia menuju sekolahnya,dia berhenti kesalah satu ATM dan mencairkan sejumlah uang disana.

setelah sampai disekolahan cindi langsung menuju ruang tata usaha untuk mengurus perpindahan sekolahnya.

disisi lain,rafa yang sedang disibukan dengan rapatnya menerima notifikasi dari ponselnya,bahwa telah terjadi penarikan sejumlah uang yang menurut rafa hanya sejumlah kecil yang membuatnya tersenyum bangga, karna dia tahu jika cindi datang keapartemennya.

kembali ke cindi...

setelah menyelesaikan kepindahannya, dia langsung bergegas menuju air port untuk meninggalkan kota kelahirannya. sebelum sampai airport dia terlebih dahulu membeli beberapa pakaian ganti untuk dia bawa, karna mengingat saat dia meninggalkan rumah papanya,dia tidak membawa sehelai baju pun,hanya baju seragamnya yang melekat pada tubuhnya.

bali...adalah kota tujuannya untuk memulai hidup baru,dengan bermodal sisa uang rafa yang ia ambil dari ATM saat itu,dia nekat mempertaruhkan hidupnya dipulau dewata.

setelah mendapatkan sekolah baru,cindi menggunakan sisa uangnya untuk menyewa kontrakan yang dekat dengan sekolahnya.dan untuk bertahan hidup,dia bekerja sebagai tour guide disana.

dengan kemampuannya yang menguasai beberapa bahasa asing,dia dengan mudah mendapatkan pekerjaan ini. dan dengan parasnya yang cantik dia manfaatkan untuk menarik perhatian para tourist.

2 bulan kemudian,rafa baru mengetahui cindi pergi dari kota itu,rafa merasa aliran darahnya berdesir hingga ubun-ubun.dia merasa begitu bodoh dan marah...tapi ingin marah pada siapa? siapa yang harus menerima kemarahannya?dia mengutus semua orangnya untuk mencari dimana keberadaan sang gadis.

"dua bulan lalu dia mencairkan uang, coba kamu cari tahu dimana letak ATM itu!" titahnya kepada ilham yang setelah izin dari si bos,ilham langsung menunaikan perintahnya.

cindi yang masih sibuk dengan para tourist asingnya,ia sering diajak berfoto dengan para klien pria yang mempergunakan jasanya,dan tidak sedikit yang memberinya uang tips sebagai hadiah.

banyak sekali tourist yang sangat kagum dan puas dengan kinerja cindi,selain cantik,pintar,ramah dan juga rajin, tidak sedikit dari mereka yang mengatakan akan kembali lagi dan menginginkan cindi untuk menjadi tour guidenya.

disela-sela kesibukannya,cindi selalu menyempatkan untuk membaca buku pelajarannya agar tidak tertinggal dari pelajaran,ia membayar sekolah dan mencukupi hidupnya sendiri sejak menapakkan kakinya dipulau dewata itu.

"huh...."cindi menghembuskan nafasnya kasar.dan membuang dirinya keatas kasur mini miliknya...dia merasa sangat lelah,harus bekerja dan belajar.kapan ini akan berakhir batinnya.

satu tahun berlalu,entah mengapa cindi merasa menunggu kelulusannya begitu sangat lama,mungkin karna dia merasa tubuhnya hampir tidak kuat menahan beban hidupnya.selama ini cindi tidak pernah bisa tidur dengan tenang,entah apa yan membuatnya seperti itu, dia ingat terakhir kali dia tertidur nyenyak adalah saat dia tidur diapartement rafa.

rafa...satu-satunya nama yang entah dari kapan menghuni hati cindi.

dibali,bukannya tidak ada laki-laki yang mendekatinya,tapi entah sudah berapa banyak hati yang sudah ditolak oleh cindi,dia hanya beralasan untuk tidak ingin pacaran dan hanya ingin fokus kepada masa depannya...ya,masa depan yang ia pilih sampai menentang perintah papanya,dan lihat yang ia pilih kini membuatnya harus berusaha keras untuk mendapatkannya.itulah resiko yang harus cindi tanggung.

sebenarnya kartu ATM rafa masih ada ditangannya,dan tentu itu adalah kartu unlimited bisa saja cindi menggunakan kartu itu untuk mencukupi kebutuhannya, tapi tidak dia lakukan karna dia takut keberadaannya akan diketahui oleh papanya.

usai menerima ijazah tanda kelulusannya,cindi melihat kertas brosur ditangannya UGM I'M COMING... !!!! teriaknya dalam hati.

universitas gajah mada adalah tujuan selanjutnya untuk cindi melanjutkan studynya.

dan kini terbanglah cindi kejogjakarta...

happy reading semua...

mohon kritik dan saran ya...biar author bisa bikin cerita yang lebih menarik dan tidak membuat para readers semua merasa bosan

jangan lupa like nya♡♡♡