NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah penyesalan

Beberapa minggu ini Luna berhasil melewati masa sulit. Tubuhnya sedikit demi sedikit bisa digerakkan. Namun, ia juga tidak bisa mengajar karena tangannya belum bisa sepenuhnya untuk memegang benda, bahkan sekalipun itu pena.

Selama dua minggu itu juga, Arindra selalu menghindar dan kerap pulang malam. Rasa malu bercampur dengan perasaan bersalah telah membuatnya tidak pantas terlihat oleh Luna.

Sekarang, waktu menunjukkan angka sembilan malam. Itu artinya satu jam lagi Arindra akan pulang, dan di sinilah Luna sengaja menunggu suaminya. Dengan harapan masalah akan segera berakhir.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu. Mungkin Arindra berpikir jika Luna sudah tidur, itu sebabnya tidak memiliki pikiran apa pun karena ia pulang seperti biasanya. Namun, siapa sangka jika di sofa ada seseorang duduk dengan menatapnya penuh makna.

“Lu-na, kamu belum tidur?” tanya Arindra dengan canggung sekaligus gugup.

“Sengaja menunggumu.” Jawab Luna dengan wajah yang jauh lebih baik dari sebelum keduanya bertengkar hebat pada saat itu, meski suaranya terdengar sedikit dingin.

“Maaf jika selama dua minggu ini aku pulang telat, akhir-akhir ini banyak Desain yang harus aku kerjakan.” Sedikit berbohong, itu tak akan membuat Luna curiga. Itulah yang ada di dalam hatinya saat ini.

“Bukan karena sengaja menghindariku, ‘kan?” ucap Luna dengan sedikit mengangkat satu matanya.

“Ti-tidak, aku tidak berniat menghindarimu.” Jawab Arindra dengan gugup.

“Di mana Emi?” Akhirnya pertanyaan tersebut lolos juga, karena yang ia lihat terakhir kali pada saat sebelum hari di mana Luna kecelakaan.

“Dia ada di desa untuk penelitian bersama kelompoknya, selebihnya aku tidak tahu kabarnya lagi.” Jawab Arindra tanpa keraguan.

Luna berdiri, menyusuri wajah di depannya. Mencari sebuah kebohongan, sayangnya ia tidak menemukannya dan sedikit percaya jika Arindra berkata jujur.

“Apa benar mereka tidak lagi berhubungan?”

“Apa benar mas Arin sudah berusaha untuk melupakan Emi?”

Beberapa pertanyaan kini memenuhi pikirannya. Meski sulit untuk mempercayainya karena Emi, … adalah sosok wanita yang begitu dicintai oleh suaminya—Arindra.

“Lun, tidurlah karena ini sudah malam. Kita bisa membicarakannya besok,” ujar Arindra karena tidak ingin Luna kelelahan.

“Kapan kita ke pengadilan untuk menyelesaikan perceraian ini,” ucap Luna.

“Lun—,”

“Aku sudah memaafkanmu, tapi bukan berarti kamu bisa menahanku kembali.” Dengan cepat Luna menyela, baginya. Sudah tak ada lagi yang perlu dipertahankan, terlebih bentuk pengorbanan dan cintanya tidak pernah dilihat oleh Arindra.

“Besok kita pergi. Ini sudah malam,” ucap Arindra dengan hati menangis pilu karena akhirnya, rumah tangganya benar-benar selesai setelah lima tahun berjalan.

Luna pun berjalan dibantu oleh Arindra. Membawanya masuk ke dalam kamar. Setelah itu, ia kembali dan menaiki mobilnya untuk pergi ke suatu tempat.

Benar, apa yang sudah hancur tak dapat disatukan kembali. Sama halnya dengan dirinya dan Luna, kesalahan fatalnya telah membuatnya kehilangan malaikat tak bersayap itu. Lalu, di sinilah Arindra berada.

“Jika itu semua bisa membuatnya bahagia, aku akan dengan senang hati melepaskannya.” Di meja Bartender, ditemani sebotol Wine Arindra kini berada. Menumpahkan segala keresahannya atas kesalahannya sendiri.

“Hari ini adalah hari yang menyakitkan, pada akhirnya akulah yang kalah.” Lagi … dengan beberapa kali meneguk gelas berisikan minuman memabukkan itu, Arindra mulai berceloteh ke sana kemari.

Tanpa ia sadari jika ada seseorang yang duduk sejajar bersamanya. Menertawakan Arindra karena merasa kasihan.

“Kamu terlalu bodoh kawan, karena sudah menyia-nyiakan berlian demi sebuah debu tertiup angin.”

Arindra pun langsung menoleh, melihat ke kirinya. Namun, tak ada orang selain dirinya dan berpindah ke kanan. Benar saja, ada satu lelaki asing sedang tersenyum seolah sedang mengejeknya.

“Apa kamu sedang berbicara denganku?” tanya Arindra kemudian.

“Di sini hanya ada kita berdua. Aku masih waras dan sengaja berbicara dengan orang gila sepertimu,” ucap lelaki yang ada di sisi kanan Arindra.

“Seberapa aku kalah, tapi aku bersumpah untuk mendapatkan wanita yang kamu sia-siakan itu.” Tambah orang itu lagi.

Lalu di sinilah kecurigaan terjadi. Arindra memandangi wajah orang tersebut dengan seksama, kata-kata yang dilontarkan terasa tak asing ketika masuk di telinganya. “Tidak, itu tidak mungkin jika itu dia.” Isi pikiran Arindra kian bercampur aduk.

“Jadi, itu benar kamu.”

Yah, lelaki yang sedang berbincang dengan Arindra adalah Aroon. Dia pun tersenyum dan meneguk segelas minuman yang selama ini tak tersentuh. Namun, ketika masalah yang menurutnya tidak bisa diselesaikan. Hanya dengan begini ia bisa sedikit bisa melupakannya.

“Bahkan aku tidak peduli jika dia adalah bekasmu, aku mencintainya bukan dari masa lalunya. Aku menginginkannya karena dia pantas aku perjuangkan,” ucap Aroon dengan wajah sudah memerah akibat pengaruh alkohol itu.

Arindra hanya bisa memandangi langkah kaki yang sempoyongan. Benar apa yang dikatakannya, Aroon jika dirinya sudah menyia-nyiakan wanita sebaik Luna. Bahkan tidak marah ketika mengetahui perselingkuhannya terungkap.

“Aku tahu kamu mencintainya, jaga dia dan jangan menyia-nyiakan Luna selayaknya aku. Besok kami akan pergi ke pengadilan,” ucap Arindra dan seketika Aroon menghentikan langkahnya.

“Aku bukan kamu, bagiku. Dia adalah anugrah terindah, membuangnya dan memungut sampah, itu artinya menghindar dari keberuntungan.” Jawab Aroon dan setelah itu, ia pun kembali berjalan.

Kini tinggal Arindra seorang diri. Tanpa ia sadari jika sekarang sudah menunjukkan di angka dua dini hari. Pada akhirnya memutuskan untuk pulang karena keesokan paginya. Arindra sudah berjanji untuk pergi ke pengadilan bersama dengan Luna.

………………………………

Di rumah Aruna.

Dari semenjak pagi, Luna berada di rumah Aruna, memutuskan untuk keluar dari kediaman Arindra.

“Lun, kamu tidak harus mencari tempat lain. Di sini masih ada kamar untuk kamu tempati,” ujar Aruna yang tak setuju jika Luna mencari kontrakan.

“Aku hanya ingin memulai hidup mandiri lagi.” Jawab Luna dengan seulas senyuman.

“Kaki kamu masih belum sembuh total. Lihat lengan kamu! Jadi biarkan aku menjagamu untuk sementara waktu,” ucap Aruna.

“Aku akan memikirkannya.”

Pada saat Luna memutuskan untuk pergi, bukan berarti Arindra tidak menahannya. Hanya saja wanita itu keras kepala hingga dengan terpaksa Arin juga menyetujuinya. Walau sebetulnya suami yang akan menjadi mantan. Sudah memberikan rumah kepadanya.

“Mas Arin memberikan rumah itu kepadaku, tapi aku menolak.” Dengan tiba-tiba Luna berkata.

“Bodoh! Dasar bodoh, kenapa kamu tidak menerimanya!” dengus Aruna dengan kesal.

Bagi sebagian orang mungkin akan mengatakan hal yang sama dengan Aruna, tetapi berbeda pendapat dengan Luna sendiri. Bahwa, jika rumah itu ia tempati. Maka bayangan masa lalu yang teramat menyakitkan akan terus ada dan justru menjadikannya terjebak di dalamnya.

Meski Arindra ikhlas memberikannya, tetap saja Luna tidak menginginkannya. Memulai perjalanan baru dan mulai memikirkan kedepannya, karena itulah yang diinginkan wanita berusia 30 tahun tersebut.

1
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!