NovelToon NovelToon
Bangkitnya Ksatria Terkutuk

Bangkitnya Ksatria Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kutukan / Kebangkitan pecundang / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:56
Nilai: 5
Nama Author: Dhimas21

Alistair, seorang pemuda desa yang sederhana, mendapati dirinya dihantui oleh mimpi-mimpi aneh tentang pertempuran dan pengkhianatan. Tanpa disadarinya, ia adalah reinkarnasi dari seorang ksatria terhebat yang pernah ada, namun dikutuk karena dosa-dosa masa lalunya. Ketika kekuatan jahat bangkit kembali, Alistair harus menerima takdirnya dan menghadapi masa lalunya yang kelam. Dengan pedang di tangan dan jiwa yang terkoyak, ia akan berjuang untuk menebus dosa-dosa masa lalu dan menyelamatkan dunia dari kegelapan abadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhimas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 Warisan Yang Terus Berlanjut

Lima tahun telah berlalu sejak kemenangan melawan Mordath. Dunia telah mengalami perubahan besar. Willow Creek telah dibangun kembali menjadi desa yang lebih kuat dan makmur. Silverwood telah berkembang menjadi pusat perdagangan dan pengetahuan sihir cahaya. Hutan Elven membuka pintunya kepada dunia luar, memulai hubungan damai dan kerja sama.

Alistair, sekarang berusia dua puluh lima tahun, telah menjadi sosok yang dihormati di seluruh dunia. Ia memimpin pasukan ksatria cahaya yang baru dibentuk—kelompok pejuang yang dilatih untuk melindungi dunia dari ancaman kegelapan apa pun. Setiap hari, ia berlatih dengan Lightbringer dan Pedang Keberanian, yang kini telah menyatu menjadi satu pedang yang lebih kuat, bernama "Cahaya Keberanian".

Pada pagi yang cerah, Alistair berdiri di puncak bukit di dekat Willow Creek, memandang desa yang ia cintai. Lyra mendekatinya, membawakan secangkir teh hangat.

"Kamu lagi memikirkan hal-hal yang berat?" tanya Lyra, tersenyum.

Alistair mengangguk. "Saya selalu khawatir. Apa jika ada kegelapan lain yang muncul? Apa jika saya tidak cukup kuat untuk melawannya?"

Lyra duduk di sebelahnya. "Kamu telah mengalahkan Valerius dan Mordath. Kamu telah menyelamatkan dunia. Jangan pernah meragukan dirimu sendiri. Kamu tidak sendirian—kita semua ada di sini untukmu."

Selama lima tahun terakhir, hubungan antara Alistair dan Lyra telah berkembang. Mereka telah menjadi pasangan yang dekat, saling mendukung dan mencintai. Tapi, mereka belum pernah membicarakan masa depan mereka bersama—kedua orang itu terlalu sibuk dengan tugas mereka untuk melindungi dunia.

"Saya ingin bertanya padamu sesuatu," kata Alistair, menghentikan napasnya. "Lyra, apakah kamu mau menikahi saya?"

Lyra terkejut, matanya memerah. "Alistair... saya tidak menyangka..."

"Kamu adalah orang terpenting di hidup saya," lanjut Alistair. "Kamu telah selalu ada di samping saya, bahkan di saat-saat terburuk. Saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu."

Lyra tersenyum dan mengangguk. "Ya, saya mau. Tentu saja saya mau."

Alistair memeluknya dengan erat, merasa kebahagiaan yang tak terkatakan. Mereka berjanji untuk mengadakan pesta pernikahan di Willow Creek dalam sebulan ke depan—suatu acara yang akan dihadiri oleh teman-teman, keluarga, dan tamu dari seluruh dunia.

Sementara itu, di tempat yang jauh, di sebuah gua tersembunyi di bawah Gunung Berapi yang telah padam, sekelompok penyihir gelap sedang berkumpul. Mereka memegang buku-buku sihir gelap yang selamat dari pembakaran, mencoba untuk membangkitkan kekuatan Mordath yang tersisa.

"Kita harus membangkitkan pemimpin kita!" teriak salah satu penyihir gelap. "Kita harus mengambil balik dunia yang seharusnya menjadi milik kita!"

Pemimpin kelompok itu, seorang pria tua bernama Kael, mengangkat tangannya untuk membisikkan mereka. "Jangan tergesa-gesa. Kekuatan Mordath yang tersisa sangat lemah. Kita perlu waktu untuk membangkitkannya. Tapi, ada cara lain untuk mengalahkan Alistair dan pasukannya."

"Apa cara itu?" tanya penyihir gelap lainnya.

"Kita akan membangkitkan makhluk-makhluk terkutuk yang lebih kuat," jawab Kael. "Makhluk-makhluk yang bahkan Mordath takut padanya. Mereka akan menghancurkan Alistair dan semua yang ia cintai."

Kael membuka sebuah buku sihir gelap yang sangat tua. Ia membaca mantra dengan suara yang serak, dan tanah di sekitar mereka mulai berguncang. Dari dalam gua, muncul bayangan-bayangan makhluk yang mengerikan—makhluk dengan tubuh yang besar, mata merah menyala, dan cakar yang tajam. Mereka adalah "Raksasa Kegelapan"—makhluk yang telah tidur selama ribuan tahun.

Beberapa hari kemudian, berita tentang munculnya Raksasa Kegelapan mencapai Silverwood. Merlin, yang baru saja kembali dari perjalanan ke benua barat, segera mencari Alistair.

"Kamu harus melihat ini," kata Merlin, menunjukkan peta yang ditandai dengan tempat-tempat di mana raksasa itu telah muncul. "Mereka telah menghancurkan tiga desa dan membunuh ratusan orang. Mereka bergerak menuju Willow Creek."

Alistair mengerutkan kening. "Kita harus menghentikan mereka sebelum mereka mencapai desa. Panggil pasukan ksatria cahaya. Kita akan bertempur di Hutan Kegelapan—tempat di mana semua ini dimulai."

Mereka mempersiapkan pasukan dengan cepat. Alistair memimpin pasukan ksatria cahaya, Lyra memimpin pasukan pemburu elf, Merlin memimpin pasukan penyihir Ordo Cahaya, dan Baruk memimpin pasukan pengawal Silverwood. Mereka berjalan menuju Hutan Kegelapan, siap untuk menghadapi tantangan baru.

Saat mereka mencapai hutan, mereka melihat Raksasa Kegelapan sedang menunggu mereka. Ada sepuluh raksasa, masing-masing setinggi lima meter. Mereka berdiri dengan tegap, mata mereka menatap pasukan Alistair dengan kebencian.

"Selamat datang, Alistair," kata Kael, muncul dari belakang raksasa itu. "Kamu telah mengalahkan Mordath, tapi kamu tidak akan mengalahkan kita. Raksasa Kegelapan akan menghancurkanmu dan semua yang kamu cintai."

Alistair mengangkat Cahaya Keberanian. "Kamu salah, Kael. Kegelapan tidak akan pernah menang atas cahaya. Kita akan melindungi dunia ini, apa pun yang terjadi."

Pertempuran dimulai. Raksasa Kegelapan menyerang dengan kekuatan yang luar biasa. Mereka memukul dengan cakar mereka, menjatuhkan pohon-pohon dan merusak tanah. Pasukan Alistair berjuang dengan berani, tetapi raksasa itu terlalu kuat.

Alistair maju ke depan, menyerang raksasa terbesar. Ia menebas raksasa itu dengan Cahaya Keberanian, tetapi pedang itu hanya membuat goresan kecil di kulitnya yang keras. Raksasa itu meraung marah dan memukul Alistair dengan cakarnya, membuatnya terbang ke udara dan jatuh ke tanah.

Lyra melihat Alistair dalam bahaya dan bergegas membantunya. Ia menembakkan anak panah ke arah mata raksasa itu, tetapi anak panah itu tidak bisa menembus kulitnya. Raksasa itu mencoba untuk menggigit Lyra, tetapi Baruk menyerang dari belakang, membuat raksasa itu terhuyung mundur.

Merlin menggunakan sihirnya untuk menciptakan badai api suci, membakar beberapa raksasa. Tapi, raksasa itu tahan api dan terus menyerang.

Alistair berdiri dan memfokuskan seluruh perhatiannya pada Cahaya Keberanian. Ia memikirkan semua orang yang ia cintai, semua yang ia miliki, dan semua yang ia harus lindungi. Ia membiarkan kekuatan cahaya dan keberaniannya mengalir melalui tubuhnya, dan Cahaya Keberanian mulai bersinar dengan terang yang luar biasa.

"Teman-teman!" seru Alistair dengan suara yang kuat. "Bersama-sama kita bisa mengalahkan mereka! Gabungkan kekuatanmu dengan kekuatan saya!"

Para ksatria, pemburu, penyihir, dan pengawal mengangkat senjata dan sihir mereka. Kekuatan mereka menyatu dengan kekuatan Alistair, menciptakan cahaya yang luar biasa yang menyelimuti seluruh hutan.

Alistair menyerang raksasa terbesar dengan semua kekuatan yang ia miliki. Cahaya Keberanian menembus kulit raksasa itu, membuatnya menjerit kesakitan dan jatuh ke tanah. Sisa raksasa itu melihat pemimpin mereka dikalahkan dan mulai melarikan diri.

Kael melihat keadaannya dan mengetahui bahwa dia kalah. Ia mencoba untuk melarikan diri, tetapi Merlin menggunakan sihirnya untuk menangkapnya.

"Kamu akan diadili untuk kejahatanmu," kata Merlin. "Kamu tidak akan pernah membahayakan dunia lagi."

Pertempuran selesai. Pasukan Alistair telah berhasil mengalahkan Raksasa Kegelapan. Mereka menghela napas lega, menyadari bahwa mereka telah menyelamatkan dunia sekali lagi.

Saat mereka kembali ke Willow Creek, penduduk desa menyambut mereka dengan sorak kemenangan. Alistair dan Lyra memutuskan untuk mengadakan pesta pernikahan segera, untuk merayakan kemenangan dan cinta mereka.

Pada hari pernikahan, Willow Creek dipenuhi dengan orang-orang yang bahagia. Teman-teman dari Silverwood, Hutan Elven, dan seluruh dunia datang untuk merayakan. Merlin menjadi pembawa acara, Baruk menjadi pengawal pernikahan, dan Thranduil memberikan hadiah khusus—sebuah kalung yang dibuat dari permata elven yang memiliki kekuatan perlindungan.

Selama upacara, Alistair dan Lyra bertukar janji. "Saya berjanji untuk mencintaimu, melindungimu, dan selalu ada di sampingmu," kata Alistair.

"Saya berjanji untuk mencintaimu, mendukungmu, dan selalu percaya padamu," jawab Lyra.

Setelah upacara, mereka berdiri di puncak bukit, memandang matahari terbenam. Lyra memegang tangan Alistair, dan mereka merasa bahagia dan penuh harapan.

"Apakah kamu khawatir tentang masa depan?" tanya Lyra.

Alistair mengangguk. "Tentu saja. Tapi, saya juga penuh harapan. Kita telah mengatasi banyak tantangan, dan kita akan mengatasi tantangan yang akan datang. Karena kita tidak sendirian."

Beberapa bulan kemudian, Lyra memberitahu Alistair bahwa dia hamil. Alistair merasa senang yang tak terkatakan—dia akan menjadi ayah. Dia berjanji untuk melindungi anaknya dan memberikan dunia yang lebih baik untuk dia.

Pada hari anaknya lahir—seorang putra yang diberi nama Gideon, sebagai penghormatan kepada reinkarnasi sebelumnya Alistair—seluruh dunia merayakan. Di Silverwood, Ordo Cahaya mengadakan upacara untuk memberkati anak itu. Di Hutan Elven, para elf memberikan hadiah—sebuah tongkat sihir yang akan tumbuh bersama anak itu.

Alistair memegang putranya di tangannya, melihat wajahnya yang lembut. Ia tahu bahwa warisannya akan terus berlanjut. Anaknya akan belajar tentang keberanian, kebaikan, dan kekuatan cahaya. Ia akan melanjutkan tugas Alistair untuk melindungi dunia.

"Saya akan selalu ada untukmu, Gideon," bisik Alistair. "Saya akan mengajarmu semua yang saya tahu. Kamu akan menjadi pahlawan dunia yang lebih baik dari saya."

Di malam itu, Alistair bermimpi tentang masa depan. Ia melihat Gideon tumbuh menjadi ksatria yang kuat, memegang Cahaya Keberanian dan melindungi dunia dari kegelapan. Ia melihat dunia yang damai dan makmur, di mana cahaya selalu menang atas kegelapan.

Ketika ia terbangun, ia melihat Lyra dan Gideon tidur dengan nyenyak. Ia merasa kebahagiaan yang tak terkatakan. Ia tahu bahwa semua pengorbanan yang ia lakukan telah berharga. Dunia telah aman, dan masa depannya penuh harapan.

Warisan Alistair—warisan keberanian, kebaikan, dan cahaya—akan terus berlanjut selama berabad-abad. Dan dunia akan selalu mengingat nama Alistair—sang ksatria yang bangkit dari terkutuk, pelindung dunia, dan bapak dari generasi baru pejuang cahaya.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!