NovelToon NovelToon
Masa Lalu Tanpa Aku

Masa Lalu Tanpa Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Verlit Ivana

Gita terjatuh saat merenovasi balkon bangunan yang menjadi tempatnya bersekolah saat SMA.
Saat terbangun, ia berada di UKS dan berada dalam tubuhnya yang masih berusia remaja, di 20 tahun yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Verlit Ivana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertukar Informasi

Mendengar Tomy menyebutkan soal polisi, membuat Gita semakin sadar jika masalah yang menimpa Denting adalah hal yang serius. Gadis itu merasa semakin bersalah ketika ingatan tentang 'hari itu' kembali melintas setelah beberapa saat berbicara dengan Tomy.

"Kayaknya ... kita jangan ngobrol di sini deh, Gaes." Yuli angkat bicara. Sepertinya topik ini terlalu ngeri. Apalagi tadi gue nangkepnya soal penyerangan Denting itu kejadiannya di sekolah ini.

"Yuli bener, kita ngobrol di tempat lain aja. Kalian tunggu di sini," tukas Tomy serya bangkit dari duduknya, lalu segera masuk kembali ke dalam perpustakaan untuk merapikan buku dan tasnya.

"Git ... Lo denger gak tadi?" Yuli menyikut-nyikut Gita.

"Iya, gue denger. Kita disuruh nunggu di sini," jawab Gita.

"Ih Lo gak peka!" desis Yuli, "Kak Tomy nyebut nama gue tadi, heu heu heu ... seneng banget gue!"

Gita memutar bola matanya malas. "Iya, iya ... gue ikut seneng."

Tak lama kemudian Tomy pun keluar dari perpustakaan dan memberi kode agar kedua gadis itu mengikuti langkahnya ke arah parkiran mobil.

***

Mobil Tomy meluncur di jalan raya dengan mulus, dengan Gita duduk di samping kursi kemudi, karena Tomy tak mau dianggap seperti supir para gadis itu.

Yuli duduk dengan tenang di kursi belakang dengan hati riang gembira. Kalau gue duduk di depan, gue rasa jantung gue gak aman ngeliat pesona kak Tomy dari jarak sedekat itu.

"Gaya banget Tom, masih SMA udah bawa kendaraan aja," tutur Gita. Gue aja bawa mobil pas udah kerja, itu pun mobil kantor. Hahaha.

"Gue mampu, gimana dong," balas Tomy tanpa canggung.

"Dih songong," cibir Gita,

"Kenyataan kali," ujar Tomy.

"Dia nyebelin tapi gue gak bisa benci. Euuuw aku padamu Kak Tomy," ucap Yuli, membuat Gita jengah, sedangkan Tomy hanya menyunginggkan senyum samar.

Setelah berbicara dengan Gita dan mendengar beberapa hal dari gadis itu, Tomy sudah bersikap lebih santai.

"Gue tau kita di pihak yang sama, tapi asal Lo tau ya Git. Sebelumnya gue bener-bener beci sama Lo," gumam Tomy hampir tanpa emosi, dengan wajah fokus menatap jalanan yang ramai lancar, sementara kedua tangannya mengemudi dengan hati-hati.

Gita menganggukkan kepalanya, karena ia kini paham mengapa Tomy sebelumnya bersikap sinis. Gue dulu bener-bener tutup mulut soal Denting.

Gue inget sekarang, Tomy pernah nemuin gue di kelas dan bikin janji untuk ketemu dengan seorang polisi, tapi saat itu gue gak berani kasih pernyatan apapun karena terlalu takut.

Padahal hari itu gue berpapasan dengan Tomy, sewaktu melarikan diri dari TKP penyerangan Denting. Tapi kok Tomy tau gue abis lihat Denting? Mungkin ... mungkin Tomy menemukan sesuatu di lokasi itu.

Tapi soal hubungan Tomy dan Denting masih belum gue ketahui. Baik dulu apalagi sekarang.

Setelah beberapa menit melaju di jalanan, city car berwarna putih itu kemudian memasuki pelataran parkir sebuah pusat perbelanjaan.

"Bukannya di tahun ini, pelajar gak boleh masuk mal pake seragam, ya?" tanya Gita. Gue gak bawa baju ganti.

"Ya itu kan kalau masih jam sekolah, Git. Razia murid bolos," balas Yuli.

Gita menghela napas lega, yang ia ingat, dahulu ia harus membawa outer atau pakaian ganti jika ingin mengunjungi pusat perbelanjaan saat week days. Baik ketika jam pulang dipercepat karena rapat guru, atau pun setelah jam sekolah usai.

"Ternyata gue salah info ya waktu itu," gumam Gita.

"Tenang aja\, kita gak masuk ke dalem mal*.* Gue juga gak nyaman ke tempat umum gini pake seragam\," ujar Tomy\, ketika mereka sudah keluar dari dalam mobil.

Gita dan Yuli saling pandang, dan setuju dengan pendapat Tomy, bahwa seragam sekolah bukanlah outfit yang pas untuk dipakai 'jalan-jalan' kecuali  acara karya wisata sekolah.

"Ayo kita ke sana," ajak Tomy seraya melangkah ke arah samping mal, menuju area pertokoan berga minimalis yang berada tak jauh dari area parkir kendaraan mal tersebut.

Tiga siswaSMA Pelita itu pun kini berada di salah satu outdoor cafe yang teduh dan nyaman.

"Pesen aja, gue yang bayar," tukas Tomy, membuat wajah Gita dan Yuli berseri-seri.

Setelah selesai memesan makanan dan minuman ringan ala Jepang, mereka pun berbincang sambil sesekali menikmati hidangan tersebut.

"Jadi, Lo mengalami sejenis trauma akibat melihat penyerangan itu?" tanya Tomy.

Gita mengangguk. Untuk saat ini, alasan trauma kayak gini, lebih masuk akal, dari pada alasan gue lupa gegara jet lag akibat time travel, kan?!

"Sebelum pembahasan ini semakin panjang, by the way ... kalian berdua gak masalah kalau gue ikut nyimak? Gue gak tau loh sebelumnya soal kasus kak Denting," tanya Yuli pada Gita dan Tomy.

"Gak apa-apa, Yul. Gue percaya sama Lo. Ya kan Tom?" tanya Gita sedikit memaksa.

Tomy mengangkat bahunya. "Terserah aja, yang penting tujuan gue tercapai."

Gita menaikkan satu sudut bibirnya. Pola pikir Tomy udah kayak gini ternyata dari dulu. Yah untungnya dia pengusaha yang jujur dan profesional.

"Nah, sekarang gue mau denger penjelasan dari Lo," ucap Gita serius.

Tomy menatap Gita. Ini adek kelas dari tadi manggil gue kagak ada sopan sopannya amat. 

"Oke. Apa yang mau Lo tau?" tanya Tomy seraya meneruput ice americano, lalu melipat lengan di atas meja.

"Lo pacaran sama Denting?" tanya Gita membuat Tomy tersedak dan hati Yuli tercubit cemburu.

Yuli spontan mengambil tisue dan membantu Tomy mengelap wajahnya, sedang Gita menatap dengan datar-datar saja.

"Kayaknya enggak ya Tom? Atau belum?" tuding Gita.

Yuli kembali duduk di samping Gita dengan rasa penasaran tinggi akan jawaban Tomy.

Tomy berdehem. "Sebenernya, di hari terakhir ujian itu gue mau 'nembak' Denting," ujarnya.

Gita menepuk-nepuk punggung Yuli yang ia yakini kini tengah patah hati.

"Gue janjian untuk ketemuan sama dia di gerbang sekolah, tapi dia gak muncul-muncul," tutur Tomy, lalu menjeda, "Gue telpon dia berkali-kali, tapi enggak diangkat. Entah kenapa firasat gue gak enak, jadi gue memutuskan untuk nyari dia keliling sekolah dan saat itulah gue berpapasan dengan Lo."

"Tapi saat itu, bukankah Lo masih belum tau kalau Denting diserang?" tanya Gita.

Tomy mengangguk. "Iya, saat berpapasan dengan Lo, gue juga belum tau kalau ternyata Lo sempet bertemu Denting. Sampai akhirnya gue menemukan hand phone dia ... tergeletak gak jauh dari koridor di mana Lo lari dengan terburu-buru."

Gita dan Yuli diam, mencerna penuturan Tomy.

"Sekarang mana hand phone Denting? Ada di Lo?" kejar Gita.

Tomy menangguk. "Gue udah cek isi hand phone dia juga, dan gue cukup kaget dengan temuan gue."

Lelaki belia yang tampan itu mengusap tengkuknya. "Ternyata ... Denting udah punya cowok, dan sebelum waktu janjian dengan gue, ternyata mereka ada rencana untuk ketemuan dan ... setelah itu Denting gak pernah muncul lagi."

***

1
gaby
Yah, kirain Gio naksir Gita, ga taunya naksir Denting. Bakalan tetep jd jomblo dong walau mengulang wkt. Mudah2an Gita ga naksir Gio, jgn naksir cwok yg mengagumi wanita lain
Verlit Ivana: /Grin//Grin//Grin/
gaby: Yg jelas cm kaka othor yg tau jodohnya gita/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
gaby
Gita ngajak Tomi ngobrol 4mata menjauh dr Yuli & Gio. Tp pas dah berdua sm Tomi knp pembicaraannya pake di dlm hati. Emang mreka melakukan telepati. Jgn kbanyakan ngomong dlm hati, kapan mau kelar masalahnya. Kalo cm mau ngomong sendirian dlm hati, mending ga usah ktemuan. Rebahan aja di kamar masing2. Dah nungguin upnya dr pagi, giliran up isinya cm pembicaraan batin/Facepalm//Facepalm/
MeiRa
Syudah mampir thor. Semangat
Verlit Ivana: terima kasih Kakak, semoga suka membacanya. /Smile/
total 1 replies
gaby
Trus hasil sidangnya apaan thor?? Apa sanksi buat para perundung. Padahal bisa aja kalo ayah Gita melaporkan masalah ini k jalur hukum.
Verlit Ivana: diskors dia Kak
total 1 replies
Abu Yub
melenggang
Abu Yub
lanjut thor/Ok//Pray//Coffee//Beer/
Abu Yub: oke dek.yang tetap semangat/Pray/
Verlit Ivana: selamat lanjut membaca. maaf slowres saya jagain anak-anak saya nyambi nulisnya, Kak. 🙏🏼
total 4 replies
Abu Yub
membuang nafas
Abu Yub
menepuk keningnya
Abu Yub
senyum
Abu Yub
sip pokonya
Abu Yub: masama dek/Pray/
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 2 replies
LidaAlhasyim
𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙗𝙜𝙩 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙘𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙣𝙮😊
Verlit Ivana: masyaAllah Kakak, makasih banyak ya Kak. 🥰 semoga lancar rejekinya. aamiin.
total 1 replies
˜”*°•.˜”*°•KOMARU CHAN•°*”˜
Semangat thorrr
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
gaby
Kayanya Hantu di sekolah yg di ceritain tukang jamu waktu itu jgn2 Arwah Denting. Apa Denting dah meninggal?? Makanya kluarga di kampung nyariin ga ktemu.
Verlit Ivana: hehe ayo kakak selamat menebak /Smile//Hey/
total 1 replies
gaby
Tiap bab slalu gantung & misteri bertambah, dr awal ga ada titik terang. Dah gitu upnya 1× sehari. Mungkin ini yg mbikin para reader nabung bab. Karena kalo cm baca 1bab cm bikin penasaran yg ga berkesudahan.
Verlit Ivana: makasi sudah tetap baca dan bersabar Kaka Gaby /Smile/. insyaAllah diungkap perlahan sedikit lagi.
/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Rose//Wilt//Ok//Pray//Good/
Verlit Ivana: Terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
masalahnya
Abu Yub
cerminn
Abu Yub
lanjut
Abu Yub
anak sekolah
Azthar_ noor
semangat ya🥰
Verlit Ivana: terima kasih Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!