Tiara pergi ke kantor catatan sipil menemani bibinya yang akan bercerai dengan suaminya. Siapa sangka seorang pria menarik tangannya dan memperkenalkan dirinya sebagai calon istri pada seorang wanita tua yang berada di sebuah kursi roda.
"Ibu, dia calon istriku. Aku pasti akan menikah lagi, dan memberikan Andrew seorang ibu. Sekarang ibu sudah mau di operasi kan?" tanya pria yang menggenggam erat tangan Tiara.
"Eh, pak ini apa..."
Mata Tiara melebar, pria itu menciumnya. Begitu saja. Lalu berbisik pada Tiara.
"Bekerja samalah dengan ku. Aku akan berikan apapun yang kamu mau!"
"Wah, kalian benar-benar mesra. Baiklah, kalau begitu langsung masuk saja. Ibu baru mau dioperasi kalau kalian sudah dapat sertifikat pernikahan!"
Rahang Tiara nyaris jatuh.
"Me.. menikah? nyonya, aku masih SMA" kata Tiara tergagap.
Pria matang dan dewasa yang menciumnya tadi cukup terkejut.
'Dia masih SMA?' batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Fathir mengantarkan Nicholas dan Will keluar. Dan Fathir hanya bisa menghela nafas saja, para tetangga di pimpin Jubaidah masih ada di depan pagar.
'Aduh, kenapa ibu-ibu ini masih disana? apa mereka tidak punya sesuatu yang dikerjakan di rumahnya?' batin Fathir.
Sementara itu suara klakson motor juga membuat ibu-ibu terkejut.
"Bu, ngapain di depan rumah? mau belanja ya? ayah sama ibu gak datang di rumah, tapi di toko. Sono noh di pasar!" kata Fathan yang turun dari motornya dan membuka pintu gerbang semampainya itu.
"Siapa juga yang mau belanja!" celetuk Jubaidah.
"Fathan, kamu naik jabatan? jadi apa? masih ada lowongan gak disana, anak ibu tuh si Rojak, bisa masuk kerja di perusahaan kamu gak?" tanya salah satu ibu yang sepertinya percaya kalau semua hadiah itu hadiah kenaikan pangkat Fathan.
'Eh, aku naik pangkat? kok aku malah gak tahu kalau aku naik pangkat?' batin Fathan.
Fathan menaiki motornya lagi dan masuk ke dalam rumah.
"Naik pangkat kok masih pakai motor!" celetuk Jubaidah lagi.
"Ye Bu Jubaidah, ibu gak tahu itu milyarder yang punya saham di kripto yang umurnya masih belasan tahun, kemana-mana dia cuma pakai kaos oblong sama jalan kaki tahu!" balas Fathan.
Dan setelah dia memarkir motornya. Fathan melihat sosok yang dia kenal di depan rumahnya.
"Tuan Will!" panggil Fathan yang langsung bersalaman dengan Will dan menunjukkan sikap hormat pada Will.
Bukan hanya ibu-ibu tetangga Seruni saja yang terkejut. Fathir, ayahnya Fathan juga terkejut.
"Fathan, kamu kenal..."
"Tuan Will, wakil direktur utama di perusahaan tempat Fathan kerja, ayah!" jawab Fathan.
Dan ibu-ibu itu pun bubar mendengar hal itu.
"Tuh kan, Bu Jubaidah mah su'udzon saja sama keluarga ibu Seruni. Sudah, sudah masak masak ayo!"
"Iya benar itu bosnya Fathan, Halah ayo bubar!"
"Iya bubar, cucian belum di angkat!"
"Aku mah mau beli sempol gak jadi dari tadi, kirain ada apa? habis belum ya?"
"Besok aku ngobrol sama Bu Seruni lah, siapa tahu Rojak bisa di ajak kerja!"
Jubaidah tentu saja hanya bisa merengut kesal. Mau bagaimana lagi, ternyata itu bosnya Fathan.
Sementara itu Fathan menoleh ke arah Nicholas. Matanya melebar.
"Tuan Nicholas, tu... tuan bagaimana tahu rumah saya?" tanya Fathan terkejut bukan main.
Fathir mengernyitkan alisnya.
"Fathan, tuan Nicholas ini suami adik kamu!"
"Apa??" Fathan hampir pingsan mendengar itu.
"Saya permisi dulu, Tiara istri saya. Tolong perlakukan dia di rumah ini dengan baik!" kata Nicholas yang langsung nyelonong pergi begitu saja.
Dia sudah cukup jengah dengan yang terjadi di tempat ini.
"Saya permisi, tuan Fathir"
Fathir mengangguk, dia baru kali ini di panggil tuan. Rasanya juga masih agak canggung.
Begitu Will dan Nicholas pergi, Fathan yang masih terbengong-bengong di pukul lengannya oleh ayahnya.
Plakk
"Masuk, kita harus bicarakan masalah ini!" kata Fathir.
Fathan pun masuk ke dalam, di ruang tamu. Tiara terlihat duduk bersama Rose. Fathan dengan cepat menghampiri adiknya itu.
"Tiara, itu yang bener? suami kamu yang katanya ATM berjalan itu, tuan Nicholas? Nicholas Martines? Itu mah pemilik Martines Company. Tiara, yang kamu pancing bukan ikan kakap lagi, itu ikan Paus Tiara, Paus!" kaga Fathan yang entah kenapa malah merasa sangat bangga pada adiknya.
Plakk
"Aduh!" Fathan mengusap lengannya yang di pukul sekali lagi oleh ayahnya.
"Jadi kamu sudah tahu adik kamu menikah diam-diam? kenapa gak kasih tahu ayah. Ibu kamu ngamuk itu!"
Fathan terlihat merasa bersalah. Dia hanya mengusap kepalanya dengan canggung.
"Mas, mau gimana lagi? toh Tiara sudah menikah. Dan suaminya tajir melintir mas, bosnya Fathan. Bayangin mas, setelah ini karir Fathan pasti langsung naik drastis mas. Gak ada rem, manjat tinggi gitu! Mas bujuk saja mbak Seruni. Rose tahu, mungkin sekarang mbak Seruni kecewa, marah, tapi coba bujuk lagi mas. Apa mungkin ke depannya nanti Tiara bisa dapat suami yang lebih baik dari Tuan Nicholas itu. Rose pikir tidak mungkin!"
Tiara langsung mengernyitkan keningnya.
'Bibi ini sedang memuji aku, atau sedang menyumpahi aku sih?' batin Tiara.
Rose menyenggol kaki Fathan dengan kakinya.
"Iya ayah, tuan Nicholas itu sudah 12 tahun mendudaa. Tidak ada berita yang aneh tentangnya. Dia bahkan tidak menjalin hubungan dengan siapapun setelah istri pertamanya meninggal. Seperti itu berita yang tersebar di kantor. Dia sepertinya suami yang baik, tidak masalah dia lebih tua. Kan nanti warisannya bisa buat Tiara..."
"Fathan!" tegur Fathir.
Tiara mengangkat sebelah sudut bibirnya. Kakaknya itu sungguh-sungguh sangat komersil.
"Maksud Fathan, karena tuan Nicholas itu lebih dewasa. Dia pasti bisa ngemong Tiara gitu, yah. Soalnya kan ayah tahu sendiri anak bungsu ayah itu nakalnya bukan main. Ada pria dewasa dan berjiwa pemimpin seperti tuan Nicholas. Tiara pasti akan jadi wanita yang anggun, lemah lembut gitu nanti!" kata Fathan.
'Aku ngomong apaan sih? aughk ah yang penting kedengarannya bagus!' batin Fathan.
Fathir terdiam. Sepertinya apa yang dikatakan oleh Fathan ini benar.
"Ya sudah, kalian mandi sana. Siapkan makan malam, biar ayah bujuk ibu!" kata Fathir yang segera ke kamar istrinya untuk bicara.
Tiara masih memandang kakaknya. Dan Fathan yang melihat itu tersenyum bangga.
"Gimana? omongan mas mu ini barusan keren banget kan?" tanya Fathan.
Sepertinya pemuda itu sangat ingin mengharapkan dan haus akan pujian atas kata-kata fenomenal yang berhasil dia ciptakan barusan itu.
Tiara mengernyitkan keningnya. Tapi kemudian dia menganggukkan kepalanya setuju. Memang ucapan kakaknya itu bagus. Setidaknya ayahnya tidak marah kan padanya.
"Eh Tiara, seratus juta sebulan. Rencananya mau buat apa?" tanya Rose yang begitu antusias.
"Motor mas, jangan lupa Tiara!"
"Bibi juga mau dong motor, buat berangkat kerja. Biar gak ngojek lagi!"
Rose dan Fathan terlihat membujuk Tiara. Kapan lagi kan.
Sementara itu, di kamar Fathir mencoba mendekati istrinya yang terlihat masih sangat sedih dan berdiri melihat ke arah ke jendela kamarnya.
"Bu..."
"Ayah harusnya marah sama Tiara, yah! Dia anggap kita apa? dari kecil kita jaga dia, kita rawat dia, kita sayang dia. Kok dia malah nikah gak kasih tahu kita. Anak perempuan satu-satunya, ibu punya mimpi buat pernikahan putri ibu itu, yah!" air mata Seruni kembali menetes.
Fathir menghela nafas panjang. Dia paham apa yang istrinya rasakan. Seruni sejak Tiara kecil, memang sangat memanjakan, dan mengurusnya dengan baik. Meski mereka berdua dulu bekerja, sebisa mungkin Seruni pasti memandikan Tiara, menguncir rambutnya, dan menyuapinya sebelum berangkat kerja. Pasti Seruni sangat kecewa karena momen sekali seumur hidup anaknya terlewati olehnya begitu saja.
***
Bersambung...
malu Ama umur pak? tengah jalan di culik anak mu baru tau rasa🫣
kalau tuan nya ditalak 3😜🤣🤣
kira kira Tiara akan nurut gak ya 🤔🤔
jadi gaes,selama masih bisa dengerin Omelan mamah kalian
nikmati aja. percayalah ketika itu sudah ga kedengaran. rasanya malah hampa🥹
tapi ada benernya si
tapi..kalau mau disalahkan,ya bibinya
ngapain anak gadis ditinggalkan sendirian
kangen mamah ku🥹🥹🥹
tapi emang beda sih horang kayah smaa yg kayah" pas dulu cari receh di Singapura laki CEO bininya setara lah pergi cuma pakai sederhana make up pun tipis
pasti klu Andrew tau ya cuman dikit ada perang dunia ke3😃😃
biar seruuu
aku mau tau si Andrew playboy cap Kampak itu Tau mantannya jadi ibu tiri 🤣🤣😜
ug bertanggung jawab,penuh dukungan Ampe kadang rada jorokin.
Ama bau uit lah kyk om nicho🫣😜🤣
kalau mau ngurusin pernikahan Tiara itu gampang tinggal nanti aja setelah Tiara lulus bikin resepsi mewah, kan menantu mu si gapura kabupaten orang kaya tujuh turunan 🤣
bener apa enggak belakang
🤣🤣