Seorang istri yang merasa lelah dengan tingkah suami serta keluarganya. Hatinya begitu sakit melihat sang suami lebih menyayangi keponakannya di banding anaknya sendiri. Arumi layaknya seorang pembantu di dalam rumah mertuanya sendiri.
Suatu hari tanpa sengaja iya melihat putri kecilnya terjatuh karena didorong oleh keponakannya ingin meminta pertolongan, namun siapa sangka malah suaminya memilih membantu dan mengendong keponakannya tersebut. Puncak dari semua, ketika suami Arumi datang. kerumah membawa Siska pulang kerumah dan mengenalkannya sebagai calon istri Nico.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvazkha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 23
Sampai di rumah, Nicholas merasa aneh. Rumah terasa sangat sepi dan tidak ada jejak istrinya di dapur juga. Hal yang sama di rasakan juga oleh Bu Sartika, pak Abraham dan yang lainnya. Mereka merasa jika rumah itu telah di tinggalkan.
"Nic, cepat kamu periksa kamar anak dan kamar kamu. Mama merasa jika Arumi pergi membawa anak dan pengasuhnya!" ujar Bu Sartika dengan nada panik.
Tanpa banyak kata, Nicholas lansung menuju ke kamar Michelle. Saat dia membuka pintu tersebut. tenyata pintunya sudah tidak terkunci. Sunyi sepi tak ada apapun di dalam sana. Nicholas masuk dan mengecek lemari milik putrinya. Hasilnya nihil, tak ada satu barang pun tersisa di dalam lemari tersebut.
Nicholas lantas langsung ke kamarnya. Dia berharap jika apa yang saat ini ada di dalam pikirannya tidak benar benar terjadi.
Cklek
pintu terbuka, suasana kamar masih sama. Tidak ada barang yang berpindah dari tempatnya. Nicholas sejenak bisa bernafas dengan lega. Dia sempat berfikir.
"Mungin saja Arumi mengemasi pakaian putrinya dan menaruhnya di sini. Karena ada pengasuhnya. Dan mungkin sekarang Arumi sedang makan malam di luar!" begitu batinnya.
Tapi Nicholas ingin memastikan jika apa yang ada dalam pikirannya benar. Jika baju milik putrinya ada di dalam lemari mereka. Saat Nicholas membuka pintu lemari yang pertama. Masih jelas tertata dengan rapi baju dan kemeja miliknya. Tidak ada uang berubah sama sekali. Pintu kedua juga sama masih barang miliknya. Jantung Nicholas mulai berdetak dengan sedikit cepat. Harap harap cemas jika apa yang sempat dia pikir tidak benar. Dan betapa terkejutnya saat dia membuka pintu ke tiga. Di mana tempat itu adalah tempat dimana Arumi menata baju dan perlengkapan kerjanya. Kosong, itulah yang terlihat. Tak ada sehelai benangpun tertinggal di sana. Nicholas lantas membuka seluruh pintu lemari di kamarnya. Bahkan laci tempat make up dan perhiasan milik istrinya juga tak luput dari pencariannya.
Kosong, dan tetap kosong. Semua barang milik Arumi dan putrinya tidak ada di rumah. Nicholas yang panik lansung menuju ke ruang tamu. Dimana kelurganya masih berkumpul di sana.
"Bagaimana Nic, apa mereka masih ada ?" tanya Bu Sartika yang terlihat sedikit lebih tenang. Tapi berbeda dengan Nicholas yang mulai panik.
"Tidak ada ma. Bahkan semua barang milik Arumi juga tidak tersisa. Brangkas yang ada dikamar untuk menyimpan sertifikat dan juga barang berharga milik Arumi juga sudah kosong!" jawabnya dengan panik.
Padahal dia sudah merencanakan untuk mengambil sertifikat dan barang berharga milik Arumi. Tapi sekarang, Arumi malah sudah tidak ada di rumah tersebut.
"kemana Dia?" tanya pak Abraham.
"aku tidak tahu Pa. Hanya saja aku takut jika ternyata Arumi pergi ke rumah orang tuanya. Dan di sana mungkin dia akan mengadu jika selama ini dia hidup dengan susah di rumah ini. Apalagi, Nicholas juga sempat menamparnya tadi sebelum kita pergi ke restoran!" ujar Nicholas takut.
"lalu kita cari di mana Arumi. Atau coba sekarang kamu hubungi dia, mungkin saja dia sedikit ngambek karena tadi kamu datang bawa si Siska!" ujar William memberikan saran.
"iya, aku sampai lupa jika masih bisa menghubunginya" jawab Nicholas lansung mengambil ponselnya. Dia segera menghubungi sang istri.
Sekali, Dua kali, tiga kali. Bahkan sampai panggilan yang ke 8 Arumi masih belum mengangkat panggilan dari nya. Nicholas merasa semakin panik. pikirannya mulai berkelana.
"Bagaimana jika nanti Arumi mengadu dengan papa dan mamanya. Bagaimana jika mereka tidak terima saat Arumi aku tampar. Dan akan memenjarakan aku. Bagaimana jika Arumi mengadu jika aku sudah memberikannya nafkah yang tidak pernah cukup. Dan bagaimana jika Arumi mengadu jika aku berselingkuh!" pertanyaan demi pertanyaan mulai terlontar. Membuat Nicholas panik bukan main.
"tapi tidak mungkin dia tahu kalau aku selingkuh. toh aku masih belum mengatakan apapun tentang Siska. Kalau begitu aku harus pergi kerumah mami dan papi. Aku akan menjemput mereka berdua. Sekalian saja si suster kampungan itu." batin Nicholas tersenyum bahagian
klu mimpimu ketinggian ntar jatuh koma tau rasa kamu
klu mimpimu ketinggian ntar jatuh koma tau rasa kamu