"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashdisk
"Baby, Ayo jawab" ucap Ratna lagi saat melihat Devano kasih diam tak mengatakan apapun.
"A-aku"
"Iya, Aku?"
Di saat Devano cukup bingung dengan jawaban yang harus dia berikan pada Ratna, Tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan itu. Hap itu tentu saja membuat Devano merasa sangat lega. Setidaknya untuk saat 8ni dirinya bisa menghindar dari permintaan Ratna.
"Baby. Kok diam lagi. Aku apa?" tanya Ratna lagi.
Tok.......Tok.....Tok....
Mendengar suara ketukan pintu membuat Devano mengangkat kedua sudut bibirnya. Tentu saja dirinya merasa cukup lega.
"Aduuuuuhhhh siapa sih! Ganggu orang saja" ucap Ratna dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal.
"Husss, Jangan begitu, Sayang. Kamu buka pintunya" pinta Devano yang sengaja meminta Ratna untuk membuka pintu. Karna dirinya sudah merasa sangat risih di pegang-pegang oleh wanita yang mungkin sudah begitu membuatnya kecewa.
Dengan langkah berat Ratna berjalan ke arah pintu, Wajahnya di tekuk serta menghentakkan kakinya.
Ceklek
Saat pintu ruangan sudah terbuka, Ternyata yang berdiri di sana adalah Saras, Karna kebetulan Sarat bekerja sebagai sekertaris di perusahaan ini.
"Elho. Ngapain lho datang kesini? Ganggu aja!" ucap Ratna sambil menatap Saras dengan tatapan tak suka. Begitu pun sebaliknya. Saras juga tidak mau kalah dan ikut menatap tajam Ratna.
"Yang jelas gue kesini bukan kau gatel. Minggir! Gue mau bertemu pak Devano" ucap Saras dan langsung masuk begitu saja. Melewati Ratna yang audah menampakkan raut wajah kesalnya.
"Ih dasar karyawan tak tau diri!" geraknya sambil mengekor di belakang Saras.
"LEBIH BAIK GAK TAU DIRI DARI PADA KEHILANGAN HARGA DIRI" ucap Saras dengan penuh penekanan.
Mendengar itu tentu saja membuat Ratna meradang. Apa maksud dari perkataan Saras. "Apa maksud kamu?" tanya Saras sambil menarik tangan Saras dan membuatnya harus menghentikan langkahnya.
"Seorang modelling terkenal seharusnya tau apa maksud dari perkataanku" balas Saras dan kembali melangkahkan kakinya. Meninggalkan Ratna yang masih menampakkan wajah merahnya.
"Awas kamu, Saras. Akan aku pastikan kamu menyesal sudah mengatakan hal itu. Akan aku pastikan kamu di pecat dari perusahaan ini!" ucapnya sambil mengepalkan kuat kedua tangannya.
Setelah itu, Ratna keluar dari perusahaan WARDANA. Masuk ke dalam mobilnya dengan membawa sejuta rasa kesal yang sangat menggebu.
"Aaaaaaaa, Kenapa hari ini semua orang harus menyebalkan! Awas aja kalian, Gue akan pastikan kalin menyesal!" ucapnya sambil melajukan cepat mobilnya.
*
*
*
Tanpa terasa siang sudah berlalu, Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 19:00. Nadira berdiri di tengah kamarnya sambil menatap setiap sudut kamar itu. Mengambil nafas panjang lalu memejamkan kedua matanya sejenak. Rasanya begitu berat untuk meninggalkan kamar ini. Kamar yang sudah menjadi tempat ternyaman nya selama ini.
"Huuuuufffttt. Kenapa rasanya berat sekali ya, Ini adalah pertama kalinya aku akan pergi jauh dari kota jakarta. Apa ini sudah menjadi keputusan yang sangat tepat untukku" ucapnya sambil terus menatap setiap inci yang ada di dalam kamarnya.
Hingga tak berselang lama. Ada sebuah panggilan masuk yang ternyata dari Bella. Melihat nama yang tertera di layar ponselnya membuat Nadira dengan cepat langsung mengusap tombol hijau di sana.
📱:Iya halo, Bel. Ada apa kamu telfon aku?
📱:Aku sekarang sedang mau menuju tempat kamu, Nad. Kamu masih di rumah kan?
📱:Serius kamu mau ke sini? Iya aku masih di rumah. Tapi setengah jam lagi aku berangkat ke bandara. Karna kata mama dan papa penerbangan jam 20:00
📱:Jangan pergi sebelum aku datang.
Setelah itu, Bella langsung memutuskan sambungan telponnya. Melajukan cepat mobilnya menuju kediaman keluarga Sky.
"Untung saja jalanan tidak macet. Sehingga aku bisa lebih cepat sampai di rumah Nadira" gumam Bella sambil terus melajukan mobilnya.
15 menit kemudian, Mobil itu sudah tiba di komplek perumahan Nadira. Salah satu komplek elit di sana. Ternyata pintu gerbang sudah terbuka. Bella bisa melihat jika Nadira dan jug kedua orang tuanya sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Mereka bertiga sudah bersiap untuk berangkat malam ini.
Melihat itu membuat Bella keluar cepat dari dalam mobilnya, Berjalan sedikit berlari dan langsung memeluk erat tubuh Nadira.
"Nad, Jadi kamu beneran akan ikut ke Tokyo bersama dengan Om dan Tante?" tanya Bella sambil memeluk erat tubuh Bella.
"Iya, Bel. Aku sudah membuat keputusan untuk ikut dengan mama dan juga papa. Aku pasti akan kangen banget sama kamu" ucap Nadira sambil membalas pelukan Bella.
"Apalagi aku, Nad. Kamu tau sendiri kan jika selama ini sahabat sekaligus sahabat aku adalah kamu. Setelah ini aku harus sama siapa dong. Please jangan pergi ya" gumam Bella sambil menatap Nadira dengan wajah melasnya.
"Lebay. Kan ada Mega sama Aulia. Kamu temenan sama mereka lah" balas Nadira sambil mengulum bibirnya. Pasalnya Mega dan Aulia adalah teman mereka yang rada lemot. Suka menguji kesabaran.
"Kalau cuma sama mereka berdua bisa depresot aku Nad. Kamu kan tau sendiri, Mereka kalau di ajak ngobrol loading nya lama, Terlalu lemot, Lelet pula" balas Bella lagi.
Mendengar perkataan Bella membuat Nadira tertawa"Tapi mereka teman kita yang baik, Bel. Kamu ingat apa yang sudah mereka lakukan saat Febian selingkuhi aku" balas Nadira
Bella mengangguk cepat"Iya, Ya. Mereka berdua maju paling depan saat melihat kamu nangis gara-gara Fabian tengil bin ngeselin. Playboy cap lalat itu"
"Nah, Makanya. Biarpun mereka berdua lemot, Setidaknya mereka tulus. Mereka sayang sama kita. Aku pamit ya, Bel. Tolong sampaikan salam ku sama mereka. Aku sengaja tidak memberitahukan sama mereka jika malam ini aku akan pindah ke Tokyo. Hanya kamu satu-satunya orang yang tau hal ini" ucap Nadira sambil menatap Bella.
Setelah itu, Nadira melepaskan pelukannya pada Bella. Mengambil sesuatu yang dia letakkan dalam tasnya"Oh iya, Bel. Aku titip ini ya, Tolong kamu kasih sama pak Devano. Dan kamu juga bilang sama dia. Proyek dengan Mr, Darwin sudah aku atasi. Dia tidak perlu khawatir. Sampaikan juga kata maafku" ucap Nadira sambil memberikan sebuah flashdisk berwarna putih pada Bella.
Mendengar penuturan Nadira membuat Bella mengerutkan kecil keningnya"Apa ini, Nad. Eh wait, Jangan bilang kak Devano pecat kamu karna proyek itu?" tebaknya sambil mengambil flashdisk yang di berikan oleh Nadira.
"Di dalam flashdisk ini ada semua file penting milik pak Devano. Aku sengaja menyalin dalam flashdisk lain agar saat terjadi hal yang tak di inginkan aku bisa langsung print. Kemarin aku hanya menguji pak Devano, Aku ingin tau sampai mana batas kesabarannya. Ternyata semudah itu dia marah dan memecat aku di tempat umum" terang Nadira sambil tersenyum kecut.
"Nad, Aku gak tau harus berkata apa. Tapi kamu tenang saja, Akan aku pastika kak Devano menyesali apa yang sudah dia lakukan sama kamu"
"Nad. Ayo sayang. Kita harus segera berangkat, Jangan sampai ketinggalan pesawat"
Suara itu membuat Nadira dan Bella menoleh ke arah sang mama yang sudah berdiri di ambang pintu mobil.