NovelToon NovelToon
LEGENDA LAUT TIMUR

LEGENDA LAUT TIMUR

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur
Popularitas:543
Nilai: 5
Nama Author: Fii Cholby

Ini adalah kisah Guru Spiritual dan Seorang Duyung yang mencoba menerobos perbudakan melalui segala macam kesulitan dan bahaya. akhirnya menjadi sebuah keluarga dan bergandengan tangan untuk melindungi rakyat jelata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 21

"Jesly, kita tidak akan bisa mengalahkannya. Dengarkan dia!" bisik Lily.

Jesly dan Xenia saling pandang dengan angkuhnya. Tuan Muda dan Sisy datang ke Gua Refleksi. "Ketua Xe, kami tau kemampuan anda di atas kami. Anda melakukannya berdasarkan peraturan Kerajaan Vielstead. Jesly saat ini sedang di hukum. Saya bisa menggantikannya melatih duyung ini." Ucap Tuan Muda Alaric.

"Dia pasti muak melihat anda." Jesly memutar bola matanya jengah.

"Ketua Xe, Tuan Muda ingin menyampaikan pada anda rasa terimakasihnya." Sisy menunjukkan benda pusaka untuk Ketua Xenia.

"Jesly gagal membuat duyung itu bicara adalah karena jiwa Monster Fei yang menerobos masuk ke tempatnya. Tuan Muda yang telah merencanakannya, bukan?" Ketua Xe tersenyum tipis. "Anda juga melanggar aturan telah melepaskan monster secara diam-diam. Sama seperti Jesly, anda di kurung selama tiga hari."

Jesly dan Lily tersenyum mengejek. "Untuk berjaga-jaga jika ada yang mencurangi saya, siapapun di larang masuk ke dalam Gua Refleksi. Tuan Muda dan Jesly, mohon keluar!"

Tanpa berkata apa-apa, Tuan Muda keluar dengan perasaan kesal. Jesly menoleh ke belakang melihat Albert dengan tatapan sedih lalu ia pergi di susul oleh lily.

Sampai di pintu gua, mereka berhenti. "Saya sudah menuruti perintah anda. Saya akan pergi sekarang." ucap Tuan Muda Alaric.

Xenia mengangguk pelan.

Setelah kepergian Tuan Muda, Jesly berkata, "Ketua Xe, saya rasa, saya juga harus pergi."

"Hmmm..."

Saat hendak masuk seseorang turun dari atas pohon tepat berada di belakang Xenia. Ia berbalik, seorang laki-laki tersenyum padanya. "Guru Spiritual Xenia," sapanya.

"Aku sudah memberitahumu, kamu tidak perlu datang kemari."

"Aku di sini untuk menemanimu." Laki-laki itu tersenyum hangat.

Jesly dan Lily menoleh ke belakang saat mendengar Xenia sedang mengobrol dengan seseorang. Jesly dan Lily saling pandang sesaat.

Ketua Xenia menatap mereka berdua dingin. Ia lebih memilih masuk agar tidak di curigai. Laki-laki itu menyusul Ketua Xenia masuk ke gua.

"Lily, apa kamu tau sesuatu tentang Carly?"

"Pelayan Ketua Xe, ya? Saya tau dia salah satu dari kucing lynx. Sebuah bagian dari makhluk suci luwu. Mereka tidak baik sepertiku, tidak berpenampilan bagus sepertiku, kekuatan mereka lemah. Mereka jauh dari kekuatanku. Ada apa dengan itu?"

Jesly menggaruk-garuk pelipisnya seolah ia merasa janggal dengan Carly. "Tidak ada. Ayoo pergi."

.

.

.

Malam harinya...

"Jesly, kenapa kamu mengajakku ke sini?" Tanya Lily bingung.

Mereka berdua sedang berada di atas pohon. "Tidak hanya Alaric, sekarang ketua Xe juga menghalangi rencana kita. Aku harus menemukan cara untuk menjatuhkannya, atau Albert tidak akan mempercayaiku lagi."

"Aku tau kamu stres. Tapi kenapa kita bersembunyi di atas pohon dan mengawasi rumahnya? Jika kamu datang untuk bertarung dengannya, bagaimana caramu bisa mengalahkannya?"

Jesly terkekeh pelan. "Apa aku harus menjatuhkan seseorang dengan cara bertarung? Semua orang punya kelemahannya masing-masing begitupun dengan Xenia yang juga punya kelemahan."

"Bagaimana kamu bisa mengetahuinya? Xenia terlahir dengan banyak bakat dan Heinrich mengajaknya untuk bergabung di Kerajaan Vielstead. Tidak ada yang bisa dikatakan apapun jika itu bisa diselesaikan dengan bertarung. Dan dia, dia akan tetap dengan prinsipnya, tidak pernah melanggar peraturannya. Jadi, dia tidak punya kelemahan sama sekali. Kita kembali pada rencana awal saja. Jesly, menurutku kita tidak perlu berurusan dengannya. Aku tau kamu ingin memenangkan permainan ini karena ingin keluar dari sini. Kita sudah mencoba mendapatkan simpatinya tapi gagal. Kenapa kita tidak mencoba dengan cara lain?"

"Bagaimana jika aku tidak hanya menginginkan simpatinya?"

"Apa maksudmu?"

"Jika seseorang berhutang padamu, akankah kamu memaafkan orang itu?"

Lily tersenyum. "Aku tidak akan memaafkannya."

"Jadi sebenarnya aku masih berhutang maaf padanya maka aku akan terus melatihnya. Aku tidak ingin berhutang apapun padanya."

"Tapi..."

Kriieett!

Suara pintu terbuka perlahan. Sontak Jesly dan Lily menoleh ke arah rumah Ketua Xenia. Carly baru saja keluar dari rumah tersebut. Carly berjalan dengan mengendap-endap. Tanpa ia sadari Jesly dan Lily melihatnya.

Jesly tersenyum smirk. "Kenapa Carly berjalan dengan mengendap-endap?" Tanya Lily.

"Dia pasti punya rahasia makanya berjalan dengan mengendap-endap."

"Apa yang ingin kamu katakan?"

"Jika semuanya terjadi sesuai harapanku, kita akan menemukan sesuatu. Tidak ada yang tau tentang Xenia selain dia." Jesly melompat dari atas pohon.

"Ehh, apa maksudmu?" Lily ikut lompat dari atas pohon.

Carly terus berjalan tanpa merasa ada yang mengikutinya. Sampai di suatu tempat ia melewati sesuatu yang tembus dengan tempat lain.

Lily membelalak. "Bagaimana bisa penghalang dibuat di sini?"

"Kita akan tau jika masuk kedalam. Ayoo!" Jesly tersenyum senang. Ini sesuai apa yang ia harapkan.

Mereka berdua memasuki penghalang yang terlihat transparan langsung menuju tempat lain. Mereka berjalan mengendap-endap bersembunyi di semak-semak.

Carly berdiri di dekat pohon wisteria menunggu seseorang. "Carly," panggil seseorang.

Jesly dan Lily mengenali suara tersebut. Xenia datang menghampiri Carly yang sedari tadi menunggunya. Carly tersenyum berjalan mendekatinya.

"Pohon wisteria? Sedang apa kamu disini?"

Carly terus menyunggingkan senyuman manis. "Xenia, apa kamu ingat ini hari apa?"

"Hari Senin bulan kelima."

Carly menatapnya dengan dalam membuat Xenia menghela nafas. "Pergi keluar di malam hari tidak diperbolehkan. Kembalilah!"

Xenia hendak pergi namun di tahan oleh Carly. "Memang sepertinya aku harus menghukum mu. Di hari yang sama tiga tahun yang lalu, aku bertemu denganmu. Apa kamu lupa? Aku harus memberimu hadiah hari ini." Carly menggunakan spiritualnya membuat angin sepoi-sepoi dan bunga di pohon wisteria menjadi beterbangan.

Lily membelalak melihat keindahan tersebut.

Xenia takjub melihat keindahannya membuat Carly merasa senang. "Saat itu, juga ada pohon wisteria di tempat kita pertama kali ketemu. Ketika aku menemukan pohon wisteria di Kerajaan Vielstead, aku ingin memberimu kejutan."

Setelah merasa puas, Xenia menghilangkan keindahan tersebut. Menatap Carly hangat. "Ini juga tidak pantas. Jika seseorang tahu, kamu akan mendapatkan masalah."

Carly tersenyum tipis. "Kamu sendirilah yang tidak patuh dan jatuh cinta padaku. Jangan khawatir! Hanya ada kita berdua malam ini. Katakan saja padaku..." Carly menarik pinggang Xenia hingga lebih rapat padanya. "Apakah kamu menyukai hadiahku?"

Xenia tersenyum malu, mengangguk.

Carly mendekatkan pipinya pada wajah Xenia. "Bagaimana kamu akan membalasnya?"

CUP!

Xenia mencium pipi Carly.

Jesly dan Lily tersenyum mengembang.

Perlahan Carly mendekatkan wajahnya hingga bibir keduanya saling bertautan. Menikmati sensasi dari kedua bibir.

Jesly dan Lily tak henti-hentinya tersenyum. "Apa yang sedang mereka lakukan?" tanya Lily pura-pura polos dengan senyuman mengembang.

Jesly tak menjawab pertanyaan Lily. Ia justru menikmati pemandangan yang ada di depannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!