NovelToon NovelToon
Selenophile

Selenophile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai / Healing / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:882
Nilai: 5
Nama Author:

Rasanya sangat menyakitkan, menjadi saksi dari insiden tragis yang mencabut nyawa dari orang terkasih. Menyaksikan dengan mata sendiri, bagaimana api itu melahap sosok yang begitu ia cintai. Hingga membuatnya terjebak dalam trauma selama bertahun-tahun. Trauma itu kemudian memunculkan alter ego yang memiliki sifat berkebalikan. Kirana, gadis yang mencoba melawan traumanya, dan Chandra—bukan hanya alter ego biasa—dia adalah jiwa dari dimensi lain yang terjebak di tubuh Kirana karena insiden berdarah yang terjadi di dunia aslinya. Mereka saling Dalam satu raga, mereka saling menguatkan. Hingga takdir membawa mereka pada kebenaran sejati—alasan di balik kondisi mereka saat ini. Takdir itu memang telah lama mengincar mereka

Silsilah Keluarga Yasa

Mata cokelat itu perlahan membuka, menangkap cahaya lembut yang masuk dari ventilasi. Rambut hitam yang panjang masih berantakan, menandakan betapa lelapnya dia tidur meski sedang berada di tempat orang asing.

Satu kata yang bisa Kirana berikan untuk menilai Goa Serintik Harum ini, ialah nyaman. Dia juga agak sedikit kaget karena bisa tidur dengan sangat pulas dan bangun dalam keadaan tubuh yang segar bugar, padahal baru saja menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Sepertinya, tempat ini menyimpan begitu banyak energi alam sehingga mampu mengembalikan stamina atau energi siapapun yang tinggal di dalamnya. Pantas saja, meski Dirga dan Ayu hanya tinggal berdua saja, namun mereka bisa tumbuh dengan sangat baik, bahkan Dirga memiliki tinggi tubuh yang jauh di atas anak-anak sebayanya.

Awalnya Kirana mengira, bahwa Goa Serintik Harum akan terasa dingin saat malam hari. Namun, ternyata perkiraannya itu meleset dan bisa dibantahkan dengan kualitas tidurnya yang sangat baik. Entah bagaimana caranya Goa Serintik Harum ini bisa terasa hangat saat malam hari. Namun yang pasti, Kirana jadi merasa penasaran dan tertarik untuk mengetahui lebih jauh soal goa ini pada penjaganya, Dirga.

Saat itu, Kirana terbangun dari tidurnya yang nyenyak ketika hari masih belum terang, sekitar waktu subuh saat udara masih terasa segar dan suasana dipenuhi ketenangan.

Butuh waktu bagi Kirana untuk mengumpulkan nyawanya setelah terbangun. Usai kesadarannya sudah terkumpul, baru lah dia bisa mulai merapikan tempat tidur, setelah itu dilanjutkan dengan merapikan dirinya sendiri yang cukup dibilang berantakan.

Selama proses merapikan tempat tidur, Kirana berusaha untuk tidak membuat terlalu banyak suara. Dia tidak ingin membangunkan orang lain dengan suara bising yang dibuatnya.

Selepas semuanya dirapikan, Kirana memutuskan untuk memeriksa keadaan di luar kamar. Namun, saat membuka pintu kamar, indera penciuman Kirana tergoda oleh aroma khas yang membuat cacing-cacing di perutnya bergetar karena lapar. Akhirnya, Kirana mengikuti arah aroma itu berasal, dan dia menemukan Dirga sedang menyiapkan makanan. Dia terlihat sangat serius dengan kegiatan memasaknya itu.

Di sisi lain, Ayu sedang duduk dengan tenang di samping Dirga, sambil terus memandangi kakaknya itu dengan penuh kekaguman. Tangannya yang kecil memegang sendok kayu dengan erat, seolah ingin membantu.

Kirana mendekat dengan langkah tanpa suara.

"Selamat pagi, Dirga, dan selamat pagi, Ayu," sapanya dengan suara lembut.

Ayu membalas dengan senyuman yang sangat manis, membuat Kirana gemas melihatnya. Namun, Kirana sepertinya merasa jauh lebih penasaran dengan apa yang sedang Dirga lakukan.

"Apa yang sedang kamu masak? Aku ingin membantu, tapi aku tidak terlalu pandai memasak," tawar Kirana merasa tahu diri karena tidak memiliki kemampuan atau pengetahuan apa pun mengemai kegiatan dapur.

Dirga tersenyum ramah seraya menggelengkan kepala sebagai tanda penolakannya atas tawaran Kirana. Sejujurnya, Dirga sangat terharu dengan kebaikan hati Kirana yang ingin ikut membantu. Namun, sebagai tuan rumah yang baik, mana mungkin dia membiarkan tamunya mengerjakan pekerjaan rumah begitu saja. Justru, bukankah seharusnya sudah menjadi kewajiban bagi Dirga untuk memberikan pelayanan terbaik pada kedua tamunya yang terhormat selama mereka berada di sini.

"Tidak apa-apa, Kak Kirana. Duduk saja, ini adalah tugasku sebagai tuan rumah." Dira menambahkan dengan nada bersahabat, "Sambil menunggu makanannya siap. Kakak bisa membersihkan diri terlebih dahulu. Ayu akana mengantar Kakak ke tempat pemandian. Jangan khawatir, meskipun cuaca di luar dingin, di dalam goa ini ada sumber mata air hangat. Kakak bisa membersihkan diri dengan nyaman."

Mendengar penjelasan Dirga, Kirana merasa tertarik. Sepertinya akan menyenangkan berendam di dalam kolam sumber air hangat. Kirana ingin sekali merasakannya.

"Terima kasih, Dirga. Sepertinya, aku butuh membersihkan diri sekarang," katanya sambil tersenyum. Dia kemudian berpaling pada Ayu, yang segera berdiri dan memegang tangannya dengan lincah.

"Ayu, minta tolong antarkan Kak Kirana ke tempat pemandian, ya," ucap Dirga dengan lembut yang langsung disambut anggukan kepala antusias oleh adik bungsunya itu.

"Yuk, Kak Kirana, aku tunjukkan jalannya," kata Ayu dengan mata berbinar.

Kirana mengikuti Ayu yang melompat-lompat kecil di depannya, menuntunnya menuju tempat pemandian yang berada di sudut goa Serintik Harum. Udara di luar masih terasa dingin, namun Kirana bisa merasakan kehangatan di balik keramahan keluarga kecil ini.

***

Kirana dan Ayu sudah duduk di meja makan sederhana yang terbuat dari kayu. Meja itu berada di sudut goa yang lebih luas, dengan beberapa kursi kayu yang tampak kokoh. Bau harum makanan yang dimasak oleh Dirga memenuhi udara, membuat perut Kirana berbunyi pelan karena lapar.

Tak lama kemudian, Mita muncul dari lorong lain di dalam goa, terlihat segar setelah membersihkan diri. Rambutnya yang pendek sebahu digerai karena masih basah, dia tersenyum kepada Kirana dan Ayu.

"Selamat pagi, semuanya," sapanya lembut.

Dirga baru saja selesai memasak dan membawa piring-piring berisi makanan ke meja. Hidangan yang disajikannya tampak seperti pesta kecil. Ada roti pipih hangat yang masih mengepul, disajikan dengan keju yang meleleh dan madu murni. Ada pula sup krim yang kaya dengan potongan sayuran segar, serta daging panggang yang diolah dengan rempah-rempah khas, memberikan aroma harum yang menggugah selera. Selain itu, ada piring besar berisi buah-buahan segar, seperti anggur, apel, dan pir, semuanya diatur dengan rapi.

"Silakan, semuanya. Mari kita makan," ajak Dirga sambil duduk di kursinya.

Mereka mulai menyantap hidangan tersebut. Suasana terasa hangat dan penuh kebersamaan. Sambil menikmati makanannya, Mita memulai percakapan. "Kirana, mungkin kamu penasaran bagaimana Dirga dan Ayu bisa tinggal di sini."

Kirana yang sedang menikmati roti dengan keju dan madu, mengangguk. "Sejujurnya, aku memang sangat penasaran."

"Dirga dan Ayu ini merupakan generasi ke-28 dari keluarga Yasa," Mita memulai cerita. "Kesetiaan keluarga Yasa terhadap goa Serintik Harum telah diwariskan dari generasi ke generasi."

"Kami melakukannya semata-mata karena hutang budi pada Empu Agung yang telah menyelamatkan nenek moyang kami, satu-satunya anggota keluarga Yasa yang selamat setelah pembantaian oleh keluarga kerajaan pada masa lampau," sambung Dirga. Sorot matanya berubah sendu, seolah bisa merasakan kesedihan masa lalu.

Keluarga Yasa dulunya adalah bangsawan yang memerintah dengan adil dan damai di salah satu desa terpencil yang memiliki gelar Demang. Namun, kejayaan mereka runtuh setelah mendapatkan tuduhan melakukan praktik sihir hitam dan bersekutu dengan iblis, hingga mereka pun dimusnahkan sampai ke akarnya. Pada akhirnya, keluarga Yasa diberikan kepercayaan untuk menjaga goa Serintik Harum secara turun temurun.

"Empu Agung tidak bisa selalu berada di sini atau sering berkunjung karena jarak yang terlalu jauh dan memakan banyak waktu untuk ditempuh. Oleh karena itulah, Empu Agung mempercayakan keluarga Yasa untuk menjaga dan merawat goa ini seperti rumah mereka sendiri," ucap Mita sambil menyesap secangkir susu hangat dengan nikmat.

Dirga menoleh ke arah adiknya. "Aku ingin Ayu menjalani hidup yang lebih menyenangkan di luar sana. Menjaga Goa Serintik Harum adalah tanggung jawab yang sangat berat," katanya dengan lembut sambil mengelus rambut adiknya yang sedang menyantap buah mangga dengan mulut celemotan. Ayu tersenyum malu-malu dan menyeka wajahnya dengan lengan baju.

Kirana tersenyum melihat interaksi antara kedua adik kakak itu. Mereka sangat menggemaskan dengan cara mereka saling menyayangi satu sama lain. Namun, Kirana penasaran pada satu hal. "Kenapa ada peraturan seperti itu? Apakah memang ada sesuatu yang khusus untuk bisa tinggal di goa ini?" tanyanya kemudian.

Mita menjelaskan, "Ini bukan peraturan, tetapi kesepakatan atau perjanjian antara kedua pihak. Kesepakatan ini harus dilakukan supaya Goa Serintik Harum bisa benar-benar terjaga, karena goa ini bukanlah tempat sembarangan. Jika keberadaan goa ini sampai terungkap ke dunia luar, maka akan sangat berbahaya, karena goa ini memiliki sumber kekuatan yang cukup besar."

Dirga menambahkan beberapa poin penting terkait perjanjian antara Empu Agung dan keluarga Yasa yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Keluarga Dalam (yang tinggal menjaga goa) dan Keluarga Luar (yang tinggal di luar goa).

Surat perjanjian itu berbunyi :

Jika generasi sebelumnya dari Keluarga Dalam melahirkan lebih dari satu anak, maka anak-anak tersebut harus dibesarkan dan dirawat di dalam goa Serintik Harum sejak bayi sampai usia sekitar 15 tahun. Pada usia tersebut, mereka berhak memilih untuk tetap tinggal menjadi Keluarga Dalam, meneruskan pengabdian seperti orang tua mereka, atau memilih hidup sebagai Keluarga Luar dengan identitas yang telah dipersiapkan.

Hanya satu keluarga yang bisa tinggal. Jika generasi sebelumnya wafat, maka salah satu anaknya harus menjadi pengganti kepala Keluarga, sementara yang lain diperbolehkan menjalani kehidupan di luar sesuai keinginan mereka masing-masing.

Bahkan, ketika penerus Keluarga Dalam hendak menikah, pasangannya harus bersedia untuk menjadi bagian dari Keluarga Dalam, menghabiskan seluruh hidupnya di dalam goa Serintik Harum sampai lahir penerus selanjutnya. Namun, jika pasangannya tidak bersedia atau memiliki niat jahat dan maksud tujuan lain, Empu Agung akan menghilangkan ingatannya supaya tidak ada yang pernah mengetahui keberadaan goa ini.

Perjanjian itu dibuat semata-mata hanya untuk menyeleksi orang-orang yang benar-benar bersedia tinggal di goa tanpa memiliki tujuan yang tidak benar. Tidak ada paksaan apa pun dari Empu Agung, tetapi dengan kesadaran penuh, Keluarga Dalam maupun Keluarga Luar menerima perintah tersebut dan tidak ada yang berani melanggarnya.

Kedua pihak telah melakukan sumpah pada Empu Agung. Jika sumpah itu dilanggar, maka mereka akan langsung mendapatkan akibatnya. Lagi pula, jika goa ini sampai terungkap dan terjadi sesuatu yang sama lagi pada keluarga Yasa, mereka tidak akan punya tempat persembunyian sebaik di Goa Serintik Harum ini. Itulah sebabnya mengapa sampai detik ini, Goa Serintik Harum tidak pernah diketahui siapapun.

Kirana merasa semakin terkesan dan bertanya lagi, "Lalu, apakah kamu memang tinggal berdua setiap hari seperti ini dengan adikmu?"

"Saya masih memiliki Ayah dan Bunda. Tetapi, saat ini mereka sedang pergi ke luar untuk bekerja. Pekerjaan mereka adalah menjadi petani bunga. Biasanya pulang dua kali dalam seminggu untuk memeriksa keadaan kami dan membawa persediaan makanan untuk beberapa hari ke depan. Selama Ayah dan Bunda pergi, saya yang bertugas menjaga goa dengan baik," jawab Dirga dengan bangga.

Mita tersenyum dan menggoda Dirga, "Dirga ini adalah anak yang pandai, sering menghabiskan waktu dengan belajar ketika tinggal sendirian di goa. Sepertinya setelah mendengar kedatangan kita berdua, Dirga langsung membersihkan goa secara besar-besaran."

Dirga tertawa malu, wajahnya memerah hingga ke ujung telinga, membuat suasana menjadi semakin akrab. Kirana dan Ayu ikut tertawa, merasakan kehangatan dan kebersamaan yang tercipta di antara mereka.

***

Usai menyantap sarapan bersama, Mita langsung mengajak Kirana untuk memulai ritual sembahyang. Kirana pun setuju karena dia ingin segera melakukan ritual untuk mencari jawaban dan membuktikan perkataan Empu Agung terkait dengan permasalahan hidupnya.

Dirga membimbing Kirana dan Mita ke sebuah ruangan khusus. Ruangan itu berbeda dari yang lain, dengan dinding yang dipenuhi ukiran-ukiran kuno yang tampak hidup dalam cahaya temaram yang masuk melalui celah-celah kecil. Setiap ukiran seolah memiliki makna tersembunyi di dalamnya. Suasana ruangan tersebut terasa menenangkan dan penuh energi alam, menciptakan aura spiritual yang kuat.

Saat mereka memasuki ruangan, Mita mengambil napas dalam. Dia bisa merasakan energi tak asing yang membawanya bernostalgia pada waktu pertama kali menginjakkan kaki di goa ini. Rasanya masih sama seperti dulu, getaran halus yang mengalir dari lantai ke tubuhnya, menandakan bahwa ruangan ini benar-benar menyimpan energi yang sakral.

Dirga membantu menyiapkan tempat duduk Kirana di atas dipan beralas tikar di sudut ruangan. Dia menatap Kirana dengan lembut, memberinya dukungan tanpa kata. Mita kemudian mulai menyalakan beberapa batang dupa yang aromanya segera memenuhi ruangan, menambah keheningan yang sakral.

"Kirana, kosongkan hati dan pikiranmu dari urusan duniawi," intruksi Mita dengan suara pelan, supaya Kirana bisa mendengarnya dengan baik. "Pusatkan seluruh pikiran dan jiwamu pada energi alam sekitar."

Kirana sudah duduk di atas dipan, perlahan mulai menutup mata, dan mencoba membawa ketenangan ke dalam dirinya. Dia mendengarkan setiap instruksi yang Mita berikan dengan saksama, merasakan suara lembut Mita seperti aliran sungai yang menyejukkan.

Perlahan, Kirana mulai merasakan keheningan yang mendalam, mengosongkan pikirannya dari segala kekhawatiran dan keraguan. Hingga akhirnya, gadis itu bisa merasakan jiwanya seolah melayang dan terhubung dengan alam sekitar. Suara gemuruh air terjun menjadi latar belakang yang menenangkan, membawanya semakin dalam dan khusyuk dalam ritual sembahyang.

Bersambung

Rabu, 02 Oktober 2025

1
Zeepree 1994
bagus ceritanya makin bikin penasaran, semangat ka author semoga rame yang mampir baca
Ismi Muthmainnah: Aamiin. Terima kasihhh💐
total 1 replies
Zeepree 1994
assalamualaikum ka othor semoga sukses ya ceritanya, aku izin baca ya Thor
Ismi Muthmainnah: Wa’alaikumussalaam. Terima kasih sudah tertarik buat baca dan kasih like juga😇 Aamiin, semoga ceritanya menghibur yaa🌹
total 1 replies
MARQUES
lanjutkan terus thor nulis novelnya kalau bisa bikin novel romansa fantasi aja terus tapi bikin nagih dan MC cewenya ga gampang luluh sama cowo🙏😄
Ismi Muthmainnah: Iya nih kak😂😭😭 Makasih banget yaa udah kasih masukan. Lumayan juga menurutku fantasi bangun wordbuldingnya
total 3 replies
Ismi Muthmainnah
Ini cerita pertama aku setelah hiatus lama. Selamat menikmati bagi yang suka cerita fantasi transmigrasi, tapi halal🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!