Hidup dalam kemiskinan tak pernah di harapkan semua orang. Tapi takdirlah yang membawanya kesana tapi kita juga tak tau jika suatu saat takdir itu akan bisa berubah tanpa di sangka - sangka.
Lina gadis belia yang hidup kekurangan terpaksa bekerja sebagai pengasuh bayi seorang pengusaha. Siapa sangka pengusaha yang kesepian malah jatuh cinta pada pengasuh putranya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah cinta mereka kan berjaln mulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Suami istri jika tak sejalan susah untuk di persatukan. Apalagi mereka punya kesibukan masing - masing malah makin memperparah jarak antara mereka.
Begitu juga yang dialami Bagas dan Ana. Mereka punya dunia masing - masing. Cuma bedanya kalau Bagas masih punya waktu untuk bermain dengan putranya. Tapi Ana enyah kesibukan apa yang ia punya hingga sama sekali tak ada waktu untuk sekedar pulang apalagi menemui putranya.
Entah apa yang da dipikirkan. Bukankah dia seorang ibu kenapa tak tersentuh sama sekali dengan tangisan putra yang ia lahirkan dari rahimnya sendiri. Suaminya juga ia abaikan padahal ia mengaku bahwa sangat mencintai suaminya itu.
"Aku mau kita pisah?" ucap Bagas membuat istrinya langsung diam dan menatap dirinya begitu dalam.
"Apa? Berpisah. Ga aku ga mau mas." teriak wanita itu setelah bisa mengusai deburan hatinya yang kacau karna permintaan suaminya yang tiba - tiba.
"Kenapa kamu ga mau, setelah ini kamu bisa bebas melakukan apa saja yang kamu mau. Bukanya kamu menyukai kebebasan tanpa ada lagi yang mengekang." Bahas masih bisa berbicara santai di tengah keadaan ruamh tangannya yang sudah di ujung tanduk.
"Aku kamu minta berpisah dariku karna gadia itu?" tanya Ana.
"Gadis yang mana?" tanya Bagas dengan kening berkerut.
"Pengasuh putra kita." ucap Ana membuat Bagas sedikit kaget tapi kembali ia memasang wajah datar.
"Kamu ini ngaco. Aku meminta berpisah tidak ada hubungannya dengan pengasuh Bima. Aku yang sudah jenggah dengan hubungan ini. Beristri tapi rasa tak beristri."
"Kamu ga usah bohong sama aku, mas. Aku tau kalau kalian berdua punya hubungan di belakang aku." tuding Ana.
"Orang kalau sudah stres suka ngaco ya. Ga usah bawa - bawa yang orang lain dalam persoalan kita. Kamu tenang saja aku pasti akan memberikan kompensasi yang sesuai untuk kamu." Begitu entengnya Bagas mengatakan kata perpisahan, apakah cintanya benar - benar sudah terkikis habis untuk Ana?
Perdebatan panjang itu berhenti saat Ana mendapat telpon dari seseorang yang Bagas sendiri itu siapa.
"Aku pergi dulu, urusan kita belum selesai. Satu lagi aku ga mau cerai dan ini akan aku adukan pada mama dan papa." ancam Ana sebelum pergi.
Bagas hanya tersenyum miring dan tidak mengambil hati ancaman Ana. Kalau pun kedua orang tuanya menentang keputusan ia tetap dengan pendirinya.
Bagus bisa bernafas lega saat Ana sudah pergi meninggalkan dirinya. Tadinya ia ingin langsung kekamar melepas lelah tapi saat baru beberapa langkah berjalan kakinya memutar menuju kamar Putranya.
"Tuan." ucap Lina lirih saat meliaht siapa gerangan yang masuk kedalam kamar. Tadinya ia takut jika yang masuk itu adalah majikan perempuanya. Ada sorot kelegaan di matanya.
"Bima masih tidur?" tanya Bagas sambil merangsek duduk sambil memeluk Lina.
"Tuan, nanti ada yang liat. Ga enak." Lina berusaha melepas pelukan majikannya. Ia takut istri Bagas akan memergoki mereka seperi ini.
"Biarkan begini sebentar, sayang. Aku butuh energi baru dari kamu." Lina terpaksa membiarkan lelaki itu memeluk dirinya. Jika pun dirinya menolak sama saja, ujung - ujung tetap saja dirinya harus mengikuti kemauan majikannya itu.
...****************...
Assalamualaikum kk,Terimakasih untuk supportnya.
Ditunggu saran kritikannya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen dan vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍💪😘🙏
@ima Susanti