Chelsea Cellina Stefani adalah seorang gadis cantik dan juga pintar dia adalah sahabat baik Earlyn.
Mereka telah bersahabat semenjak kecil.
Darielle Abrisham Nathaniel atau yang biasa dipanggil Ziel adalah sahabat kecil mereka.
Ketika lulus SMA Ziel melanjutkan kuliah di Harvard University sehingga mereka terpisah selama beberapa tahun. Namun walau begitu mereka masih tetap saling memberi kabar.
Ziel tidak mengetahui bahwa diantara Celline dan Earlyn memendam perasaan yang sama pada orang yang sama. Akankah Ziel memilih salah satu diantara mereka ataukah dia menjatuhkan pilihan pada gadis lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ThaRoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Wawancara
Celline baru saja meletakkan bokongnya di kursi kerjanya. Pak Eka langsung memberinya tugas keluar.
"Hari ini bikin berita yang bagus. Cari berita tentang grup H kabarnya akan ada pergeseran kursi kepemimpinan. Cari berita yang valid dan cepat pergilah" ujar Pak Eka seenaknya saja.
"Pak...saya baru datang, biarkan saya berpikir dulu. Bapak tau gosip ini darimana?" Tanya Celline.
"Dari selentingan orang dalam. Coba kamu cari kebenarannya. sekarang para wartawan sedang memburu keberadaan putra Daniel yang paling besar. Cepat bikin beritanya supaya jadi trending topik esok hari" perintahnya.
Celline nampak berfikir keras. Berarti dia harus bertemu Ziel dan akan mewawancarainya. Aduhh....rasanya malas sekali jika harus berhadapan dan mewawancarai dia.
Disaat Celline sedang terpaku memikirkan apa yang harus dilakukannya secepat itu pula Pak Eka menggebrak mejanya.
"Jangan bengong....lakukan tugasmu dengan baik. Saya tunggu sampai batas akhir jam 7 malam. Titik dan tidak ada pertanyaan lagi" lalu dia seenaknya saja langsung pergi dari meja Celline tanpa sempat Celline bertanya.
"Bos gila" runtuknya dalam hati.
Hilda segera menghampiri Celline.
"Hei....apa yang disuruh bos edan itu Line?" Tanya Hilda mulai kepo. Salah satu teman Celline ini terkenal dengan sebutan Miss Lambe. Mau tau kenapa? Karena dia selalu tau gosip apapun yang sedang beredar saat ini. Maka tidak heran jika teman-temannya hobi sekali mengerubunginya hanya untuk mendengarkan ataupun bertanya tentang gosip hari ini.
"Puyeng aku disuruh cari berita tentang Darielle Abrisham anaknya pak Daniel" Celline.
"Waah....bisa jadi gosip besok ini. Anaknya si Daniel yang mana? Yang baru datang dari LN itu?" Tanyanya.
"Orang kaya kebanyakan privasinya sih. Jadi hanya kalangan tertentu saja yang bisa dekat dan mengetahui seluk-beluk mereka" Hilda.
"Yuk....aku temenin kamu cari berita tentang Darielle" Hilda segera bergegas ke mejanya untuk mengambil tasnya lalu kembali ke meja Celline untuk mengajaknya jalan.
"Hahaha....gila kamu. Aku baru datang malas langsung kerja nantilah aku mau ngopi dulu" Celline segera mengambil dan membuat kopi di pantry lalu menyeduhnya, dia membawa dua cangkir kopi untuknya dan satu lagi untuk Hilda.
"Ahhh...gila loe bikin gue gendut aja, gue udah abis kopi dua gelas cong" ucapnya.
"Bodo..gak mau tau, kamu habisin kopinya atau kita gak akan keluar" ancam Celline.
Dengan muka ditekuk dan bibir manyun akhirnya Hilda mengambil gelas itu.
Setelah selesai ngopi, ke dua dara itu masih saja cekikikan di meja kerja Celline. Pak Eka melihat mereka dengan kesal dan segera beranjak menuju meja Celline.
"Ini kantor bukan tempat gosip. Kalau kalian masih berisik juga lebih baik kalian keluar sana berdua. Dari tadi kerjaan kalian hanya ketawa-ketiwi tidak jelas. Apa kalian sedang mentertawakan saya?" Tanyanya dengan alis berkerut.
Mereka langsung diam dan perlahan-lahan Hilda mundur ke belakang kembali ke mejanya.
"Kami baru akan berangkat Pak. Tadi kami sedang menyusun materi untuk wawancara. Tiba-tiba bapak datang langsung hilang semua ide di kepala pak" Celline mencari alasan yang sedikit masuk akal ketimbang di cap sebagai bigos seperti Hilda temannya itu.😄
"Cepat siap-siap deadline jam 7 malam" Pak Eka
"Siap Pak laksanakan" Celline. Akhirnya Pak Eka kembali ke ruangannya setelah puas memarahi kedua gadis itu.
"Bilang gue kalau sudah mau out Line" Hilda menulis pesan untuk Celline dan Celline langsung menjawab "ok ayo cuss....kelamaan disini bakal diceramahin lagi nanti sama Pak E" Celline segera mengirim pesan balasan lalu bersiap mengambil jaket dan perlengkapan dia. Diikuti oleh Hilda dibelakangnya.
"Bawa motor aja Line biar nyantai dan gak kejebak macet. Bisa gila gue kalau kejebak macet" Hilda
Hilda segera mengambil kunci kontaknya dan menstarter motornya. Taklama Celline segera naik dibelakangnya.
"Kita langsung ke kantor Grup H" Line.
"Oke" Hilda segera menjalankan motornya menuju perkantoran Grup H sesuai arahan Celline.
Begitu sampai mereka langsung memarkirkan motornya dan melepaskan jaketnya.
"Ini mah kita gak bisa masuk sembarangan Line" Hilda.
"Kita langsung ke kantin aja lihat suasana dulu" Line.
"Elo udah punya janji atau belum sih? Gak bakalan loe bisa nyiapin berita tanpa wawancara langsung. Kita mau keruangan mana lagi ini Line" Hilda.
"Ssttt....udah diam-diam aja...kita tunggu mereka turun baru kita wawancara Ziel" Celline.
"Ziel? Siapa Ziel?" Tanya Hilda
"Sori...maksud aku Darielle Abrisham itu" Celline segera meralat kata-katanya. Mendengar penjelasan Celline, Hilda hanya membuat bibirnya membentuk huruf O.
Mereka mencari bangku kosong yang paling pojok sambil mengamati situasi ditemani oleh segelas orange jus dan 1 porsi pangsit goreng.
Taklama pria yang mereka cari masuk ke dalam kantin itu dan langsung duduk sambil memesan segelas kopi dan jus sirsak.
"Lihat itu dia target yang kita cari" bisik Celline ditelinga Hilda.
"Ya Tuhaaaannn....cakep banget Line. Gak kebayang kalau gue jadi ceweknya. Duh gue kintilin dia setiap hari biar gak ada yang nikung. Pusing kepala gue lihat dia Line. Gue gak PD wawancara dia. Elo aja yang maju gue bagian dokumentasi aja" Hilda menyerah begitu melihat pesona Ziel.
Baru saja Celline hendak melangkahkan kakinya tiba-tiba seseorang memanggil Ziel. Begitu Ziel mengetahui siapa yang memanggilnya, dia merentangkan tangannya dan segera memeluk gadisnya itu. Celline mengurungkan niatnya untuk mewawancarai Ziel. Dia hanya j⁹?8nkhhmmnu.nñnnjnnùnampak beberapa kali mengambil gambar mereka.
"Lihat kelakuan calon direktur Grup H. Dia pikir ini LA? Bisa-bisanya dia main peluk-pelukkan didepan umum begitu" Celline nampak geram melihat kelakuan Ziel dan gadisnya. (Cemburu ya Line😂)
"Hei....kenapa loe mak marah-marah gak jelas. Emang dia pacar loe ampe segitu cemburunya loe ngeliat dia" Hilda merasa aneh melihat Celline ngedumel tidak jelas.
"Cihh....ngapain juga aku cemburu. Siapa juga yang mau sama dia? Aku sudah punya pacar ya, gantengan juga pacar aku" Celline
"Hihihi....omongan loe kaya orang lagi cemburu tau" Hilda tertawa melihat ekspresi kesal diwajah Celline.
"Sudahlah kita pergi dari sini" Celline mengajak Hilda meninggalkan kantin itu. Namun Hilda enggan beranjak dia masih suka melihat calon direktur baru grup H yang sedang mesra-mesraan dengan kekasihnya itu.
Celline segera mengambil jaket dan tasnya, dia memakai masker dan mengaitkan topi yang ada dijaketnya ke kepalanya. Lalu berjalan ke arah luar kantin dan segera mencari lift untuk turun. Dia harus meninggalkan gedung perkantoran itu secepatnya. Hilda dibelakangnya berlari-lari kecil mengejarnya.
"Tungguin gue mak...eit dah, gak ada gue gak bisa pulang loe pan kunci motor ada di gue" teriak Hilda. Celline segera memperlambat langkahnya menunggu Hilda.
"Line...gimana mau bikin laporan loe kalau tidak ada wawancara. Padahal gue nunggu elo wawancara dia" sesal Hilda.
"Udahlah kamu diam saja pokoknya aku akan buat laporan nanti malam. Sekarang kita kembali ke kantor aku mau ngetik" Celline segera naik ke motor Hilda lalu mereka pun pergi kembali ke kantornya tanpa membawa hasil wawancara. Hilda nampak cemas namun Celline bersikap biasa saja seolah-oleh dia sudah berhasil menangani tugas yang diminta oleh bos-nya itu.
Dengan santai dia mulai mengetik satu persatu kalimat beritanya. Sebelum jam 7 malam dia harus segera menyelesaikan laporannya.
Begitu laporannya selesai dia segera menyerahkan naskahnya kebagian Editing untuk dilanjutkan ke proses setting dan lay out terakhir masuk ke dalam proses percetakan.
"Yes finish" ujarnya.
Celline duduk sambil merebahkan kepalanya di atas meja. Nampak lelah dia hari ini, lelah tubuh masih bisa dibawa beristirahat tetapi lelah hati tidak ada obatnya. Entah kenapa dengan hatinya ini.
"Aku akan terima Yudha dan menjalin hubungan dengannya tetapi kenapa aku masih saja memikirkan pria itu. Sejak kapan dia memasuki hatiku? Kenapa jadi rumit begini sih masalah hati?andai aku tidak punya hati pasti aku tidak akan lemah begini" Celline nampak beberapa kali membenturkan keningnya di meja kerjanya. Hilda segera memberikan pop ice untuk mendinginkan otaknya yang sedang kacau itu.
Celline segera menyeruput es itu.
"Aaahh.....segaarrrr" ujarnya.
"Biar elo nggak stress lihat gaya cowok bule pacaran" ucap Hilda.
"Elo sih cakep-cakep hobi kok menjomblo. Mana bule yang suka nganterin elo Line si tampan gue itu loh. Udah lama gue gak ngeliat dia"
"Axel maksud kamu?"
"Iya...kalau kata gue sih cakepan dia. Kenalin gue dong sama dia, jangan pelit-pelit loe kalau punya temen cakep kenalin ke gue napa?" Hilda.
"Eeh Line...bukannya cowok yang tadi itu pernah jemput elo kemari ya? Yang ngasih ganti rugi 50 jt cuma buat ngajakin elo kemping doang, iya kan?" Hilda.
"Ga tau lupa" jawab Celline
"Hahaha....gue tau nih sekarang, pantesan tampang loe jelek banget daritadi jadi elo cembokur ceritanya sama dia"
"Sori kalau aku cemburu, pacarku mau dikemanakan?" lalu Celline segera bangkit dari kursinya menyambar tas dan jaketnya.
"Aku mau pulang" ujarnya lalu dia berjalan ke arah pintu bermaksud untuk keluar dan langsung pulang ke rumah. Tetapi di depan kantor ternyata Yudha sudah menunggu Celline. Merekapun pulang bersama sementara Hilda hanya mengintip mereka dari balik jendela.
**********
Aduh Ziel....itu kantor loh, ngapain sih pacar kamu nyusul ke kantor segala?bikin bete aja tau nggak🙄
Maaf genks masih kentang😂
Kita lanjut lagi besok ya.....😘😘😘
Jangan lupa like vote n komennya genksssss aku suka baca komen kaleeaann😂😂
Menyebalkan🙄
Yudha...😣