NovelToon NovelToon
Diam-Diam Married

Diam-Diam Married

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Perjodohan / Nikahmuda / Patahhati / Romansa Modern / Tamat
Popularitas:12.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Inggit Prameswari terpaksa menikah muda dengan Albiru Rasdan karena perjodohan yang dibuat oleh orang tua mereka. Usia keduanya yang masih begitu belia, menyebabkan rumah tangga mereka dipenuhi dengan banyak drama. Terlebih sikap dingin Biru yang mendarah daging, menyebabkan keduanya bagai pasangan Tom and Jerry yang tak pernah akur dengan yang namanya perselisihan.

"Maju satu langkah gue teriak nih!" ancam Inggit

"Well, lo harus membayar mahal atas semua perlakuan lo ke gue." Biru.

Jangan lupakan pria tampan yang diam-diam menaruh hati pada Inggit, dia Ares. Laki-laki yang siap berjuang sampai di titik nadir, walaupun aral melintang di depannya. Pria itu tetap berkata, "Mari kita jalani ini semua bersama." Ares

Perjalanan cinta segitiga yang mengharu biru, persahabatan, cinta dan kesetiaan yang di uji.

follow ig~ mazarina_asrifaris

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22

Inggit menatap marah pria di depannya yang tengah menyorotnya tajam.

"Lo apa-apaan sih, belum puas membuat hidup gue tak jelas, mau lo apa Biru?!" bentaknya kesal.

"Jalanin seperti apa yang telah kita sepakati," ucap pria itu tegas.

"Lo sendiri yang ingkar, lo yang banyak menuntut rumah tangga ini banyak aturan, dan lo yang banyak ngerugiin hidup gue," marah Inggit cepat, dan tegas.

Biru yang kesal langsung menarik tengkuk Inggit dan menyumpal bibir istrinya yang mengoceh dengan bibirnya. Inggit jelas berontak, ia berusaha memisahkan diri sekuat yang ia bisa, tangan kanannya sudah berayun menampar pipi suaminya, namun tertahan karena pria itu menangkapnya. Inggit kesal, ia mendelik sengit berusaha menghempaskan tangan dirinya yang di genggam erat pria itu.

"Lepasin!" bentak Inggit murka.

"Nggak akan, kalau lo terus ngelawan gue bakalan ngelakuin hal yang lebih dari ini," ucap pria itu dingin.

Inggit terdiam, mencerna perkataan Biru baru saja. Dirinya tidak pernah akan memaafkan pria di depannya kalau itu terjadi.

"Gue benci sama lo Biru, benci!" tukas Inggit kesal, berusaha menahan gejolak marah di dada yang hampir meledak. gatal sekali rasanya ingin menjambak rambut pria itu lalu menghempasnya ke tembok derita. Semua saling terdiam dengan posisi yang sama, saling menatap dengan kebencian yang menyala di matanya.

Inggit berusaha melepaskan cekalan Biru yang terasa semakin kuat, "Sakit Al," lirih gadis itu mengaduh.

"Aku juga sakit, kalau tangan itu untuk menamparku," balas Biru dingin.

Inggit bergeming, memejamkan mata sejenak, menikmati rasa sakit yang semakin menyala. Buliran bening itu turun ke pipi, tanpa sadar jari-jemari Biru terulur menghapus air mata itu, genggaman tangannya mengendur, namun tidak sampai melepaskan, hatinya sedikit iba melihat istrinya yang memendam tangis air mata. Inggit membuang muka marah, lantas menatap tangan kanannya yang terasa sakit, dan pasti membekas.

"Lepas Al," keluhnya berusaha meloloskan diri dengan bantuan tangan kirinya. Biru melepaskan dengan suka rela, terlihat jelas bekas tangannya yang memerah dipergelangan tangan Inggit.

"Jangan pernah menghalangi langkahku untuk pergi," ucap Inggit lalu.

"Aku punya hak itu, terlepas kamu suka ataupun tidak dengan keputusanku," jawab pria itu lugas.

Inggit tersenyum sinis, "Kamu egois!" sentak Inggit.

"Aku tidak peduli, kamu terikat jalinan yang sah denganku, bahkan kalau aku sudi, halal bagiku atas tubuhmu!" tukasnya menohok.

"Pria tak punya hati, sayangnya, aku juga tidak sudi melayani pria brengsek seperti mu," ejek Inggit sinis. Biru geram dengan perempuan yang sok suci di depannya.

"Apa kamu bilang! Aku brengsek? Inggit, Inggit." Biru tertawa sumbang.

Pria gila

Inggit bergeming, menggeleng secara perlahan dan melangkah mendekati kopernya. Bagi Inggit, cukup buang-buang waktu yang berharga dirinya hanya untuk meladeni Biru yang sinting.

Biru yang melihat pergerakan Inggit tetap ngeyel pun langsung maju dengan gesit, dan merebutnya kembali. Dengan lihai tangan itu membuka koper yang telah disusun Inggit dan mengeluarkan seluruh isinya.

Inggit melongo ditempat, kakinya mendadak lemas, rasa kesal itu semakin bertambah banyak. Oke, urusan koper bisa dipikir nanti, yang jelas Inggit ingin pergi, menjauh dari hidup pria tak punya hati itu. Biru kembali menarik tangan Inggit.

"Jangan keras kepala Nggit, lo bakalan menyesal kalau lo tetap berontak dan ngelawan gue." Sorot mata tajam Biru memindai tubuh Inggit dengan kilatan yang berbeda. Inggit jelas gusar, berusaha melepaskan diri dengan menggigit tangan Biru yang membelunggu.

"****!" umpat Biru murka langsung melepaskan tangannya.

"Lo berani!" bentaknya sekali lagi. Menyorot Inggit tajam, dengan gulungan emosi.

"Stop, maju satu langkah gue bakalan teriak!" ancam Inggit, langkahnya berjalan mundur, tanpa sengaja tangan mungilnya menjatuhkan gelas kaca dan menimbulkan pecahan itu berhamburan. Tanpa sadar, gadis itu menginjak percikan kaca tersebut dan menyebabkan darah segar itu keluar dari telapak kakinya.

Inggit berhenti, menatap langkahnya yang terkunci. Rasa perih jelas terasa di bawah telapak kakinya, gadis itu menahan sakit. Biru yang sadar akan hal itu langsung terdiam, menyorot kaki Inggit yang berdarah.

"Jangan mendekat!" bentak Inggit merasa takut. Biru tak lagi mengindahkan kata-kata istrinya, pria itu langsung berjongkok dan memeriksa kaki Inggit, setelahnya tanpa aba-aba Biru langsung mengangkat tubuh Inggit dan mendudukannya di bibir ranjang.

"Kamu terluka Nggit?" cemas Biru seketika, rasa marah yang sempat menguasai terkikis berganti rasa khawatir yang jelas kentara.

"Ini adalah hukuman buat istri pembangkang kaya lo, lo hanya boleh pergi setelah hubungan kita berakhir, kali ini gue maafin lo," bisik Biru penuh penekanan.

"Jangan banyak gerak, diem di rumah, dan jangan coba-coba ngelawan gue!" sambung pria itu, memungkasi sesi marahnya dan berlalu.

Inggit terdiam sepi, ia merasakan panas yang menguar di sekitar kakinya. Rasa perih itu jelas terasa.

Biru kembali dengan membawa kotak obat, pria itu membersihkan luka Inggit dan memberikan perban di sana. Selesai mengobati, Biru terdiam sejenak, mengamati wajah Inggit yang berantakan ulah dirinya.

Inggit bergeming, mengamati suaminya yang sedang membereskan pecahan kaca. Setelahnya pria itu mengemas kembali pakaian Inggit dan menaruhnya ke lemari.

"Biru, Inggit? Kalian di rumah tapi sampai tak mendengar Mama datang?" Itu suara Mama Diana yang tiba-tiba muncul tertangkap di keheningan yang melanda. Sontak Biru dan Inggit kompak menoleh. Mama Diana langsung nyelonong masuk begitu mendapati pintu utama sedikit terbuka. Perempuan paruh baya itu memanggil nama anak dan menantunya tapi tidak ada yang mendengar, ia masuk saja karena pintu tidak di kunci.

Senyum di bibir Inggit langsung merekah begitu mertuanya datang. Awalnya Inggit ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, tapi sepertinya keputusannya untuk berbicara langsung ke Mama Diana adalah pilihan yang tepat saat ini. Inggit yakin, perempuan baik hati itu akan mengerti setelah mengetahui kelakuan anaknya.

"Sayang ... kalian ... lagi berkemas? Jadi bulan madu?" tanyanya salah paham melihat Biru seperti tengah merapihkan pakaian Inggit.

"Bukan Ma, it---"

"Iya Mah, Mama mau nitip apa buat oleh-olehnya?" sergah Biru cepat, memotong jawaban Inggit yang belum tuntas. Pria itu merangkul bahu Inggit dengan akrab. Mengeratkan bimbingan tangannya begitu erat, hingga Inggit meringis merasa sakit di bahu kanannya.

"Lepas Al, sa ... kit!" tukasnya kesal. Biru jelas mendelik, maksud hati supaya Inggit menurut, ia malah mengaduh sakit di depan Mama.

"Maaf sayang," ucap pria itu manis. Melepas genggaman tangannya dan beralih mengusap puncak kepalanya dengan sayang.

Kali ini giliran Inggit yang melongo, 'sayang' katanya? Benar-benar membuat perempuan itu muak dan ingin muntah mendengar tutur manisnya.

"Untung kalian belum berangkat, Mama hubungi kalian dari tadi nggak ada yang angkat, ternyata sedang pada sibuk."

"Mama mau apa? Tumben sekali mampir di jam nanggung kaya gini."

"Astaghfirullah sampai lupa, sini sayang, ayo ikut Mama." Mama Diana mendekat. "Lho, kaki kamu kenapa?"

"Nginjek beling Ma," jawab Biru menyerobot Inggit.

"Ya ampun ... hati-hati dong sayang."

"Nggak papa kok Ma, luka sedikit," jawab Inggit meyakinkan.

"Sayang, liburannya di tunda dulu ya, Mama janji bakalan kasih yang lebih nanti buat kalian, ada yang lebih penting dari sekedar liburan kalian kali ini."

"Emang ada apa Ma?" Biru lagi-lagi menjawab.

"Sayang," ucap Mama seraya merangkul Inggit yang sedari tadi hanya diam.

"Ada apa ya Ma?" tanya gadis itu bingung.

"Romomu masuk rumah sakit nak, Ibu mu tadi telfon Mama minta tolong untuk menjemputmu, karena telfon kalian tidak ada yang angkat," kata Mama Diana lirih. Inggit terdiam sejenak, Tiba-tiba tubuhnya menjadi lemas, kepalanya mendadak pening mendengar kabar tentang ayahnya.

"Inggit! Kamu kenapa sayang," ucap Mama khawatir, melihat menantunya menjadi pucat pasi.

"Nggak pa-pa Ma, Romo sakit apa? Aku ingin ke sana," ujarnya sendu, seketika rangkaian kata yang tersusun atas masalah dirinya pun ambyar dari memori otaknya. Semua yang sudah tersusun rapi mendadak ngeblank tak tersisa.

1
Melda Herawaty
👍🏻👍🏻 ga nyesal baca brpun telat 😆, salah satu author fav ku🤩
Anisha Khalifah
jujur agak gimana gitu liat sikap inggit
Susanti Susanti
Luar biasa
Rara Love
klo bisa kak asri ceritanya lanjutin dong dengan cerita rumah tangga yg harmonis bersam anak mereka albitu dan inggrit
Rara Love
tak bosan bosan baca cerita ini dari 2021 masih di ulang membaca berkali kali sampai sekarang
Rara Love
ceritanya yg mengharuskan biru sebuah cinta yg murni karena akhlak dan kesederhanaan ,menjadikan cinta yg hakiki karena kesabaran dan keyakinan akan jodoh yg baik
Khadijah Nafisah
good
pipi gemoy
tamat 2x 🌹👻
pipi gemoy
😂😂😂😂😂😂😂
baca ulang gue
Desri Yasmita
Luar biasa
Yeni Atik Munawaroh
lagi kangen karya kak asri yang di sini huhu

mau nostalgiaan ama Inggit dan Birru🤭
Qaisaa Nazarudin
Heran aku masih bocil udah celap celup aja,Gimana gedenya jadi players sejati.. Kasihan banget Inggit,Ini juga katena KEEGOISAN bokapnya..
Qaisaa Nazarudin
Kadian Inggit dapet barang bekas..
Ney Maniez
waduhh 🏃🏻‍♀️🏃🏻‍♀️
Ney Maniez
geli ma cowo kyk gt🤦🏻‍♀️
Ney Maniez
aku mampir
SeoulganicId
sumpah pengen liat si biru guling guling nangis sumpah
Efratha
Luar biasa
Nur Aini
semoga Author jodohin inggit dengan ares😥
Mebang Huyang M
ceritanya seru bangat ending yg bahagia dan banyak tawa didlm. salam sehat dan sukses selalu thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!