"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Tepat Waktu
Safira bersama calon ibu mertuanya sangat asik menikmati suasana sore.
Sambil menikmati jagung bakar yang masih hangat.
Mila ikut serta menemani mamah Maureen.
Safira mengabadikan momen bersama mamah Maureen, sama sahabat nya Mila.
Safira memposting foto nya, di Instagram milik nya.
Beda sama Mila, Mila cuma mengambil foto jagung bakar saja.
Foto hasil jepretan Mila, di postingan di WhatsApp story.
Pak Andrean membuka story Mila, di WhatsApp nya.
Lelaki tampan itu, penasaran sama foto yang ada di story Mila.
"Sama siapa dia, "kok ada dua jagung, "di tempat pembakaran nya." Andre membatin.
Pak Andrean merasa panas di dada nya.
Pak guru sudah lama menyukai Mila, tapi tidak punya keberanian untuk terus terang sama murid nya.
Pak guru belum siap, harus balik ke rumah Abhi Herlambang.
Pak guru memberanikan diri, membalas story Mila.
"Asik ya, "sama siapa di sana." tanya Andrean kaku.
Ting notif masuk ke ponsel Mila.
"Iya pak, "saya bertiga pak." jawab Mila cuek.
"Sama pacar nya ya." tanya Andrean lagi.
Hening pesan pak Andrean tidak di balas sama Mila.
Di vila pak Andrean merasa kesal, membayangkan Mila sedang asik bersama pacar nya.
"Gadis itu, awas kamu Mila." pak Andrean tidak henti-hentinya mengomel sendiri di vila.
Sudah seperti orang tidak waras saja.
...****************...
Di rumah pak luis Ervina merasa bosan.
Biasa nya Kaka laki-laki Ervina suka membawa nya jalan-jalan tapi sekarang semua sudah berubah.
Di tengah lamunan nya, Leo menghubungi Ervina.
"Ervina ada waktu enggak, "kita jalan yuk."
"Hmmm, "jalan kemana ka." tanya Ervina polos.
"Kemana saja terserah loe, "nanti gue jemput."
"Aku takut mamah tidak ngizinin ka."
"Gue yang akan minta izin, "loe shareloc saja."
"Ya sudah ka." Ervina mengirim lokasi rumah nya.
Setelah satu jam, Leo sudah sampai di rumah Ervina.
Di gerbang rumah besar milik pak luis, loe berdiri.
Sekuriti mendekati anak muda yang berdiri di luar pagar.
"Maaf den cari siapa." tanya si penjaga rumah.
"apa benar ini, "rumah nya Ervina pak." tanya Leo.
"Oh iya den, "silahkan masuk."
Pak sekuriti membuka kan pagar rumah Ervina.
"Terimakasih pak." "mari saya anter den."
Leo berjalan membuntuti pak sekuriti.
Kedua nya sudah berada di teras rumah milik Ervina.
"Tunggu sebentar den, "saya panggilkan dulu."
Leo menunggu di depan rumah Ervina.
Di dapur ibu Herlina lagi membuat makanan untuk makan siang.
Pak sekuriti mendekati majikan nya.
"Bu maaf, "di depan ada tamu." ucap pak sekuriti.
"Siapa pak." "saya kurang tau bu."
"Oh ya sudah pak, "saya mau cuci tangan dulu."
Setelah memberitahu majikan nya, pak sekuriti berjalan keluar.
"Den tunggu ya, "sebentar lagi ibu keluar."
"Oh iya pak terima kasih."
Leo duduk di kursi kayu yang berada di teras rumah.
Tidak lama mamah Herlina keluar.
"Eh ada tamu, "cari siapa nak." tanya Herlina lembut.
Leo menyambut tangan mamah Herlina, yang di ulurkan ke arah Leo.
"Saya Leo Tante, "teman nya Ervina." "Ervina nya ada tan."
"Ada di kamar, "mau Tante panggilin."
"Tante sebener nya." Leo ragu-ragu untuk mengatakan tujuan awal nya, pergi kerumah Ervina.
"Ada apa, "kok tidak di lanjutkan ucapan nya."
"Begini Tante, "boleh tidak Ervina saya ajak keluar sebentar."
Leo mengatakan nya dengan perasaan takut-takut.
"Boleh saja, "Tante tidak akan melarang nya, "tapi pulang nya harus tepat waktu."
"Saya janji Tante, "saya akan kembalikan Ervina sebelum jam 10 nanti."
"Nak Leo mau minum apa." tanya mamah Herlina.
"Apa saja Tante." jawab Leo.
"Tunggu sebentar biar Tante buatkan minum dulu."
Mamah Herlina masuk kedalam rumah nya, untuk mengambilkan segelas air minum untuk Leo.
Wanita parubaya itu melangkah masuk kedalam dapur.
Tidak butuh waktu lama, mamah Herlina sudah membawa air minum nya ke teras rumah.
"Nak Leo ini minum nya, "Tante panggil Ervina dulu."
"Iya Tan terimakasih." ucap Leo sambil tersenyum.
Lelaki tampan itu duduk, menunggu Ervina keluar dari kamar nya.
Sekian menit sudah, Ervina keluar dari kamar nya.
"Di depan terlihat lelaki tampan lagi menunggu Ervina.
Gadis cantik yang sedikit manja itu, dengan langkah cepat nya menuruni anak tangga.
Sesampai nya di depan.
"Ka Leo maaf ya, "sudah menunggu lama."
"Tidak masalah Vi santai saja."
"Eh ka kita jadi keluar." tanya Ervina.
"Jadi lah Vi, "masa gue sudah jauh-jauh dari rumah, "enggak bisa bawa loe jalan."
"Tapi mamah bagai mana Ka."
"Tante ngizinin kita jalan." jawab Leo.
"Serius ka semudah itu, "kok bisa sih ka."
"Sudah cepat ganti pakaian, "loe mau jalan sama gue apa enggak."
"Tungguin aku ganti pakaian dulu ka." ucap Ervina.
Ervina tidak banyak berpikir langsung lari, kedalam rumah nya."
"Nak Leo ini minum nya, "maaf ya lama."
Mamah Herlina meletakan minum nya di atas meja.
"Iya Tante terimakasih." ucap Leo.
"Nak Leo mau ngajak, Ervina kemana.?
"Leo juga belum tau Tante, "biar Ervina saja nanti yang nentukan."
Tidak lama Leo berbicara sama Tante Herlina.
Gadis cantik yang di tunggu Leo sudah berada di samping mamah nya.
"Ayo ka aku sudah selesai." ucap Ervina.
"Oh rupanya anak mamah, sudah tidak sabar." mamah Herlina menggoda anak nya.
Ini kali pertama Ervina ada yang ngajakin jalan, dan kali pertama juga di izinin keluar bersama laki-laki.
Mamah Herlina pikir anak nya sekarang sudah dewasa, tidak ada salah nya main bersama teman laki-laki nya.
"Ya sudah Tante, "kami pergi dulu."
Kedua nya menyalami punggung tangan mamah Herlina.
Leo masuk kedalam mobil nya, bersama teman perempuannya.
Di dalam mobil, Leo memecah keheningan.
"Vi kita mau kemana." tanya Leo.
"Terserah Kaka saja, "Ervina tidak begitu tau ka."
"Ini pertama kalinya, "Ervina pergi sama lelaki, "selain papah sama ka Excel."
"Ya sudah kita pergi ke cafe saja, "yang berada di dekat danau."
"Di sana ada pemandangan yang cukup bagus."
"Gue rasa loe akan menyukai nya."
"Ka kita pergi bareng, "memangnya pacar Kaka tidak marah." tanya Ervina.
"Gue belum punya pacar, "Gue baru mau nembak dia."
Ucapan Leo seketika membuat dada Ervina terasa sesak.
Ternyata lelaki yang Ervina harapkan sudah memiliki calon kekasih.
"Kalau sudah punya calon pacar, "kenapa ngajak aku jalan." Ervina membatin.
"Oh." jawab Ervina sedikit kecewa.
"Loe kenapa kok nada bicara nya, "kaya males gitu."
"Itu cuma perasaan Kaka saja." ucap Ervina.
"Loe enggak lagi cemburukan vi."
"Cemburu siapa yang cemburu ka."
