NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Dingin

Menikahi Bos Dingin

Status: tamat
Genre:Perjodohan
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: mamika

Clarissa Atmaja yang baru kembali dari studinya disambut dengan tanggal pernikahan untuk menikahi laki-laki yang sudah menjadi tunangannya, laki-laki pilihan papanya. Namun, saat kembalinya ia dipertemukan dengan laki-laki yang menggetarkan hatinya, dan membuatnya jatuh cinta.

Angga yang dulunya pria yang hangat, berubah jadi dingin dan tak ingin lagi mengenal dengan yang namanya perempuan karena sakit hati dengan perempuan masa lalunya. Sehingga, membuat orang-orang berpikir dan menganggapnya laki-laki yang tidak normal atau tidak menyukai perempuan. Tetapi, Rissa bertekad untuk mengejar cintanya, dan menaklukkan laki-laki yang ia sukai. Tidak peduli dengan statusnya yang sudah bertunangan, dan tentang isu mengenai laki-laki yang ia sukai.

Mampukah Rissa menaklukkan hati Angga Wijaya atau ia akan menikahi laki-laki pilihan papanya yang sudah menjadi tunangannya?

oh ya kak jika berkenan follow Instagram aku mamika759

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu temani saya

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 20 menit, dan berbagai macam cerita. Rissa sampai di depan kantor perusahaannya tempat ia bekerja. Anggun pun memberhentikan Rissa tepat di depan pintu lobby perusahaan Angga. Rissa memutuskan untuk pergi bekerja. Dirinya juga tidak tahu ingin pergi kemana.

"Hati-hati, Lo!" ucap Melly, sebelum Rissa membuka pintu mobilnya. Rissa menganggukkan kepalanya.

"Kalian juga hati-hati! Dah.. gue kerja dulu, yah!" sahut Rissa sambil mengibaskan tangannya, lalu membuka pintu mobilnya, dan keluar dari mobil.

Rissa berjalan masuk ke kantornya, setelah mobil sahabatnya melaju keluar dari area perkantorannya.

Rissa berjalan dengan gontai, menuju lift khusus petinggi, dirinya sudah diizinkan Rafi untuk memakainya.

Lift yang dinaiki Rissa berhenti, tepat di lantai ruangannya. Ia pun segera keluar, dari lift menuju ruangannya.

Rissa melirik ruangan Angga, dan Rafi yang tidak terlihat ada penghuninya.

"Mereka belum dateng. Apa Pak Rafi masih cuti, yah!" Rissa melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul 07.48.

"Astaga, di lantai ini, cuma ada gue sendiri!" gumam Rissa yang baru menyadari dirinya hanya sendiri. Rissa bergidik ngeri, sambil melirik kiri, dan kanan, lalu mengusap tengkuknya.

Rissa dengan cepat melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya. Rissa mencari buku agendanya, setelah ia mendudukkan tubuhnya di kursinya.

"Jadwal Angga hari ini, apa yah?" Rissa membuka agendanya, agar ia bisa menjelaskan pada Angga, seluruh kegiatannya hari ini. Sekalian juga, mengecek apakah Angga akan bertemu kembali dengan papanya.

Rissa bernafas lega setelah melihat jadwal Angga, "Syukur deh, hari ini Angga nggak kemana-mana. Jadi, otak gue bisa jernih mandangin wajahnya yang bening itu," gumam Rissa dengan tersenyum sambil membayangkan wajah Angga yang sangat cool menurutnya.

"Kok, dia belum datang yah!" gumam Rissa sambil melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 09.16. Biasanya Angga selalu datang pukul delapan atau pukul setengah sembilan paling lama.

"Apa karena kemaren gue bilang, gue nggak masuk kali, yah? Jadi, dia malas ke kantor, karena nggak ada gue!" gumam Rissa yang penuh percaya diri.

"Masa gue disini sendirian! Apa gue telpon aja kali, yah, beritahu dia kalo gue datang?" gumam Rissa kembali, sambil mengambil ponselnya dari dalam tasnya.

Rissa menggulir layar ponselnya, mencari kontak Angga. Tangannya terhenti, saat dirinya sudah menemukan nama Angga yang tertera di dalam kontaknya, "Tapi, apa alasan gue, ngubungin dia?" gumam Rissa yang tak henti-hentinya bergumam.

"Astaga, kenapa gue sekarang jadi suka ngomong sendiri?" ucap Rissa kembali. Rissa meletakkan kembali ponsel yang dipegangnya di atas meja. Ia mengurungkan niatnya menghubungi Angga. Rissa kembali melanjutkan tugasnya, mengecek laporan-laporan dari beberapa divisi, untuk ia sampaikan pada Angga nantinya.

***

Rissa yang sedari tadi matanya melirik ke kaca pembatas ruangannya, tersenyum senang melihat Angga yang baru masuk ke dalam ruangannya.

Rissa melirik jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 09.57. "Dia dari mana, jam segini baru datang?"

"Egp lah! Dia emang bos-nya!" gumam Rissa.

Rissa pun bersiap untuk memberitahu jadwal Angga yang tidak ada jadwal meeting. Ia pun mengambil kaca yang selalu ia bawa di dalam tasnya. Rissa pun mulai mengecek penampilannya mulai dari rambutnya, dan wajahnya. Sudah dirasa penampilannya sempurna, ia pun beranjak dari duduknya, tak lupa ia membawa agendanya.

Rissa berjalan keluar dari ruangannya menuju ruangan Angga yang berada di depan ruangannya. Rissa masuk ke dalam ruangan Angga setelah dirinya mendapat sahutan dari Angga.

"Pagi, Pak!" Rissa menyapa Angga dengan senyum manis yang tersungging dari bibir seksinya.

Angga terkejut, dan mendongakkan kepalanya saat mendengar suara yang sudah tak asing lagi di telinganya. Ia yang sedari tadi fokus dengan layar leptopnya baru menyadari, jika Rissa masuk bekerja.

"Pagi," jawab Angga. "Kamu nggak jadi libur?" tanya Angga yang penasaran.

Rissa tersenyum mendengar pertanyaan Angga yang menurutnya sangat perhatian padanya, "Kan, semalam saya bilang sama Bapak, kalau-kalau saya tidak masuk. Oh.. ya Pak, saya sangat mengucapkan banyak terima kasih sama Bapak, karena kalau tidak ada bantuan Bapak, saya hari ini tidak berada di sini," ucap Rissa yang sedikit melupakan Angga itu atasannya.

Angga mengulas senyum tipis, yang nyaris tak terlihat di mata Rissa, saat mendengar ucapan Rissa yang menurutnya sedikit lebay.

Tak mendapat tanggapan dari Angga, Rissa pun kembali melanjutkan tujuan dirinya ke ruangan Angga untuk menyampaikan, jika Angga tidak memiliki jadwal meeting.

"Pak, hari ini jadwal Bapak kosong. Bapak tidak mempunyai jadwal meeting hari ini," jelas Rissa.

"Iya, Saya sudah tahu. Tapi, hari ini Pak Kusuma memajukan jadwalnya. Jadi...." perkataan Angga mengejutkan Rissa.

"Apa?" ucap Rissa tanpa sadar. Angga yang mendengar suara Rissa yang besar juga terkejut.

"Pak Kusuma memajukan jadwalnya hari ini. Jadi, kamu siapkan kontrak kita dengan Pak Kusuma, karena hari ini, Pak Kusuma ingin menandatangani kontrak," jelas Angga membuat mulut Rissa ternganga mendengar perkataan Angga.

"Oh.. ya, hari ini kamu temani saya!" sambung Angga yang membuat kaki Rissa lemas seketika. Rissa masih terdiam, rohnya seperti keluar dari dalam tubuhnya.

"Sa...." panggil Angga yang melihat Rissa yang masih terdiam, dengan mulut menganga. Rissa yang tersadar dari lamunannya langsung menyahut atasannya.

"Kamu mendengar, apa yang saya ucapkan?" tanya Angga memastikan.

"I-iya Pak!" jawab Rissa terbata.

"Oke! Kamu siapin kontraknya sekarang. Pertemuannya saat makan siang," ucap Angga.

"Baik, Pak! Saya permisi!" pamit Rissa. Ia pun segera keluar dari ruangan Angga, dan masuk ke dalam ruangannya.

Rissa mendudukkan tubuhnya di kursinya, ia mengambil gelas yang berisi air putih di atas mejanya. Tenggorokannya terasa kering, membuat dirinya tercekat, tak bisa berkata. Ia pun segera menenggak habis air putih yang berada di dalam gelas yang dipegangnya.

Rissa menghela nafas panjang, setelah ia meletakkan gelas kosong di atas meja. Ia pun menyandarkan punggungnya di sandaran kursi, "Sejak kapan Melly jadi paranormal? Kenapa ucapannya benar?" gumam Rissa lalu memejamkan matanya, untuk menetralkan pikirannya sejenak. Ia teringat ucapan Melly yang mengatakan papanya akan menemui dirinya dengan alasan pekerjaan, karena papanya tau, jika dirinya asisten sekretaris Angga. Papanya juga tahu, jika Rafi sedang cuti.

"Nyesel gue, masuk kerja!" rutu Rissa. Ia pun segera menegakkan tubuhnya kembali, dan beralih menghadap layar komputer yang ada di hadapannya. Ia pun menyiapkan kontrak yang akan ditandatangani papanya, dan Angga.

Selesai menyiapkan berkas kontraknya Rissa pun kembali memikirkan rencana apa yang akan ia jalankan. Melakukan hal konyol dengan menggunakan masker, itu pasti tidak akan berhasil, karena papanya pasti sudah mengetahui jika itu dirinya. Tidak menemani Angga, juga dirasa tidak mungkin, karena Angga yang memintanya sendiri untuk menemani dirinya, dan ia sudah mengiyakan permintaan Angga. Tapi, itu jalan satu-satunya menurut Rissa agar dirinya tidak bertemu dengan papanya. Pasti Angga menganggap dirinya tidak profesional, karena banyak alasan.

"Argh.. Apa yang harus gue lakuin sekarang?" teriak Rissa sambil menarik rambutnya dengan kedua tangannya.

Bersambung..

Terimakasih sudah baca ceritanya aku. Semoga kakak2 pada suka😘.

Jangan lupa, like, vote, dan komentarnya 😘

1
Galil Alfarizi
terlalu bertele² ceritanya
Sari Juliati
bagus
Sari Juliati
kak bikin lanjutan nya dong
Ari Arie
indahnya dunia halu thor haha..
Silfi Rinawati
seru amat ini ceritanya..rasain reva kenakarma..lanjut kk thor
Silfi Rinawati
😀😀 kasihan rissa sambung nnti malam..
Deby Delia
seru
Musyarofah Salim
author orang Jawa ya kok tahu apem
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣
Rosmery Napitu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Crystal
Berarti Angga sm Risa beda jauh dong umurnya. Kirain kk tingkatnya saat kuliah🙄
Gitaputri Hapsari
risa trllu mencampuri urusan org
Any any
angga sama anggun aja.... rafi sama meli.... rissa terserah author aja... malas sama cara pikir risa yg kolot dan aneh.. trllu kekanak2n... katax udah S2 LN, kok pikiirannya sperti anak SD. author knp jadikan sirisa risa itu berotak OON sih.. 😡😡😡
Allinerick Danis
seruuu,,mantaptap
Haposan Parningotan
selamat berkarya
Yatni Sari
sy lihat visual foto angga suka bingit
Diki
Luar biasa
Satri Ani
sumpahh yahhh ngakakkk bangeeeddddd ampe skit perooottt🤣🤣🤣🤣🤣
dyve
grutu
Alfil Gina
ketagihan kan...ciuman itu laksana air lie mineral,,ada manis 2 x😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!