Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terasa manis
"Kenapa aku tidak bisa memejamkan mata, rasanya aku ingin kembali kerumah sakit menemani Jasmine, sial..!! disana sudah ada Dirga."
Devan menyalakan rokok, ruangan kamar yang sepi membuat pikirannya gelisah tidak menentu memikirkan hubungannya dan Jasmine kedepannya.
Malam ini dilalui Devan tanpa bisa tidur, tepat jam tujuh pagi pria itu kembali menuju perusahaan tanpa berniat untuk sarapan, selera makannya ikutan menurun.
Seperempat jam perjalanan, akhirnya Devan sampai di gedung perusahaannya, Semua karyawan membungkuk hormat kepada CEO muda yang ketampanannya tetap muncul meskipun dibalut dengan wajah dinginnya yang penuh wibawa.
Keluar dari lift, Devan berjalan cepat menuju ruang kerjanya, namun langkah kakinya langsung dicegat Mikla.
"Selamat pagi Devan."
Sapa Mikla seraya memberikan senyuman termanisnya, bahkan gadis itu sengaja datang pagi-pagi sekali berharap bisa sarapan bareng dengan sang pujaan hati. Meskipun sering mendapat penolakan dan sikap dingin yang ditujukan Devan, namun dia tidak menyerah.
"Pagi!" balas Devan dingin tanpa menoleh sedikitpun, hal ini membuat Mikla semakin jengkel namun dia tetap berusaha menyembunyikan perasaannya.
"Sikap Devan sudah berubah drastis, semua ini pasti gara-gara Jasmine. dasar wanita penggoda. Tidak cukup Dirga, Devan pun ingin kau miliki juga, wanita rakus." umpat Milka dalam hatinya.
Devan langsung menuju kursi singgasana kebesarannya dan mulai membuka laptop untuk bekerja. Sedangkan Mikla masih setia mengikutinya dengan membawa sebuah kotak makan. Lengkap beserta alat makan dan minumannya.
"Devan, kamu pasti belum sarapan. Bagaimana jika kita sarapan bareng seperti dulu lagi dalam ruangan ini. Ini aku yang masak lo, makanan kesukaan mu." Mikla segera mengangkat kotak makanan lalu membuka dihadapan Devan. Ketika hendak menyuapi Devan yang masih sibuk bekerja langsung menahan pergerakan Mikla yang menurutnya tidak sopan selaku rekan kerja yang mestinya profesional.
Namun, Mikla tetap memaksa dengan gaya manjanya, Dia memegang tangan Devan untuk meloloskan makanan kedalam mulut pria yang dia sangka masih mencintainya dengan segenap jiwa. Namun masih marah karena kesalahan yang pernah dilakukannya.
"Hentikan Mikla, tolong jaga sikapmu, aku memberikanmu izin masuk kekantor ini karena menghargai Nicolas selalu atasanmu yang bekerja sama dengan perusahaanku. Dn jangan sangkut pautkan masa lalu kita dengan urusan pekerjaan." ucap Devan berusaha menahan diri.
"Kenapa Devan, mudah sekali kamu melupakan masa lalu kita yang indah. aku masih sangat mencintaimu Devan... tolong maafkan kesalahanku hick...hick.."
"Perlu kamu ingat Mikla, aku pria yang tidak suka dan hidup dalam masa lalu, jadi jangan pernah berharap lagi padaku. aku sudah melupakan semua tentang kita termasuk perasaan ku padamu."
"Kejam sekali kata-kata mu Devan, apa segitu buruknya aku dimatamu." Mikla kembali menangis. Lalu pergi meninggalkan ruangan Devan begitu saja.
Sementara Jasmine yang masih dirawat dirumah sakit, tidak bisa menikmati sarapan nya. Pikirannya teringat Devan.
"Ayo Jasmine, habiskan buburmu." bujuk Dirga mencivay menyuapi Jasmine.
"Aku sudah kenyang Dirga." tolak Jasmine memalingkan wajahnya kearah jendela kaca, berharap Devan datang pagi ini untuk menemuinya.
"Semalam bubur ini terasa sangat lezat dan manis saat disuapi pak Devan, tapi sekarang rasanya jauh berbeda saat disuapi Dirga. Padahal bubur ini masih sama." gumam Jasmine.
Tidak lama ponsel Dirga berdering, pria itu menjauh saat mengangkat ponselnya agar tidak terdengar oleh Jasmine.
"Sayang, aku angkat telpon dari temanku keluar sebentar ya..."
"Ya."
Setelah mengangkat telponnya tidak lama Dirga kembali, dia terkini begitu buru-buru dan pamit pada Jasmine.
Sekarang tinggal Jasmine sendiri, gadis itu memilih memejamkan matanya. tak tau berapa lama dia tertidur, begitu membuka mata Jasmine menemukan bucket bunga dan semangkok bubur yang masih hangat, tertera nama Devan sebagai pengirimnya.
"Maaf aku tidak bisa menemanimu, pekerjaan dikantor masih banyak. Nanti setelah pulang aku akan menjenguk mu kerumah sakit, jangan lupa habiskan buburmu ya." pesan Devan yang tertulis pada sebuah kertas putih.
Jasmine tersenyum bahagia, selera makannya kembali naik. Bahkan dia langsung menghabiskan bubur tersebut seraya memeluk buket bunga pemberian Devan.