Suami Miskin Ku

"Cila.." Gumam Ana tak menyangka.

Setelah nya Ana terdiam tidak mampu berkata-kata, mata nya menatap nanar layar laptop dimana rekaman CCTV tersebut di pause.

"Dari awal aku sudah meyakinkan diri ku, kalau kamu tidak ada sangkut paut nya dengan semua ini Cila. Tapi keyakinan aku runtuh, kamu wanita ular!"

Air mata Ana menetes, bukan sedih tetapi hati nya begitu sesak. Semua kejadian yang sudah berlalu ia coba untuk tetap meneguhkan hati nya untuk tidak berpikir buruk tentang Priscilia, namun nyata nya wanita itu lah dalang dari semua ini.

Melihat itu Alex pun beranjak dari posisi nya lalu menghampiri pria di balik kursi kebesaran nya milik nya.

"Dia menangis, tuan.." Lapor Alex pada pria itu.

Tanpa mengatakan apapun pria yang hanya terlihat lengan kekar yang di balut kemeja sebatas siku otu menyerahkan sapu tangan nya pada Alex.

Alex yang mengerti langsung menerima nya dan kembali mendekati Ana. "Seka air mata anda, nona" Ujar nya menyerahkan sapu tangan tersebut.

Ana pun mengangkat kepala nya, menatap sapu tangan yang tertulis sebuah kata 'Bezos' dengan benang berwarna emas itu.

"Tidak perlu tuan, sapu tangan itu terlihat sangat berharga" Tolak lembut Ana, berniat menyeka air mata dengan tissue yang tersedia di meja depan nya.

Namun dengan gerakan cepat tempat tissue itu di rampas oleh Alex. "Maaf nona, tissue ini sudah kadaluarsa. Silahkan anda menggunakan ini" Paksa nya menyerahkan sapu tangan milik sang tuan di tangan Ana.

Ana menatap aneh tingkah Alex, namun pada akhirnya wanita itu menggunakan sapu tangan tersebut yang memiliki aroma tak asing.

"Huft.. Untung saja" Batin Alex lega.

Setelah beberapa saat menenangkan diri nya, kini Ana bangkit dan menatap Alex dengan senyum nya.

"Terima kasih tuan Alex telah mengizinkan saya untuk melihat kebenaran ini" Ucap Ana setengah membungkuk.

"Astaga nona, jangan seperti ini" Cegah Alex yang terlihat panik.

Kening Ana berkerut, kenapa pria di depan nya semakin aneh? Pikir Ana yang selanjutnya kembali menormalkan ekspresi wajah nya.

"Kalau boleh, apa saya bisa meminta rekaman itu?" Tanya Ana ragu.

Alex mengangguk lalu menadahkan tangan nya. "Berikan handphone anda, saya akan menyalin video nya"

Dengan senang hati Ana membuka layar kunci nya lali menyerahkan handphone nya pada Alex yang langsung di utak-atik oleh pria itu bersama dengan laptop nya.

Selagi menunggu rekaman itu di saling ke handphone nya, Ana mengedarkan pandangan nya menatap interior ruangan itu.

"Mewah dan elegan" Batin nya menilai ruangan tersebut hingga mata Ana pun kembali tertuju pada kursi kebesaran yang di duduki oleh pria tersebut.

"Ck, memang nya siapa dia? Seperti apa wajah nya? Kenapa dia terus menghadap sana? Bukan kah tidak sopan?!" Gerutu nya tentu di dalam hati.

Rasa kesal dan penasaran yang menyatu menjadi satu membuat Ana terpikir sebuah ide licik. Lantas mata wanita itu pun sejenak memperhatikan Alex yang terlihat sibuk, lalu kembali menatap kursi itu.

"Baiklah, ayo mainkan peran mu. Anastasya!" Seru nya dalam hati.

Dengan langkah kecil Ana mulai menjauhi sofa itu. mata nya pun tak lepas menatap Alex, takut-takut pria itu mengangkat pandangan nya.

Dan seperti nya keberuntungan sedang berpihak pada nya, dimana saat ini kaki nya sudah menaiki tiga undakan tangga dimana meja kerja pria itu berada lebih tinggi dari tempat sebelum nya namun Alex belum juga mengangkat pandangan nya.

"Ayo kita lihat wajah jelek mu, tuan!"

Langkah Ana semakin mendekat pada kursi itu, kepala nya maju terlebih dahulu agar bisa melihat wajah itu dari samping.

Sedikit lagi batang hidung pria itu terlihat, tiba-tiba saja suara Alex mengagetkan nya dan berhasil membuat Ana menjauh.

"Nona!"

"Ah, i-iya ada apa?" Ana langsung turun dan kembali mendekati Alex.

"Suami anda menelepon"

Alex membalik layar handphone Ana dimana ada panggilan video yang masuk, dan panggilan itu dari kontak bernama 'My Husband' dengan emoticon love berwarna merah.

"Astaga memalukan.." Gumam Ana yang langsung mengambil handphone nya.

Bukan untuk menjawab tetapi menolak nya, mau bagaimana pun saat ini yang Luca tau bahwa Ana sedang berada di rumah.

"Mampus, bisa mengamuk singa itu kalau tau aku di sini" Batin nya yang kembali menyerahkan handphone nya pada Alex.

"Sudah nona, sudah selesai"

"Ah.." Ana mengangguk dan tersenyum bak orang bodoh.

Sungguh diri nya merasa canggung atas apa yang baru saja terjadi, dan pasti Alex melihat diri nya yang ingin melihat wajah bos nya.

"Baiklah terima kasih banyak tuan Alex atas semua bantuan ini" Ujar Ana yang berdiri di hadapan meja besar itu. Dimana Alex sudah kembali berdiri di sisi pria misterius tersebut.

"Sama-sama nona, dan semoga masalah anda cepat terpecahkan" Jawab ramah Alex.

Ana mengangguk lalu mata nya menatap lengan kekar di balik kursi kebesaran tersebut. Tidak lama mata nya beralih melihat table sign transparan yang di balik itu.

Mengamati dengan mata tajam, dalam hati Ana mengeja huruf terbalik itu. Tetapi Alex yang melihat wanita di hadapan nya tengah memperhatikan table sign dimana ada nama sang tuan, dengan cepat pria itu berdehem.

"Ada lagi yang bisa saya bantu, nona Anastasya?" Tanya Alex berhasil mengalihkan perhatian Ana.

"Tidak tuan, sekali lagi terima kasih dan saya pamit undur diri"

Ana menunduk sesaat sebagai bentuk terima kasih dan kesopanan, setelah nya wanita itu berbalik berjalan menuju pintu.

Membuka pintu itu dan keluar dari ruangan mewah tersebut, namun lagi-lagi mata Ana menatap table sign itu sebelum akhirnya menutup rapat pintu tersebut.

"Bezos.. Alfred.. Acul ehh,, Luca?" Gumam Ana yang berhasil menyusun kata-kata terbalik itu.

Kaki nya yang semula melangkah ke arah lift, kini terhenti dan berbalik menatap pintu besar itu. "Luca Alfred Bezos?"

"Luca? Suami ku?" Tanya kaget Ana pada diri nya sendiri tentu dengan mata yang melotot sempurna.

Sesaat Ana mematung, tidak mampu bergerak atau pun berucap. Hingga beberapasaat kemudian wanita itu menggeleng cepat dan memukul kepala nya.

"Pasti aku salah ingat, tidak mungkin nama Luca ada di sana!" Seru nya menolak pengamatan nya.

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Handphone Ana kembali berdering membuat wanita itu langsung melihat layar handphone nya. "Nah kan, ini baru Luca" Gumam nya yang kemudian menggeser tombol hijau di layar nya.

"Hal--" Belum sempat Ana melanjutkan perkataan nya, menjawab panggilan suara itu tiba-tiba saja Luca di sebrang sana memotong nya.

"Dimana kamu?"

"Aku di rumah" Jawab Ana bohong, tangan nya menggenggam erat handphone nya.

"Jangan berbohong Ana, aku ada di rumah sekarang!"

...****************...

Hai semua👋🏻Maaf ya author baru sempat up novel ini, terima kasih untuk kalian yang masih stay dan terus menunghu kelanjutan nya🥰