Seorang istri yang merasa lelah dengan tingkah suami serta keluarganya. Hatinya begitu sakit melihat sang suami lebih menyayangi keponakannya di banding anaknya sendiri. Arumi layaknya seorang pembantu di dalam rumah mertuanya sendiri.
Suatu hari tanpa sengaja iya melihat putri kecilnya terjatuh karena didorong oleh keponakannya ingin meminta pertolongan, namun siapa sangka malah suaminya memilih membantu dan mengendong keponakannya tersebut. Puncak dari semua, ketika suami Arumi datang. kerumah membawa Siska pulang kerumah dan mengenalkannya sebagai calon istri Nico.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvazkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 24
keesokan harinya, di kediaman Yudistira, terlihat begitu ramai oleh beberapa orang yang tengah berlalu lalang membereskan rumah. Arumi terlihat juga ikut serta dalam menyiapkan sarapan bersaman mami serta kakak iparnya. Hari ini, adalah hari yang cukup spesial bagi mereka. Karena mereka menyambut datangnya adik kecil mereka yang baru saja menyelesaikan studinya.
"apa semua sudah siap?" tanya pak Yudha.
"tinggal sedikit lagi, apa Jonathan sudah bertemu dengan Nando di bandara?" tanya Bu Yohana pada sang suami.
"pesawat baru saja mendarat, mungkin sebentar lagi mereka akan pulang. Jadi, kita tunggu saja kedatangan mereka!" jawab pak Yudha.
Sedangkan anak anak saat ini tengah bermain di rumah keluarga. Michelle sempat bertanya kepada kakak kembarnya siapa om Nando itu. Dan mereka hanya menjawab jika Nando adalah om mereka.
"sus, sebenalnya siapa om Nando itu?" tanya Michelle yang masih belum faham.
"om Nando itu om nya kakak kembar juga om nya Nona Michelle. Atau lebih tepatnya adiknya mama Arumi!" jelas suster Neni agar lebih mudah di mengerti.
"ohh, jadi om Nando adiknya mama ya?"
"iya, om Nando baru saja lulus sekolah. Makanya om Nando pulang ke rumah!" ucapnya lagi.
"memang om Nando sekolah di mana sus?"
",di tempat yang cukup jauh. Nanti kalau nona Michelle sudah besar juga bisa sekolah di sana!" jawab suster Neni.
"benal kah. Kalau begitu Michelle bakalan di sambut juga sepelti ini kalau pulang!"
"iya"
Tak berselang lama, terdengar suara mobil yang begitu familiar. Itu mobil Jonathan, ternyata mereka pulang tepat setelah semua persiapan penyambutan Nando selesai di buat.
"mama, papa!" ucap Nando memeluk kedua orang tuanya. Dia juga memberikan senyuman pada kakak iparnya. Saat melihat di kembar yang sudah cukup dewasa. Dia lansung memeluk mereka bersamaan.
Lalu, terlihat kak keduanya yang berdiri dengan tenang dan mengandeng seorang anak perempuan yang cukup imut tampilannya.
"kak," panggilnya memeluk Arumi. Tak lupa dia juga menggendong si kecil yang dia sendiri belum tahu siapa namanya.
"hallo manis, siapa nama kamu?" tanya Nando sambil mengendong Michelle.
"Michelle om" jawabnya dengan senyum, yang membuatnya semakin menggemaskan.
"om, mana oleh olehnya?" tanya Daniel dan Dania yang melihat Nando yang tak kunjung menurunkan adik mereka.
"ya Tuhan, lihat lah Kak si kembar. Om nya saja belum sempat istirahat dan makan mereka sudah tanya mana oleh olehnya!" adu Nando melihat ke arah kakak iparnya. sedangkan Mikaila hanya tersenyum lucu melihat nya. Dia masih setia menggendong Michelle.
sebenarnya tujuan si kembar berkata demikian karena tidak suka jika si kecil Michelle di gendong terlalu lama bahkan dengan om mereka sendiri. Yang boleh berlama lama dengan Michelle hanya mereka berdua dan suster Neni saja.
"adik, sini jangan mau di peluk om. Om Nando bau, baru sampai rumah nggak mandi dulu!" ucap Dania yang ingin meraih tubuh kecil adiknya itu. Sedangkan Nando yang mengerti jika di kembar cemburu karena dia bisa menggendong si kecil. Memiliki pikiran yang jahil.
"no no, karena om baru sekali bertemu dengan adik kecil. Maka, om akan culik adik kecil!" ujar Nando langsung membawa kabur Michelle ke dalam kamarnya. Sedangkan Daniel dan Dania lansung menyusulnya. Mereka tidak mau jika adik mereka di kuasai oleh om mereka sendiri.
"tidak, itu adik kecil kami!" ujar mereka bersamaan. Mereka lansung berlari ke arah Nando berada. Sedangkan Michelle yang ada di gendongan Nando hanya tertawa senang.
Suster Neni sedikit panik ketika melihat jika anak anak majikannya akan naik ke lantai dua dengan posisi berlari. Sehingga dirinya juga ikut mengejar dan sedikit menahan langkah Daniel dan Dania. Dia mengingatkan jika harus naik perlahan, saat naik tangga. Untungnya si kembar mau menurut. Sehingga membuat suster Neni sedikit lebih tenang.
"Dasar, anak mama yang satu itu masih saja jahilnya. Selalu saja gangguin si kembar!" ujar Jonathan.
"Benar kak. Apalagi semenjak ada Michelle, sudah dipastikan mereka akan bertengkar setiap saat memperebutkan adik kecil mereka!" timpal Arumi. Dan Mikaila hanya tersenyum.
"Apa kalian berdua tidak mau nambah anak lagi. Usia Daniel dan Dania sudah cukup besar jika mereka punya adik lagi. Dan yang pasti Michelle juga bakalan senang jika ada teman yang tidak terlalu jauh usianya. Tapi, jika menurut kalian memiliki Daniel dan Dania sudah cukup. Juga tidak masalah, yang terpenting kita semua harus tetap akur. Jangan lagi ada yang di sembunyikan. Entah itu kabar baik ataupun kabar buruk!" ujar Bu Yohana memberikan saran. Dan Mikaila hanya tersenyum hangat menatap mama mertuanya .
"Sebenarnya kami punya sedikit kejutan ma. Hanya saja kami masih mencari waktu yang telah. Berhubung mama sepertinya sudah tidak sabar orangnya. Jadi, Jonathan dan Mikaila mau kasih ini!" ucap Jonatan memberikan sebuah kotak kecil yang berwarna merah.
"apa, ini nak?"
"buka saja ma!" ucap Mikaila dengan sopan.
Karena penasaran Arumi mendekat dan duduk di dekat mamanya. Sedangkan pak Yudha yang awalnya masih fokus ke ponselnya, lansung mendekat ke sisi sang istri. perlahan namun pasti, kotak tersebut di buka. Terlihat jelas jika ada sebuah alat tes kehamilan dan juga sebuah foto hasil USG di dalamnya.
"ini kamu hamil nak,?" tanya Bu Yohana pada sang menantu, tangannya memegang tespek yang menunjukkan garis dua berwarna merah yang sangat jelas.
"iya ma, Mikaila hamil. Dan bulan ini sudah memasuki Minggu ke 14" jawab Mikaila mengusap pelan perutnya yang masih rata.
"ya Tuhan, terimakasih atas anugrah yang kau berikan. selamat ya nak. Di jaga kesehatan nya. Jangan sampai terlalu capek. Atau kamu mau tambah art atau suster seperti Michelle. Jika iya, nanti mama Carikan" ucap Bu Yohana beranjak dari duduknya dan duduk di dekat sang menantu. sedangkan Arumi masih mengamati hasil USG yang ada di dalam kotak itu juga.
"tunggu dulu. kenapa ini ada yang aneh ya dengan hasil USG nya. lihatlah, ini ada dua kantung dan di masing masing kantung ada bintiknya" tunjuk Arumi membuat semua orang lansung beralih padanya. "apa jangan jangan kak Mikaila hamil anak kembar lagi?" lanjutnya terkejut sekaligus senang.
Jonathan dan Mikaila memang belum mengetahui apakah calon anak mereka kembar lagi. karena mereka hanya bertanya tentang usia dan juga kesehatan bayi mereka.
"benarkah?" tanya Mikaila yang tidak percaya.
"loh, kakak tidak tahu?" Mikaila hanya menganggu
"ini lihat. Hasil USG ini sama persis dengan yang kakak berikan saat hamil si kembar dulu. Sama persis Arumi inget betul"
Tapi saat mereka sedang asik mengobrol tentang kehamilan Mikaila. Pintu rumah keluarga Yudistira di ketuk lumayan keras. Dan membuat Arumi dan yah ada di sana sedikit terkejut.
"siapa juga ini, masih di jam segini yang bertamu!" ucap pak yudha yang berdiri dari duduknya dan berniat membukakan pintu.
"tidak usah pa, biar Jo saja yang buka!" ucap Jonathan mendahului papanya untuk membuka pintu.
Saat pintu terbuka. Bertapa terkejutnya Jonathan, saat me dapati tamu yang datang adalah Nicholas bersama keluarga besarnya. Ada kedua orang tuanya serta tak lupa kakak dan ipar serta keponakannya.
"ada apa kamu datang ke sini?" tanya Jonathan dengan dingin.
"apa begini cara kamu menyabut tamu. Apa kamu tidak mau mempersilahkan kamu masuk?" ucap Bu Sartika yang tidak suka dengan sikap Jonathan.
Bu Sartika sedikit penasaran dengan isi dari rumah mewah milik keluarga Yudistira itu. Pasalnya ini baru pertama kali mereka bertemu. Karena saat lamaran dan juga menikah, semua di adakan di sebuah gedung yang cukup mewah.
"rumahnya bagus. pasti isi di dalamnya sangat banyak dan mahal" begitulah pemikiran Bu Sartika. "aku harus bujuk Nicholas supaya mau tinggal di rumah mewah ini. Jadi, kapan kapan jika aku ingin datang menginap mudah!" lanjutnya berangan
klu mimpimu ketinggian ntar jatuh koma tau rasa kamu
klu mimpimu ketinggian ntar jatuh koma tau rasa kamu