𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐦𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠, 𝐄𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Mulai Tidak Peduli
Kanaya memandangi ponselnya entah sudah yang kesekian kalinya, Ia berharap disana ada sebuah panggilan masuk atau satu saja notif dari suaminya, tapi ternyata tidak ada. Ini sudah hari keempat Angga ke Banjarmasin namun tak satupun pesan yang Kanaya terima dari Pria itu.
" Mas, sedang apa kamu disana. Kenapa tidak ada kabar sama sekali darimu. Apa Mas tidak sedikit pun merindukan aku dan mencoba bertanya bagaimana kabarku, bagaimana kondisi ku saat ini. Mas, Aku merindukan mu. Entah mengapa rasanya aku ingin tidur dalam pelukan mu. " Gumam Kanaya sembari memandangi foto pernikahan mereka yang Ia jadikan sebagai wallpaper di ponselnya.
Hari-hari Kanaya memilih menyibukkan diri di butik nya, dari pada Ia menunggu suaminya yang tak kunjung memberi kabar.
Sementara di Banjarmasin, Angga tengah telaten menemani Asma yang baru saja di ijinkan pulang kerumah. Angga menyuapi Asma yang masih kelihatan lemah.
" Makanlah Asma, setelah kamu sudah agak mendingan dan sedikit kuat kita akan langsung ke Jakarta. "
Asma mengangguk pelan dan menikmati makannya langsung dari tangan Angga.
" Han, kenapa kamu tidak menikahi Asma disini saja, kalau sudah menikah baru kamu bawa ke Jakarta. Jadikan tidak akan ada orang yang berani macam- macam pada Asma kalau dia sudah jadi Istrimu. " Usul Lili.
Jujur Lili khawatir kalau nanti pikiran Angga akan berubah setelah tiba di Jakarta. Bagaimana nasib Asma nanti kalau sampai hal itu benar-benar terjadi.
" Maaf Tante, tapi untuk kali ini aku tidak bisa menuruti apa yang Tante mau. Bagaimana pun juga, aku harus meminta ijin dulu pada Istriku agar semuanya menjadi jelas, tidak ada yang harus di tutupi sama sekali dari masalah ini. "
Lili mendengus kesal, Ia benci karena sarannya kali ini tidak berhasil. Namun untuk hal ini Ia tidak boleh gegabah atau marah- marah tidak jelas. Mungkin Lili harus berpikir dua kali dan menahan diri agar Angga tidak membatalkan semua keputusannya.
" Ya sudah kalau begitu, lalu kapan kalian akan berangkat ke Jakarta. "
Angga menatap Asma, semua keputusan ada pada Asma. Kalau wanita itu sudah kuat dan bisa di bawa bepergian maka mereka akan langsung ke Jakarta.
" Tunggu Asma mendingan dulu Tan, kalau sudah lebih baik kita akan langsung ke Jakarta. "
Hingga satu minggu berlalu, Kanaya akhirnya memberanikan diri menghubungi suaminya. Tiga kali panggilan namun tidak ada satupun yang tersambung, semuanya mengatakan kalau sedang berada di luar jangkauan.
Setelah berperang dengan hatinya, Kanaya memberanikan diri mengirim sebuah pesan. Toh tidak ada salahnya kalau Ia menanyakan kabar tentang suaminya itu.
" Sayang, kapan pulang. " Pesan yang di kirim Naya untuk Angga suaminya.
Ia menunggu beberapa saat namun masih centang satu, yang menandakan kalau ponsel suaminya memang masih tidak aktif. Kanaya memilih melakukan aktivitasnya di dalam kamar.
Satu jam berlalu akhirnya ada notif di ponselnya, Ia segera mengambil benda pipih itu dan memeriksanya.
Bibirnya menyunggingkan senyum lebar setelah membaca pesan balasan dari suaminya setelah sekian lama.
" Aku sudah ada di Bandara, sebentar lagi sampai rumah. "
Kanaya begitu bahagia, Ia mengambil handuk dan berlari kecil kekamar mandi untuk membersihkan diri. Entah mengapa hari ini Ia ingin terlihat cantik di depan suaminya, mungkin karena sudah seminggu Ia tidak bertemu.
Naya menatap pantulan dirinya di cermin, memastikan kalau penampilannya saat ini sudah rapi. Tak lupa juga Ia menyemprotkan parfum kesukaan suaminya.
Tidak lama kemudian Ia mendengar deru mobil memasuki pekarangan, jantungnya berdetak semakin kencang. Ia berlari keluar menuruni anak tangga.
" Nak Naya, jalannya pelan saja, Bibi takut Naya jatuh. "
Bibi Nur begitu khawatir takut kalau Kanaya terjatuh dari tangga.
" Ada apa sih, kok buru- buru begitu. " Tanya Bi Nur penasaran.
Kanaya tersenyum dan menunjuk kearah luar
" Bi, ayo. Mas Angga pulang, ikut Naya yuk. "
Bibi mengangguk dan mengekor di belakang Naya
" Assalamu'alaikum. " Terdengar dari luar seseorang memberi salam.
" Wa' alaikum salam. " Jawab Kanaya.
Wajahnya semakin sumringah ketika melihat wajah yang Ia rindukan selama seminggu ini.
" Mas Angga. " Kanaya mencium punggung tangan suaminya.
" Mas, Naya rin.... ! "
Ketika memeluk tubuh suaminya Ia di kejutkan dengan keberadaan orang lain di belakang suaminya.
" Mas, Dia siapa. " Tanya Kanaya yang langsung mengurai pelukannya.
Angga mendadak gugup, Ia bingung harus menjawab apa. Lagipula rasanya waktunya tidak tepat kalau Ia langsung mengutarakan permasalahan mereka yang sebenarnya.
" Ah ini Naya, kenalkan ini Asma. Dia keponakan Tante Lili yang di Banjarmasin, tidak apa- apakan kalau Dia tinggal disini. "
Kanaya berdiri mematung, sungguh Ia bingung harus bersikap apa. Bibi Nur yang sejak tadi berdiri disampingnya dengan cepat mengelus pundak Naya pelan, memberi isyarat agar Naya mempersilahkan suami dan juga tamunya masuk.
" Ah I- iya, mari silahkan masuk. "
Kanaya mundur selangkah memberi jalan, Ia hanya bisa bengong melihat gerak- gerik suaminya yang begitu peduli pada wanita yang bersamanya saat itu.
" Ayo masuk Asma, kopernya biar Kakak yang bawa. "
Angga malah terlihat begitu perhatian pada tamunya dari pada Istrinya.
" Bi Nur, Bi. " Panggil Angga
Rupanya sejak tadi Ia tidak memperhatikan keberadaan Bibi Nur yang berdiri di samping Istrinya, atau memang fokus Angga bukan pada Naya sehingga Ia tidak melihat keberadaan Bibi.
" I- iya Pak. "
Angga meminta Bibi menyiapkan kamar untuk Asma.
" Tolong bersihkan kamar tamu untuk Asma, cepat ya Bi. "
Semua tingkah Angga tak luput dari pantauan Istrinya yang tidak mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini.
Angga seakan tidak menghargai keberadaannya, Ia malah meminta wanita yang bersamanya untuk duduk agar tidak lelah.
" Asma, duduklah. Jangan sampai kamu lelah, tunggu Bibi selesai menyiapkan kamar untukmu. "
Kanaya memilih meninggalkan ruang tamu karena tidak tahan melihat semuanya. Berharap Angga akan menahannya ketika Ia melewati keduanya namun lagi- lagi harapannya hanya tinggal harapan.
Kanaya langsung mengunci pintu rapat- rapat, Ia berlari kedepan cermin menatap pantulan wajahnya disana.
" Apa yang salah Mas, kenapa seolah keberadaan ku tidak terlihat olehmu. " Gumam Naya.
Satu jam lamanya Ia menunggu akhirnya pintu terdengar di ketuk dari luar. Kanaya melangkah untuk membuka pintu kamar, yang ternyata adalah suaminya.
Tanpa menyapa terlebih dulu, Angga langsung melepas pakaiannya dan meraih handuk kemudian bergegas masuk kedalam kamar mandi.
Kanaya masih setia duduk di sofa hingga lima belas menit berlalu, Angga keluar dengan rambut yang basah. Lagi-lagi Pria itu tidak menyapa sama sekali.
Angga membuka lemari dan mencari bajunya, karena tidak biasa mencari baju sendiri akhirnya Angga meminta tolong.
" Naya, tolong ambilkan baju Mas dong. "
Jantung Kanaya berdenyut, ada rasa sedih yang tak terkira dimana suaminya memanggil namanya tanpa embel-embel sayang seperti biasa.
" Ini Mas. " Angga menyerahkan pakaian lengkap untuk Anga suaminya.
Ia masih berdiri disana menunggu suaminya menyapanya dengan benar, seperti kebanyakan pasangan pada umumnya ketika terpisah lama namun lagi-lagi hal itu tidak terwujud.
" Mas, apa ada masalah. " Tanya Kanaya ramah.
Angga nampak menggeleng pelan, Ia menyenderkan tubuhnya di sisi ranjang, hal itu membuat Kanaya semakin bingung.
" Mas Angga, apa Mas sama sekali tidak merindukan ku. "
Akhirnya Kanaya bertanya karena merasa bingung dengan sikap tidak peduli suaminya padanya.
Tanpa Ia duga, Angga tiba-tiba menyerangnya dengan ciuman kasar. Kanaya sampai meringis karena rahangnya terasa sakit karena kerasnya Angga mencengkeram rahangnya itu. Belum lagi bibirnya juga terasa panas, sepertinya Angga juga menggigitnya.
" Mas, pelan- pelan dong, ini sakit. "
Angga seakan tidak peduli dengan rintihan Kanaya, Ia juga meremas kuat dua gunung kembar milik Kanaya hingga membuat Istrinya itu menitikkan air matanya karena kesakitan.
" Bukankah ini yang kamu inginkan hmmmm, kamu sudah merindukan junior ku iyakan. Baiklah, sepertinya dia juga merindukan mu. "
Angga menarik gaun yang di kenakan Kanaya, Naya pun mengikuti kemana arah gaun itu lepas agar tubuhnya tidak sakit. Angga memperlakukan Istrinya dengan kasar dan kemudian mendorongnya membelakanginya.
Dengan tanpa perasaan Angga memasuki Istrinya hingga membuat Kanaya menitikkan air mata karena tidak ada aba- aba apapun lebih dulu.
Angga tertawa sinis mendengar rintih kesakitan Naya, Ia semakin bersemangat mendaki puncak Himalaya.
" Ah, Sayang ! Kamu benar-benar bisa membuat aku gila. " Racau Angga yang begitu menghayati aktivitas menyenangkan nya.
Angga semakin tidak terkendali, apalagi ada rasa rasa aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya saat ini. Berbeda dengan Kanaya, Ia hanya menangis dalam hati. Berharap akan mendapatkan perlakuan mais dari suaminya setelah berpisah seminggu lamanya, ternyata Ia mendapatkan perlakuan tidak mengenakan seperti saat ini.
lah klu ansk orang KAYAAAAA MASAKAN NYA VARIATIF BISA MASAK APA AJA DR NEGARA MANA AJA!!!! KRN MEREKA BIASA MAKAN DI RESTO 2 MAHAL YG SEKALI MAKAN BISA HBS JUTAAN!! .. KLU MAKANAN DIATAS ITU UTK KELAS BABUUUUUU UTK KELAS ORG MISKIN BIN KERE.