Hidupku bahagia, meski harus tinggal di rumah sederhana. Apalagi ada dua anak kembar yang tampan mempesona, meski aku tak tahu siapa bapaknya. Aku hanya ingat ada tato kepala naga di tengkuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawa Lepas
Hayden diam tak menjawab. Moodnya sedang jelek sekarang.
Helena membuang muka nya keluar. Menyesal karena telah bertanya.
"Suatu saat jika ketemu pria tadi jangan kecentilan," kata Hayden untuk memulai obrolan.
"Hello, siapa pula anda tuan? Kenapa masuk ranah pribadi aku. Teman bukan? Pacar bukan? Amit-amit dekat aja enggak," tukas Helena kesal.
Tadi aja kasar main tarik-tarik. Sekarang pakai acara posesif lagi. Sudah seperti Zayn dan Zayden pula, posesif pakai banget. Apalagi jika ada teman pria mamanya datang, mereka tak akan menjauh sedikitpun dari Helena. Membuat teman pria Helena banyak yang merasa rikuh dan mundur teratur.
"Besok kita menikah," tegas Hayden.
Helena memegang keningnya sendiri dan sekaligus kening Hayden.
"Sama nggak panas," gumam Helena.
"Tuan sedang ngigau?" tukas Helena.
"Kenapa?" tanggap Hayden.
"Tuan, kalau ngajakin bercanda tolong ada batasnya...Ha...ha... Big bos yang terhormat ngajakin nikah mantan sekretaris anak buahnya," Helena terbahak.
"Mau kugigit tuh bibir agar kau diam," seru Hayden.
Helena reflek menutup mulut rapat dengan kedua tangan.
"Anarkis," gumam Helena.
"Aku tak akan mengulang semua yang telah aku ucapkan. Besok siapkan dirimu," tegas Hayden.
Helena menatap Hayden yang fokus menyetir.
"Seorang casanova sejati melamarku ayah, apa aku harus menerimanya?" gumam Helena seakan bertanya pada arwah ayahnya.
"Habis acara nanti kita mampir ke makam ayah kamu," kata Hayden.
"Hah? Anda sudah tahu?" Helena heran. Helena sepertinya lupa siapa sosok Hayden.
"Tentu saja," jawab Hayden bangga.
"Keberadaan mama kamu pun aku tahu," lanjut Hayden.
"Hah?" Helena semakin dibuat terbengong oleh laki-laki disampingnya ini.
"Mama yang meninggalkan kamu dan ayah kamu begitu saja demi laki-laki kaya. Benarkan apa yang aku ucapkan?" sergah Hayden.
.
Helena teringat masa kecilnya.
Sewaktu pulang sekolah, Helena melihat mama dan ayahnya bertengkar hebat.
Meski masih kecil, Helena ingat sekali akan masalah apa yang menyebabkan mereka bertengkar.
Mama yang saat itu sebagai wanita karir, karirnya meroket dan mempunyai jabatan tinggi di sebuah perusahaan. Sementara ayahnya hanya karyawan biasa dengan gaji pas-pasan.
Kesenjangan ekonomi yang sangat jauh, serta gaya hidup mewah sehingga ayah Helena kesulitan untuk bisa memenuhi segala keinginan sang istri.
Hingga siang itu sang istri tega meninggalkan suami dan Helena yang terpaku di pintu masuk.
Mama Helena tak menengok sama sekali ke arah Helena yang menangis.
Helena berusaha mengejar tapi tak digubris oleh wanita yang melahirkannya.
Diketahui Helena, mama nya masuk ke mobil mewah yang terparkir tak jauh dari tempatnya berada.
Hingga saat itu Helena berjanji tak mau mengingat sama sekali akan sosok sang mama.
Sejak ditinggalkan istrinya, ayah Helena mampu bangkit dan mempunyai sebuah perusahaan besar.
Perusahaan yang akhirnya bangkrut karena dikhianati oleh teman ayahnya.
Miris sekali nasib ayah dan Helena.
Hal itu pula yang menyebabkan Helena kencan semalam dengan laki-laki yang kini duduk semobil itu.
Uh, cerita hidupku laiknya sinetron nggak sih? Atau cerita novel online? Batin Helena.
.
Hayden menyentil kening Helena.
"Diajak ngobrol malah melamun," seru Hayden.
"Apa tuan?" tanya Helena yang tak mendengar perkataan Hayden sebelumnya.
"Tak ada pengulangan kata. Apa kamu tak dengar?" balas Hayden.
Helena malas menjawab.
Berargumen dengan Hayden pasti berujung tak baik, maka Helena memilih diam.
Mobil belok ke sebuah hotel bintang lima.
"Ngapain kita ke sini?" Helena tak mau turun.
"Nggak usah banyak nanya kenapa sih?" kata Hayden kesal.
"Bukan begitu, tapi...," Helena ragu.
"Pasti otak lo ngeres ya? Teringat peristiwa semalam kita waktu itu," goda Hayden.
"Idih, amit-amit dech tuan. Sampai sekarang aja aku masih merasa aneh. Aku tak berasa apapun malam itu, kok bisa jadi Zayn dan Zayden," balas Helena.
Kembali Hayden menjitak kepala Helena.
"Tuan ini sadis banget sih, sukanya KDRT," celetuk Helena.
"Emang kita sudah menikah? Pakau istilah KDRT segala?" ucap Hayden.
"Kekerasan Dalam Rukun Tetangga," imbuh Helena plus juluran lidah untuk mengejek Hayden.
Hayden tertawa.
'Tampan juga dia, apalagi kalau tertawa lepas gitu,' kagum Helena hingga membuat pipinya bersemu merah.
"Ileranmu tuh netes," goda Hayden dengan memberikan beberapa lembar tisu.
"Hah? Iyakah?" Helena mengambil tisu dan mengusapkannya ke bibir membuat Hayden semakin kencang tawanya.
Kok ada wanita polos seperti ini di jaman sekarang. Batin Hayden.
Sementara itu di sebuah mobil yang tak kalah mewah dengan milik Hayden, seorang wanita mengamati interaksi antara Hayden dan Helena.
Genggaman tangannya semakin erat saat melihat kejadian itu.
"Ayo, acara mau dimulai," kata Hayden.
"Acara apa? Perjodohan gitu?" canda Helena.
"Issshhh acara macam apa pula itu?" balas Hayden dan keduanya kembali tertawa.
"Perutku sampai kaku nih, ketawa mulu," keluh Hayden.
Kesempatan langka melihat Hayden tertawa lepas.
Para anak buah yang berjaga tak jauh dari tempat mereka berdua heran melihat sang bos tertawa lepas.
"Jadi masuk nggak bos?" tanya Helena.
"Of course," tukas Hayden dan sedetik kemudian tangannya telah mendarat manis di pergelangan lengan Helena.
Kali ini Helena membiarkan tangan kokoh itu menggenggam tangannya.
Beberapa jepretan kamera mengarah ke mereka berdua saat tiba di lobi, dengan gerakan cepat tangan Hayden merangkul bahu Helena seakan menyuruh Helena menunduk.
Hayden tak mau keberadaan Helena diketahui publik terlebih dahulu.
Sebuah perhelatan pesta privat mewah terlihat di depan Helena.
Sebuah pesta yang lama tak pernah Helena hadiri sejak ayahnya bangkrut.
Helena tertegun sesaat.
"Pesta ulang tahun perusahaan teman," Hayden menjelaskan, seakan tahu ada banyak tanda tanya di otak Helena.
"Owh,"
"Selamat datang tuan Hayden," sapa seseorang dari arah samping.
Hayden menyalami orang itu dengan wajah dingin.
Hayden mengajak Helena untuk duduk di kursi vvip pesta.
"Aku ke toilet bentar. Jangan beranjak selama aku tak ada," pesan Hayden.
"Issshhh, emang aku Zayn dan Zayden," omel Helena saat Hayden pergi.
Seorang wanita cantik menghampiri.
"Hai," sapanya.
"Aku Clara," wanita itu mengenalkan diri.
Helena membalas dengan sedikit senyum.
"Sepertinya anda akrab sekali dengan Hayden? Anda siapanya?" telisik Clara.
Wanita ini memanggil tuan bos hanya dengan namanya? Pikir Helena.
"Perlu kamu tahu, aku ini teman kencan Hayden," beritahu Clara.
Helena tak menyahut sedikitpun.
"Sering kali kami menghabiskan malam bersama loh," cerita Clara.
Helena masih diam.
"Bahkan aku pernah hamil anak Hayden," seru Clara.
Sabar Helena. Helena menguatkan dirinya sendiri untuk tak menanggapi.
"Jadi jangan percaya dech, jika Hayden mengajak kamu nikah. Itu juga yang dikatakan padaku," lanjutnya.
"Oke, aku pergi. Aku sudah menyampaikan semua yang perlu kamu ketahui," Clara beranjak meninggalkan meja Helena.
Hayden kembali dari toilet saat Clara sudah tak terlihat.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Makan soto pakai kecap, terasa nikmat makan di warung #Author belain nulis agar segera up, jangan lupa untuk selalu dukung.
lanjut thor...
jngn berharap terlalu tinggi bu..klo jatuh nti sakitnya ga ada obat..hahaha
ingin bls pantun tapi ga bisa thor.../Grin/
bisa nya kasih semangat untuk mu thor...
lanjuuut...