NovelToon NovelToon
Tunangan Antagonist

Tunangan Antagonist

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Bad Boy / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: raintara

Pemuda itu mengacungkan pistolnya persis di dada sebelah kiri Arana. "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka orang lain juga tidak bisa.

Dor!!

••••

Menjadi tunangan antagonis yang berakhir tragis, adalah mimpi buruk yang harus Nara telan.

Jatuh dari rooftop sekolahnya, membuat Nara tak sadarkan diri dengan darah yang menggenang di tempat dirinya terjatuh.

Nara pikir dia akan mati, namun saat gadis itu terbangun, ia begitu terkejut ketika mendapati jiwanya sudah berbeda raga.

Berpindah di raga tokoh novel yang merupakan tunangan dari antagonis cerita.

Ia bernama Arana Wilson.

Saat mencapai klimaks, tokoh ini akan mati tertembak.

Sialnya, karena terjatuh, Nara tidak tau siapa malaikat maut raga yang kini ia tempati.

Bagaimana kisah Nara di novel itu sebagai Arana. Akankah dia tetap mati tertembak atau justru ia mampu mengubah takdirnya.


🍒🍒🍒

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raintara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Kaki jenjang itu melangkah menyusuri lorong rumah sakit jiwa yang sepi. Di setiap ruangan terdengar suara berisik dari para pasien. Bahkan ada juga yang tengah bermain ataupun melamun di kursi tunggu yang berada di samping pintu.

"Kamu datang lagi nak."

Hades menoleh. Lalu ia menemukan seorang laki-laki yang tak lagi muda tengah duduk sambil merajut.

Tanpa menjawab, Hades datangi laki-laki tua itu. Ia ikut duduk dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.

"Saya merindukannya."

Laki-laki tua itu tersenyum. Tanpa memandang Hades dan tangan yang fokus merajut, ia tetap menyahut perkataan pemuda yang berumur jauh lebih muda darinya itu.

"Wajar saja. Dia cinta pertamamu. Salah satu orang terpenting dalam hidupmu. Bukankah begitu?"

Hades terkekeh. Ia pandangi lamat-lamat pohon besar di tengah lapangan rumah sakit.

"Ya, saya sangat menyayanginya."

"Jika begitu kenapa masih di sini. Temuilah dia. Aku yakin dia juga merindukanmu."

Hades tersenyum skeptis. Sejenak matanya memejam untuk memendam gejolak rasa yang tiba-tiba membludak. Membuka mata hitam legamnya, netra itu memancarkan tatapan rumit.

"Saya harap begitu."

Terkadang Hades bingung. Laki-laki itu terlihat jauh dari kata terkena gangguan mental. Bicaranya menampakkan jika jiwanya sehat. Perilakunya terlampau normal untuk orang yang terkena gangguan jiwa. Namun entah kenapa laki-laki tua itu berada di sini.

Terkadang Hades ingin bertanya. Namun pemuda itu sungkan dan merasa ini bukanlah urusannya. Pada akhirnya Hades hanya bisa memendam rasa penasarannya sampai sekarang.

"Kamu ingin tahu sesuatu?"

Hades menoleh ketika laki-laki tua yang Hades tak tau namanya itu kembali melontarkan pertanyaannya.

"Apa?"

"Terkadang, apa yang kamu lihat itu tidak sesuai dengan apa yang terlihat. Dunia ini terlampau manipulatif untuk manusia biasa seperti kita."

.

.

Setelah berbincang sebentar dengan laki-laki tua perajut kini Hades memasuki sebuah ruangan serba putih yang cukup luas. Tentu saja ruangan yang ia pijaki ini adalah ruangan VIP. Bau obat-obatan langsung menyeruak begitu pemuda itu berjalan lebih dalam memasukinya.

Di sudut dekat jendela terdapat ranjang yang di duduki oleh seorang perempuan yang tengah menatap kosong pada pemandangan luar jendela.

Hades mendekatinya. Ia duduk di pinggiran ranjang yang cukup jauh dari tempat perempuan itu duduk.

Hatinya seketika mencelos melihat punggung rapuh perempuan paruh baya itu. Ada Sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Namun untuk sekadar mengungkapkannya entah mengapa pemuda itu tidak bisa.

"Ma, Hades...datang lagi."

Ucapan lirih Hades bersambut dengan baik. Perempuan dengan pakaian khas rumah sakit itu menoleh. Ketika melihat pemuda itu, tatapan kosongnya berubah. Matanya membola. Bibirnya menyunggingkan senyum merekah.

"Hades...anak Mama?!"

Hades tersenyum tulus. Ia mengangguk meyakinkan.

"Iya anak Mama."

Tiba-tiba perempuan itu berdiri di atas ranjang. Dia melompat-lompat kegirangan.

"Yey...anak Mama datang! Anak Mama tersayang datang! Dia akan buat Mama bahagia. Dia akan buat mereka sengsara! Hore...!!"

"Ma, jangan loncat-loncat. Nanti jatuh."

Perempuan itu berhenti melompat. Ia dekati Hades dan menangkup kedua pipi Hades.

"Kamu janji buat Mama bahagia kan?"

"Iya Ma, Hades janji."

"Kamu janji buat Mama gembira kan?"

"Iya."

Tatapan gembira perempuan itu berubah menajam. Seakan ada kobaran api yang menyulut di netranya. Giginya bergemelatuk marah.

"Bunuh mereka Hades! Bunuh mereka!"

.

.

Arana memandang tanpa arti mobil Malvin yang semakin menjauh. Hari ini terasa sangat berat. Ia ingin segera beristirahat. Namun daripada istirahat ada sesuatu yang lebih penting untuk di lakukan.

Membaca diary milik Arana asli yang entah mengapa bisa berada di tempat Malvin. Tapi tak apa. Itu masalah belakangan. Yang terpenting sekarang dia sudah menemukan sedikit petunjuk.

Maka dari itu ia seret kakinya memasuki rumah. Baru membuka pintu utama, betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat dua orang berbeda gender yang sudah cukup lama tidak ia lihat wajahnya.

"Kalian---

Grep.

"Arana, Mama kangen banget sama kamu."

Arana. Gadis itu hanya bisa mematung tanpa membalas pelukan dari Dela, ibunya.

Entahlah, rasanya sangat aneh. Apalagi mereka sudah lama tidak bertemu. Hanya saat di rumah sakit itu. Kali pertama jiwanya memasuki tubuh tunangan antagonis ini.

"Maaf, Mama sama Papa baru pulang. Ada sesuatu yang harus kami urus." bela Dela pada dirinya sendiri saat sudah melepas pelukannya.

Arana tersenyum canggung. Bingung mau merespon yang seperti apa. Karena nyatanya ada ataupun tidak ada kehadiran orangtuanya di dunia novel ini, itu semua tidak berpengaruh untuknya.

"Kalian kapan pulang?"

"Tadi siang. Oh iya, Mama bawa oleh-oleh buat kamu."

"Terimakasih."

"Arana." Arana menoleh ke arah sumber suara. Dika, ayahnya duduk pada sofa single tengah menatapnya dalam.

"Ada yang ingin kami bicarakan dengan kamu."

Kening Arana mengernyit penuh penasaran. "Apa Pa?"

"Duduk." titah Dika. Menunjuk sofa panjang berwarna drak gray di sisi yang lainnya.

Arana menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya menuruti perintah dari Dika. Ia duduk lalu disusul oleh Dela yang duduk di sampingnya.

Wanita itu menggenggam tangan Arana seolah menguatkan. Hal itu membuat Arana bertambah bingung. Sebenarnya apa yang ingin orangtuanya bicarakan.

"Arana, sudah lebih satu tahun kamu tunangan dengan Hades." Dika memulai pembicaraan.

"Iya, lalu?"

"Kami tahu, dulu kamu terpaksa bertunangan dengan pemuda itu.",

Arana diam. Menunggu sang ayah untuk melanjutkan kalimatnya.

"Bahkan sampai sekarang pun, kami tahu jika kamu tidak menyukai Hades."

Arana kini menyimpulkan. Bahwa dulu jauh sebelum dirinya memasuki jiwa Arana asli, hubungan Hades dan tunangannya tidaklah baik. Apakah ini ada hubungannya dengan Malvin?

"Maaf kami telah egois dengan memaksa kamu bertunangan dengan Hades. Dulu kami kira dia adalah pemuda yang tepat untuk kamu."

Informasi baru. Ternyata orangtua Arana yang memaksa anaknya untuk bertunangan dengan Hades. Mungkin dulu Arana asli pernah menolak. Namun orangtuanya tetap gigih pada keputusannya.

Dan apakah berakhirnya hubungan Arana dengan Malvin gara-gara Arana yang dipaksa bertunangan dengan Hades? Ah, tiba-tiba saja otak Arana terasa menguap.

Arana menatap ayahnya tanpa arti. "Lalu sekarang Papa mau apa?"

Dika terlihat menghela nafas panjang. Rautnya terlihat sangat lelah dan frustasi. Seperti sedang banyak beban yang menggunung di pundaknya.

"Lepaskan cincin kamu Arana."

"Hah?"

"Kami akan segera memutuskan pertunangan kamu dengan Hades."

Apa-apaan!!

Tidak bisa. Ini terlalu terburu-buru. Maksudnya, kenapa malah seperti ini. Arana yakin dan ingat betul bahwa scene seperti ini tidak ada pada bab-bab sebelum Arana mati tertembak.

Selama itu Arana dan Hades masih bertunangan. Sampai Arana asli tertembak mereka masih bertunangan. Lalu kenapa malah seperti ini.

Apakah alur sudah benar-benar rusak?!

"Ke--kenapa tiba-tiba?" Arana butuh penjelasan.

"Ini tidak tiba-tiba sayang. Kami sudah mempertimbangkan ini dari lama. Dan setelah masalah kamu sama Hades beres, kita akan pindah ke Singapura."

"Pindah?!"

"Iya kami--

"Bahkan kalian tidak berbicara dulu denganku tentang ini. Tapi tiba-tiba kalian ingin mengajakku pindah?!"

"Kalian selalu egois dan seenaknya sendiri! Aku anak kalian bukan boneka kalian!" Entah mengapa dirinya menjadi emosional.

"Arana dengar, jangan marah. Kami pindah juga ada alasannya. Kakak kamu butuh kita sayang. Dia sekarat dan itu karena Hades."

Jantung Arana seakan berhenti berdetak detik itu juga. Apa tadi katanya, Kakak.

Arana Wilson memiliki Kakak?

.

.

1
sahabat pena
Luar biasa
lontongletoi
hahahaha
lontongletoi
bukan gila lagi tinggal setengah on
lontongletoi
aaakkkkkkhhhh gemes 🥰🥰🤩
lontongletoi
tdk bsa berkata2 untuk Malvin 🙄
lontongletoi
hajar jangan kasih ampun pokonya
lontongletoi
😲😲 itu anak kndung apa anak tiri Thor
lontongletoi
katanya kakanya ko cinta Thor 🙄 msh nyimak nih Thor 💪
lontongletoi
msh penasaran dengan alur crtnya
lontongletoi
astaghfirullah 😮‍💨 gara2 baca novel nyawa melayang apa aku harus brenti baca novel ya 🤔
Cha Sumuk
mc cewek nya lemah bodoh tdk bisa bela diri bikin gregetan BC nya
Cha Sumuk
bagus tp knp ada tulisan gue gue lo lo ahhh
Musdalifa Ifa
next nya Thor ceritanya bikin penasaran jadi setiap baca itu perasaannya itu semangat enggak bosenin gitu jadi ditunggu up nya yah Thor semangat💪👍
Putra Satria
gasss lanjutkan lagi Thor semangat 45thor di tunggu up selanjutnya /Applaud//Kiss//Applaud//Rose//Rose/
Aisyah Suyuti
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!