(Novel ini adalah Novel pertama ku, jadi mohon maaf jika penulisnya masih sangat berantakan. tapi Author akan menyempatkan waktu untuk merevisi total hampir keseluruhan dari isinya, walaupun bertahap.)
"Jadilah Istri ku selama satu tahun Naya, semua pengobatan nenek mu akan ku tanggung, dan kau juga bisa menikmati uang ku selama itu" ucap Arjuna sembari mengulurkan tangannya kepada Naya.
air mata Naya menetes sembari menoleh ke dalam ruangan ICU tersebut, dalam hatinya ia sangat ingin menampar pria di hadapannya itu karena telah merendahkannya dengan menawarkan Nikah kontrak, namun di sisi lain ia juga tidak bisa munafik bahwa ia benar-benar tengah membutuhkan uang untuk pengobatan Neneknya. Naya menoleh kearah Juna.
"baik lah tuan aku bersedia" ucap Naya membuat bibir Juna tersungging.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hukuman lagi
Setelah menaiki anak tangga Arjuna benar-benar tidak sabar dengan langkah Naya yang sangat lamban, itu pula yang membuat Arjuna meraih lengan Naya dan membawanya cepat menuju kamarnya lalu mendorongnya hingga membuat Naya tidak bisa menahan tubuhnya dan tersungkur ke lantai.
Bibir Naya meringis saat bokongnya terasa sakit akibat terhempas ke lantai ubin.
Arjuna mencengkram baju Naya dengan kedua tangannya.
"Kau sengaja melakukan itu pada ku kan" Seru Arjuna, membuat Naya menggeleng.
"Sungguh, aku tidak sengaja Tuan aku tidak tahu kalau kau ada di belakang ku" Ucap Naya ia benar-benar ketakutan karena pandangan Arjuna yang sangat tajam itu.
"Katakan pada ku? Apa maksud mu mengganggu pekerjaan para pelayan disini dan melakukan pekerjaan mereka?" Tanya Arjuna.
"Aku? Aku hanya jenuh Tuan karena aku tak memiliki pekerjaan apapun disini, sedangkan kau tak mengizinkan ku keluar rumah" Ucap Naya.
"Kau itu banyak maunya ya? Sudah diberi hidup enak saja masih menuntut pekerjaan lain" Seru Arjuna.
"Bu... Bukan begitu Tuan" Arjuna menarik lengan Naya kasar agar mau berdiri dan membawanya ke kamar mandi, ia lantas meraih selang shower nya dan menyiramkannya ketubuh Naya dengan semburan yang sangat kuat.
"Tuan... Tuan jangan aku sudah mandi, Tuan, ampun Tuan" Naya menahan air itu dengan lengannya yang mulai terasa sakit karena semburan air tersebut.
"Ini balasan untuk mu, kau yang sudah membuat ku basah jadi kau juga harus basah"
"Tuan ampun, air itu membuat tubuhku terasa sakit" Naya masih menahannya Arjuna pun menghentikannya.
Kini tubuh Naya basah kuyup membuat Arjuna tertawa puas, setelah membalas siraman Naya tadi membuat setresnya hilang,
"Yaahh baju ku jadi basa semua" Gerutunya lirih.
"Kau tengah menggerutu ya? Mau ku siram lagi hah!" Seru Arjuna sembari mengarahkan shower tersebut ke arah Naya.
"Tidak Tuan maaf" Naya tertunduk.
"Sudah sana keluar, aku akan mandi lebih dulu" Ucapnya yang lantas di iyakan oleh Naya, yang lansung keluar dari kamar mandi tersebut dengan baju yang basah ia berdiri di depan kamar mandi.
"Aahhh dia lama sekali mandinya, kamar ini dingin sekali membuat ku tidak tahan menahan rasa dingin ini" Runtuh Naya yang mulai berjongkok sembari memeluk tubuhnya sendiri.
"Hatsyi! Hatsyi!" Naya mulai bersin,
"Ahh Tuan Arjuna kapan kau selesai tubuhku sudah kedinginan" Ucapnya dengan tubuhnya yang tengah menggigil dan terus bersin-bersin.
"Hatsyi!" Ckllaaaaaakk pintu kamar mandi terbuka tepat saat Naya tengah bersin, membuat bola matanya melebar.
"Hey! Kau bersin! Aaiiissss kau mau menularkan virus pada ku ya?" Seru Arjuna, Naya pun beranjak.
"Ti... Tidak Tuan, aku hanya kedinginan" Ucap Naya yang lantas masuk kedalam kamar mandi itu dan menutupnya.
"Haaahh wanita itu" Runtuknya ia menginjak lantai yang basah.
"Ini? Aaaarrrhh" Braaaaaakkk braaakkk braaaakkk Arjuna menggedor pintu kamar mandinya keras.
"Hey budak! Jangan lupa kau keringkan lantai ini!" Teriaknya "kau dengar itu tidak?" Teriaknya lagi namun tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
"Ahh percuma aku berteriak juga dia tidak akan mendengar ku" Tuturnya yang lantas melenggang pergi.
Setelah Arjuna dan Naya selesai mandi Naya mengeringkan rambutnya yang sedikit basah sedangkan Arjuna masih fokus dengan laptopnya di atas ranjangnya, tak lama mereka mendengar suara ketukan dari luar.
"Hei budak! Buka pintunya itu!" Seru Arjuna tanpa menoleh kearah Naya, ia pun beranjak dan membuka pintunya.
"Maaf Nyonya, Tuan Rudy datang" Ucapnya sopan.
"Oh baiklah sebentar lagi kami turun" Balas Naya sembari tersenyum, pelayan itu pun membungkuk dan pergi sedangkan Naya kembali masuk ke kamarnya.
"Tuan? Pelayan tadi bilang om Rudy datang" Ucap Naya membuat Arjuna menghentikan kegiatannya.
"Om Rudy? Kenapa tiba-tiba?" Serunya yang lantas menyimpan data filenya dan menutup laptopnya.
"Ayo kita turun" Ajak Arjuna Naya pun mengikuti di belakang.
"Hei kenapa kau tak menggandeng lengan ku?" Tanya Arjuna.
"I... Iya maaf Tuan aku lupa" Naya meraih lengan Arjuna yang kekar itu dan menggandeng nya, mereka berjalan beriringan menuju ruang tamu dan menghampiri pria paruh baya yang sudah menanti mereka itu.
"Om? Tiba-tiba datang ada apa?" tanya Arjuna yang tengah mencium punggung tangan omnya itu begitupun Naya.
Melihat rambut mereka berdua masih terlihat basah membuat Omnya itu terkekeh.
"Kau sih? Tidak mengambil cuti jadi begini kan? Pulang dari Dubai langsung kangen-kangenan tidak sabar menanti malam ya? untung saat om datang pertempuran kalian sudah selesai" Ledek omnya membuat Arjuna melebarkan matanya karena paham maksud omnya itu.
'Pertempuran? Apa om Rudy tau tadi Arjuna menyiram ku?' gumam Naya polos dalam hati yang masih belum paham maksud pria paruh baya di hadapannya itu.
"Om ini bicara apa sih, kan malu jadinya" Jawab Arjuna sembari tertawa aneh.
Mereka pun mengobrol santai, tujuan omnya menghampiri mereka hanya untuk menjenguk pasangan baru itu, pasalnya semenjak orang tua Arjuna meninggal semua tanggung jawab Atas Arjuna di pegang olehnya,
Dan biasanya omnya itu akan datang setiap hari namun semenjak Arjuna dewasa kini dirinya sangat jarang mendatangi rumah Arjuna, terlebih sekarang saat Arjuna sudah berkeluarga, walaupun ia terus memantaunya dari para pelayan tentang rumah tangga keponakannya itu, hal itu juga yang membuat Arjuna bersandiwara bahkan di depan pelayannya sendiri.
Malam berselang hidangan makan malam sudah tersaji di atas meja mereka pun melanjutkan makan malam bersama dan setelahnya omnya itu pun berpamitan pada Arjuna dan Naya untuk pulang. Arjuna dan Naya terus tersenyum sampai mobil pamannya itu menjauh,setelahnya keduanya kembali menuju kamar meraka.
"Naya aku mau bekerja, dan kau jangan pernah menggangguku" Ucap Arjuna yang kembali membuka laptopnya dan kembali meng ACC laporan yang masuk ke emailnya.
Naya berjalan pelan menuju kursi panjangnya dan duduk di sana ia terus mengamati Arjuna yang masih fokus itu. Dan memutuskan untuk mengambil bukunya dan mulai membacanya, hingga malam semakin larut dan Naya pun mulai menutup bukunya lalu merebahkan tubuhnya.
Jujur saja kursi itu sangat sempit membuatnya susah bergerak, namun itu lebih baik dari pada ia harus tidur di lantai, Naya menatap langit-langit tiba-tiba saja ia merindukan ranjangnya yang nyaman itu dan ingin kembali tinggal di sana, walau telinganya harus sakit karena mendengar ocehan ibunya Raihan setiap hari namun baginya di rumahnya sendiri ia merasa lebih nyaman.
