Aku sering mendengar orang berkata bahwa tato hanya diatas kulit.
“Jangan bergerak.”
Suara Drevian Vendrell terdengar pelan, tapi tegas di atas kepalaku.
Jarumnya menyentuh kulitku, dingin dan tajam.
Ini pertama kalinya aku ditato, tapi aku lebih sibuk memikirkan jarak tubuhnya yang terlalu dekat.
Aku bisa mencium aroma tinta, alkohol, dan... entah kenapa, dia.
Hangat. Menyebalkan. Tapi bikin aku mau tetap di sini.
“Aku suka caramu diam.” katanya tiba-tiba.
Aku hampir tertawa, tapi kutahan.
Dia memang begitu. Dingin, sok datar, seolah dunia hanya tentang seni dan tatonya.
Tapi aku tahu, pelan-pelan, dia juga sedang mengukir aku lebih dari sekadar di kulit.
Dan bodohnya, aku membiarkan dia melakukannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selena lagi?
Sejak Drevian dan Liora kembali dari Kota Carran, gosip mulai menyebar. Bisik-bisik di antara para pelanggan toko buku dan studio tato itu menjadi percikan api yang menyebar ke mana-mana. Selena, yang mendengar semua bisikan itu, merasa amarahnya membara. Ia tahu, ia tidak bisa lagi diam. Ia harus bertindak.
Drevian telah memilih Liora, dan itu adalah pukulan hebat bagi harga dirinya. Kini, ia akan memastikan Liora menyesal telah masuk ke dalam hidup Drevian.
Selena pulang ke apartemen mewahnya. Ia duduk di depan laptopnya, mencari-cari. Ia sudah mengetahui nama toko buku Liora, dan kini ia mencari informasi lebih dalam. Ia mencari nama Liora di berbagai media sosial, berharap menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menjatuhkan Liora.
Namun, yang ia temukan hanyalah foto-foto Liora yang sederhana, berpose dengan buku-buku. Dengan jari gemetar, Selena mengetik nama "Liora" di kolom pencarian Instagram. Hasilnya langsung muncul: akun dengan nama @liora.evianne. Tanpa ragu, Selena mengeklik tombol 'ikuti' dan mulai stalking setiap postingan Liora.
Ia melihat foto-foto Liora yang sederhana, berpose dengan berbagai buku, berinteraksi dengan pelanggannya, dan bahkan ada beberapa foto Liora bersama seorang wanita yang ia duga adalah sahabatnya, Livia. Selena tersenyum sinis.
"Gadis miskin yang polos," gumamnya.
Ia melihat foto Liora sedang tertawa di toko bukunya.
"Dia pikir dengan senyum manis kayak gitu, dia bisa dapetin Drevian?"
Hatinya terbakar cemburu. Ia mengamati setiap detail, mulai dari pakaian sederhana Liora hingga latar belakang toko bukunya yang jauh dari kata mewah. Ia menemukan kelemahan Liora. Ia akan menggunakan kesederhanaan Liora untuk menjatuhkannya.
Selena terus scrolling. Ia melihat foto-foto Liora yang hanya berdua dengan Livia, tidak ada foto Liora dengan keluarga besar atau teman-teman lainnya. Tidak ada foto liburan di luar negeri. Tidak ada foto pesta mewah.
Liora adalah seorang gadis yatim piatu yang sederhana, ia hanya memiliki toko buku kecil dan hidup dengan Livia. Ia tak punya latar belakang yang mewah, tak punya koneksi yang kuat, tak punya apa pun. Selena tersenyum sinis. Ia menemukan kelemahan Liora. Ia akan menggunakan kesederhanaan Liora untuk menjatuhkannya.
"Sempurna," bisik Selena pada dirinya sendiri.
"Drevian cuma lagi main-main sama gadis baru."
Ia sudah memiliki semua bahan yang ia butuhkan. Selena mulai menyusun rencana. Ia akan menggunakan media sosialnya untuk menyebarkan gosip. Ia akan membuat Liora terlihat seperti gadis yang hanya mengincar uang Drevian.
Ia menggunakan kata-kata yang halus, tapi menusuk. Ia akan membuat gosip itu terdengar seperti sebuah fakta, bukan hanya bisik-bisik.Selena membuka akun Instagram-nya. Ia memposting foto dirinya dan Drevian yang diambil saat mereka masih SMA.
Di foto itu, Drevian terlihat sedang tertawa, dan Selena terlihat tersenyum bahagia di sampingnya. Di bawah foto itu, Selena menulis sebuah caption yang ambigu.
"Ada beberapa orang yang datang dan pergi. Tapi hanya ada satu orang yang bisa tinggal selamanya."
Caption itu membuat banyak orang penasaran. Mereka mulai bertanya-tanya, siapa orang yang dimaksud Selena? Selena tidak menjawab. Ia hanya membiarkan mereka bertanya-tanya. Lalu, ia memposting foto-foto yang ia ambil saat di studio Vendrell.
Foto-foto itu menunjukkan Selena dan Drevian yang sedang berbicara, dan di bawahnya, Selena menulis,
"Tak ada yang bisa memisahkan kita. Tak ada yang bisa merebutmu dari sisiku."
Postingan-postingan itu membuat gosip semakin menyebar. Para pelanggan studio Vendrell dan para pelanggan toko buku Liora mulai membicarakan gosip itu. Ada yang percaya, ada juga yang tidak.
Namun, Liora dan Drevian tidak tahu tentang semua itu. Mereka terlalu sibuk dengan dunia mereka sendiri. Suatu hari, Liora dan Livia pergi ke sebuah kafe. Mereka sedang asyik mengobrol, sampai Livia melihat beberapa wanita sedang membicarakan mereka. Livia mendengar mereka menyebut nama Liora, dan nama Drevian, dan nama Selena.
Livia langsung merasa tidak enak. Ia tahu, Selena pasti ada di balik semua itu. Livia pun langsung mengajak Liora pulang. Liora, yang tidak tahu apa-apa, hanya mengiyakan. Namun, saat mereka sedang berjalan pulang, Liora melihat sebuah postingan di ponsel Livia.
Postingan itu berisi gosip tentang Liora dan Drevian. Postingan itu mengatakan, Liora adalah seorang gadis miskin yang mengincar uang Drevian, dan Drevian hanyalah korban dari Liora.
Liora terdiam. Hatinya sakit. Ia menatap Livia.
"Ini apa ini, Liv?" tanyanya.
Livia hanya bisa menunduk. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia tahu, Selena sudah berhasil menyebarkan gosip itu. Ia tahu, Selena sudah berhasil menjatuhkan Liora.
Liora pulang ke rumah dengan hati yang hancur. Ia tidak bisa melupakan postingan itu. Ia tidak bisa melupakan kata-kata yang menusuk itu. Liora tahu, ia tidak bisa menghubungi Drevian. Drevian adalah seorang seniman, dan ia tidak ingin Drevian terganggu dengan masalahnya. Ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah itu sendiri.
Hari ini mereka memutuskan untuk istirahat sejenak dari pekerjaan makanya mereka pergi ke cafe. Tapi yang ada hanya gosip tentang Liora dan Drevian. Liora merasa dirinya dikucilkan karena dia tidak seindah masa lalu Drevian.
Liora merenung dikamarnya dan merasa Drevian salah memilihnya.
"Liora." Livia mengetuk pintu kamar Liora
Livia lalu masuk dan duduk disamping Liora
"Liv, menurutmu Drevian menganggapku seperti mengincar uangnya, ya?" hatinya terisak
"Liora, dari awal juga sudah kita tahu bahwa Drevian lah yang memilihmu."
"Hari itu kamu pernah bilang kamu kayaknya tahu tentang Selena. Kamu tahu dia dari mana? Kenapa kamu sembunyikan dari aku?" tanya Liora menahan tangis
"Maafkan aku Liora. Aku hanya tidak ingin membuatmu sakit hati. Hari itu sewaktu Drevian datang ke sini, aku mendengar ada nama Selena dan aku juga tahu dari Ibu Veli."
"Hah? Ibu Veli? Kok ibu itu bisa tahu, Liv? Kenapa kamu gak kasih tahu aku, Liv?" tanya Liora
"Ibu itu bilang kalau dulunya Selena itu dekat sama Drevian waktu SMA. Tapi Drevian selalu menolaknya. Ada yang tidak dikatakan Drevian padamu saat dia menceritakan masa lalunya bersama mu, Lio."
Liora merasa dikhianati. Ia mengguncang Livia dan masih menahan tangis
"Beri tahu aku apa kata Ibu Veli?"
"Ibu Veli juga bilang kalau Selena itu sempat dijodohkan dengan Drevian sewaktu SMA supaya perusahaan mereka bisa bekerja sama. Tapi ditolak oleh Drevian, itulah dia membuka usaha seniman tatonya."
"Lio, biar kamu tahu sebenarnya Selena lah yang mengincar uang Drevian. Kau tahu kan Drevian itu tidak sembarangan memilih pasangannya? Drevian juga tidak pernah akrab dengan Selena, itu hanya akal-akalan Sslena saja." lanjutnya
Liora menunduk dan mengusap air matanya
"Itu hanya kata-kata penenang, kan?" ujar Liora
Livia terbelalak, Ia juga ingin menenangkan Liora tapi caranya mungkin salah.
