Perpisahan selalu mengajarkan kita untuk menghargai, bahwa setiap saat bersama orang yang kita cintai adalah anugrah yang tidak boleh di sia-siakan.
Sama seperti gadis cantik yang sederhana bernama Lidya Anggraeni, gadis mandiri yang harus hidup sebatang kara setelah kepergian kedua orang tuanya. Sampai pada suatu keadaan mempertemukan dia dan seorang pengusaha muda Anggara Pradipta.
Perlahan-lahan kehidupan keduanya mulai berubah, mulai di warnai oleh cinta. Ketika masa lalu dari orang tua mereka terungkap, membuat keduanya berada dalam di lema. Ditambah dengan munculnya orang dari masa lalu Angga, kekuatan cinta mereka mulai di uji. Semuanya tahu bahwa Angga begitu mencintai orang dari masa lalu, Bahkan setelah 2 tahun perpisahan sangat sulit untuk melupakan nya.
Cinta memang memberikan kenangan indah, tapi cinta juga memberikan luka yang bisa menjadi kenangan. Di sinilah kepercayaan dan kekuatan cinta itu di uji, memilih kembali pada orang di masa lalu, ataukah memuali dengan orang baru dan mulai membuka lembaran baru pula.
Sedalam apa kekuatan cinta Lidya dan Angga? Sekuat apa mereka bisa bertahan?
Akankah Angga memilih Lidya ataukah kembali kepada dia, wanita di masa lalunya?
Penasaran kisah mereka seperti apa?
Yuk! ikuti kisah Angga dan Lidya, perjuangan Lidya untuk cintanya.
Let's go!! Mulai baca Guys!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Jangan pernah jadikan masa lalu sebagai beban hidup untuk kita, tetapi jadikanlah masa lalu sebagai bahan pembelajaran untuk kita lebih baik lagi kedepannya. Semoga ini menjadi awal yang baik, setelah apa yang pernah di lalu di masa lalu.
...~Anggara Pradipta~...
***
"Kak mau minum apa?"
"Terserah lid, asalkan jangan di kasih minum racun saja."
"Ya udah aku buatin minuman dulu. Kak Angga tunggu sebentar di sini oke."
"Hmm."
Lidya bergegas pergi ke dapur untuk membuat minuman.
Mereka baru saja sampai di rumah Lidya, Tadi bukan hanya menemani belanja Angga juga menghantarkan Lidya pulang.
Dan disinilah Angga sekarang berada, rumah sederhana Lidya. Dia duduk di sopa yang ada di sana lalu mengedarkan pandangannya menelisik. Ini untuk pertama kalinya Angga masuk kedalam rumah itu.
Angga bahkan melupakan mama Winda dan David. Dia pergi begitu saja tanpa memberi tahu apapun baik pada David ataupun Mama Winda. Siap-siap saja dia akan kena semprot dari Mama Winda, tapi sudahlah yang terpenting dia sekarang bersama Lidya.
Tak lama Lidya pun datang dengan dua gelas minuman di atas nampan yang bawa nya.
"Ini kak, minum dulu. Pasti kakak cape banget kan nemenin aku terus nganterin pulang juga." ujar Lidya seraya menyerahkan segelas minuman yang dia bawa.
Angga meraih gelas yang Lidya sodorkan, lalu mulai meneguknya.
"Makasih lid. Seger banget minuman nya, jadi pengen deh tiap hari di kasih minum beginian sama kamu." ucap Angga yang berhasil membuat rona merah pada pipi Lidya.
Gadis itu sudah menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan rona merah pada pipinya. Tapi sayang Angga sudah melihatnya, dia tersenyum tipis melihat Lidya. Sungguh jika seperti ini Lidya terlihat sangat menggemaskan.
"Kenapa lid kok pipi kamu jadi merah gitu." tanyanya sok tidak tahu, padahal dia hanya ingin menggoda Lidya saja.
Hah? Lidya gelagapan bingung mau menjawab apa. Dia berusaha keras agar bersikap biasa saja, lalu mulai menghela nafasnya pelan supaya dia lebih tenang.
"Masa sih kak. Mungkin ini karena tadi kepanasan aja terus jadi merah gini." jawabnya berkilah, sebisa mungkin dia berusaha bersikap biasa saja.
"Yakin karena kepanasan tadi. Bukan karena aku godain hmm?" Kata Angga yang berhasil membuat Lidya memelototkan matanya tidak percaya.
Bagaimana bisa Angga tahu, apa dia seorang cenayang? Ahh masa sih dia tampan dan tidak beraura mistis menurut Lidya. Tidak mungkin bukan?
"Ap----apa mak--maksud kak Angga..." tanya Lidya yang kini suaranya sudah gagap.
Angga terus menatap Lidya yang kini sudah salah tingkah di buatnya. Terlihat seringai jahilnya di wajah tampan Angga, dia semakin di buat gemas oleh Lidya.
"Kenapa? aku benar bukan. Sudah lah jangan menyembunyikan apapun dariku, aku sudah tau semuanya. Aku bisa membaca pikiran mu." ujarnya menekankan kalimat terakhir.
'Hah? bisa membaca pikiran. Apa dia juga tahu apa yang sedang aku pikirkan sekarang? Astaga apa dia juga tau kalo aku... Oh no!' batin Lidya.
Tanpa sadar Lidya menggelang-gelangkan kepalanya dan itu tak luput dari pandangan Angga. Dia semakin melebarkan senyumnya.
"Lidya!" panggil Angga.
Lidya tersadar dari lamunannya, dia buru-buru mengatur degup jantungnya. Lalu menatap Angga yang kini juga tengah menatap nya, jangan lupa tatapan mata Angga sangatlah susah di artikan.
"Iya kak."
Kini baik Angga mau pun Lidya sama-sama terlihat sangat serius.
"Jika memungkinkan ada sedikit perasaan mu untuk ku, ku mohon biarkan itu ada meski hanya sedikit." kata Angga dengan serius nya.
"Maksud kak Angga?"
"Maksud ku, jika kamu memiliki perasaan terhadap ku meski hanya sedikit tolong pertahanan rasa itu.Tunggu lah aku sampai membuatmu merasakan perasaan itu semakin besar, sebesar perasaan ku saat ini terhadap mu." ucapnya tulus sangat tulus.
Di genggaman nya tangan Lidya mencoba meyakinkan bahwa dia memang benar-benar tulus dengan ucapan nya.
Lidya menatap manik Angga, sungguh tatapnya begitu tulus dalam matanya tidak ada kebohongan. Apa yang dia katakan sangatlah tulus.
Gadis itu berkaca-kaca tidak pernah terbayangkan olehnya akan menjadi seperti ini. Dia mengagumi sosok ini tetapi dia juga masih bingung dengan apa yang dia rasakan.
"Jangan di jawab lid, aku sudah tau jawabannya. Aku tau kamu pasti masih bingung dengan perasaanmu sendiri, kamu juga pasti belum yakin terhadap ku. Aku mengerti akan hal itu, tetapi aku berjanji lid, akan ku buat kamu jatuh cinta pada ku. Dan akan ku buktikan bahwa aku benar-benar tulus dengan mu." ucapnya sambil terus menggenggam tangan Lidya.
"Kamu mau kan memberi kesempatan kepada ku untuk itu semua?" Tanya Angga penuh harap terhadap gadis yang kini terus dia genggam tangan nya.
Lidya tidak bisa berkata-kata lagi, dia terharu sekaligus bingung. Bingung mau menjawab apa, bingung mau berkata seperti apa lagi. Akhirnya dia pun hanya bisa mengangguk kan kepala mengiyakan semua nya.
Pada akhirnya Angga mendapatkan jawaban nya, meski bukan jawaban untuk cintanya. Setidaknya Lidya mengiyakan untuk memberikan dia kesempatan, itu saja rasanya sudah lebih dari cukup untuk Angga.
Ditariknya tubuh mungil Lidya kedalam dekapan, dia sudah tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak menariknya kedalam pelukannya. Tidak ada penolakan dari Lidya, dia membiarkan Angga mengelusi pelan puncak kepala nya.
'Aku janji lid tidak akan pernah menyakitimu, apa lagi mengkhianati mu. Karena aku tau rasanya sebuah pengkhianatan itu sakitnya seperti apa.' gumam Angga dalam hati berjanji pada diri nya sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next>>
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...**Hai selamat malam🤗 Gimana nih suka gak sama part ini, Kalo suka yuk mari berikan dukungan nya. Maaf ya jika pengungkapan perasaan nya si Angga feel nya kurang, aku udah berusaha memberikan yang terbaik dan hanya segitu kemampuan ku semoga suka ya....
...Terimakasih semuanya 🤗💕💕...
Follow Ig:@miraazahra14
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🥰🥰🥰**
Jika berkenan mampir di judul
"Cinta Devan Untuk Naya" semangat aku datang bawa like, rate dan bunga
mampir juga yok ke Hati Terbelah Di Ujung Senja 😊