Terjerat Cinta CEO

Happy Reading 😘

#BAB Sebelumnya...

**__**

"Mas siapa ya..? kenapa mau tau urusan orang lain ya?" jawab Ivan.

"Kamu tanya saya siapa, beneran mau tau saya siapa? emang Kania gak cerita sama kamu?!"

Astaga ini kalau dibiarkan lama aku gak akan tau apa yang akan terjadi, tapi aku harus gimana. Kenapa juga si Kevin ini bisa ada disini? apa dia tau aku ada di Mall ini? dia nungguin aku gitu? Gak mungkin.

"Emang cowok ini siapa Kania? Kamu kenal dia gak?" tanya Ivan.

"Kania jawab dong masa diem aja sih, apa perlu aku yang menjawab." ledek Kevin.

Beneran gak waras nih cowok, bisa-bisanya dia datang buat rusuh.

"Baiklah karena kamu bingung, jadi biarkan aku yang memperkenalkan diriku sendiri. Hemmm kenalkan saya ini adalah .....!"

"Abang...!!! Ya ya dia ini Abang ku kak Ivan,!" potong Kania tiba-tiba, Kevin melongo kaget dengan mulut menganga.

"Ya ampun bang, kamu ko gak bilang-bilang sih kalau mau datang menengok ku? Aku kan bisa menjemput Abang di terminal.!" Kania nyerocos bicara tanpa memberikan kesempatan Kevin untuk ngomong.

"Dia Abang kamu Kania?" tanya Ivan.

"Iya kak, dia Abang ku satu-satunya, maaf ya kak Ivan, aku pulang dengan Abang ku, gak pa pa kan kak? Makasih ya kak udah mengajak ku nonton dan mentraktir ku makan. Dah kak Ivan hati-hati di jalan." teriak Kania sambil mendorong Kevin berjalan menjauhi Ivan.

Sementara Ivan masih belum beranjak dari tempat nya berdiri, diam heran juga bingung.

"Sejak kapan Kania punya Abang?"

"Bukannya Kania anak tunggal dan yatim piatu, terus itu Abang nya yang dari mana?"

"Aduh ko mendadak kepalaku jadi pusing ya, sudahlah mungkin saja memang benar dia abangnya, Abang yang belum pernah Kania ceritakan padaku."

"Apa mungkin aku yang terlalu banyak mikir kali ya,,? Sudahlah Kania anak yang baik, laki-laki itu pasti salah satu keluarga nya. Aku harus percaya, lebih baik aku segera pulang dan istirahat.!"

Kak Ivan pun berbalik badan melanjutkan langkah kaki nya pulang setelah punggung Kania dan Kevin tak lagi terlihat. Tangan Ivan memegang kepalanya yang terasa agak pusing.

**

Kania membawa Kevin kesebuah halte bus yang masih ada beberapa orang duduk menunggu bus.

"Eeeehhh... kenapa malah dibawa ke halte bus, mobil ku di parkiran VIP Mall.!"

"Biarin, jawab siapa yang kasih tau kamu kalau aku ada di Mall itu tadi?" tanya Kania.

"Kania oh Kania... mencari kamu dimana itu sangatlah mudah, semudah aku membalikkan telapak tangan. Dan apa kamu bilang tadi ckckckck... Abang mu, aku Abang mu sejak kapan aku jadi Abang mu Heh..!!" omel Kevin.

"Ehmm itu eh.. suka-suka aku lah, kenapa emangnya gak suka??!!" Kania balik membentak Kevin.

Beberapa pengunjung halte pun ikut melirik lirik kearah mereka, Kania sempat melihat sekilas dan mengatur emosinya.

Sabar Kania, ini tempat umum daripada kamu marah sama Kevin disini dan dilihat banyak orang mending kamu pulang dan istirahat.

"Ya sudahlah,, aku mau pulang!" Kania mengakhiri percakapan dengan Kevin bersamaan dengan datangnya bus yang akan membawanya pulang.

"Mau pulang,,, ayoo kita pulang!" seru Kevin menarik tangan Kania berjalan meninggalkan halte bus menuju parkiran mobil Kevin.

"Hei.. lepaskan tanganku, atau aku akan teriak kalau kamu menculik ku?!" ancam Kania.

"Coba aja teriak, kamu lupa siapa aku? Kamu mau Mall tempat mu nonton dengan selingkuhan mu itu ditutup, Hah..??!" bentak Kevin.

Kania kaget dan diam. Hah dia ini manusia apa dewa sih, sampe Mall pun bisa dia tutup. Sekaya apa sih orang ini, sampai begitu angkuhnya.

Kevin membuka pintu dan mendorong pelan Kania untuk masuk kedalam mobil dan menutup nya, dia sendiri berputar ke pintu sebelah dan masuk.

"Aku antar kamu pulang!"

Mobil keluar parkiran yang hanya ada beberapa mobil saja yang masih parkir disana.

"Siapa cowok tadi?!"

"Bukan urusan mu!"

"Jelas jadi urusan ku, aku ini kan pacar mu?"

"Tapi kamu juga kan sudah janji, gak akan mencampuri urusan pribadi ku. Jadi terserah aku mau pergi dengan siapapun."

Landak ini gak bisa di kerasin, makin aku keras dia akan semakin berani dan melawan. Oke baiklah sabar Kevin jangan emosi, tenang dan ikuti apa mau si landak ini.

"Dimana rumahmu, tunjukan jalannya?"

"Makanya kalau mau nganter pulang ya anter aja, tanya yang berhubungan dengan tujuan kamu anter aku pulang.!"

"Huft... oke lewat jalan mana?"

"Puter balik, bukan kesana tapi kesitu." jawab Kania santai.

"Astaga Kania, ini puter baliknya jauh di depan sana. Ya udah mending aku bawa kamu ke hotel aja, ribet banget!" jawab Kevin kesal.

"Eeeeeehhh ada jalan tikus, depan perempatan belok kanan." cegah Kania tiba-tiba.

Enak aja mau ngajak ke hotel, gak akan bisa lagi.

Kevin mengikuti ucapan Kania membelokkan mobilnya ke kanan.

"Masuk kompleks itu, lalu lurus ja. Rumah ke tiga cat putih stop."

Hi-hi-hi sebenarnya gak salah jalan tadi, udah bener arahnya malah jadi cepet.

Mobil berhenti didepan rumah bercat putih, rumah kontrakan dengan banyak pintu. Kania turun dari mobil diikuti Kevin. Membuka pagar lalu masuk dan masih diikuti Kevin.

"Mau sampai kapan kamu terus mengikutiku? udah sana pulang?!"

"Aku ini kan Abang mu, masa udah dianterin pulang, malah di usir Abang nya?"

"Abang apaan? Abang tukang bakso? Ya udah ayo masuk tapi jangan lama-lama!"

"Nah gitu dong, namanya tamu udah dianggap Abang harusnya di jamu dengan baik dong sebagai tuan eh nona rumah!"

Kania memasukan kunci ke pintu memutar lalu mendorong hingga pintu terbuka. Kontrakan atau tempat kost Kania selama ini tinggal ukuran nya lebih kecil dari kamar yang lain karena sewanya pun lebih murah.

"Tempat ku kecil, kamu cari aja sendiri tempat duduk dimana kek terserah kamu." Kania masuk dan menghidupkan lampu.

Ruangan dengan satu kamar dan kamar mandi saja didalam situ. Kevin menengok kanan kiri heran.

"Kamu tinggal disini? ko bisa? gak ada sofa, cuma ada apa kasur untuk seorang lemari pakaian plastik meja kecil. Astaga ini mah bukan kamar orang tapi kamar kucing tau..!!"

Kania yang tadinya memilih diam terpancing emosi dan berbalik badan "Kalau kamu gak suka silahkan pergi itu pintu nya."

Kania meninggalkan Kevin kesal ingin mengambil handuk, tapi belum sempat tangannya meraih handuk Kevin yang mengikuti Kania di belakang menarik tangan Kania dan membuatnya berputar menghadap Kevin. Dengan sekali dorongan Kania tersudut di tembok.

"Heh lepas gak? mau ngapain aku teriak nih!"

"Kamu mau aku membeli kontrakan ini Hah..?" Kevin masih memegang tangan Kania.

"Kamu itu pacarku Kania.!" dan satu kecupan di bibir mendarat dengan sempurna, Kania yang kaget melototkan matanya.

**__**

to be continued

Wkwkwkwk,,,, Ahaiiii cilok an, Asekkk😘😘😘

Aduh visual nya siapa ya ???

Jan lupa like nya.