Arumi tidak menyangka. Jika tawa Ibu mertua nya selama ini, hanya lah untuk menutupi lu-ka yang ada di dalam diri nya. Ibu mertua yang begitu baik, ternyata selama ini hidup tersik-sa di rumah nya. Beliau bukan hanya di sik-sa oleh kakak ipar nya Arumi. Tapi juga Abang ipar nya. Mereka berdua, benar-benar manusia yang tak punya hati.
Sanggup kah Ibu mertua nya Arumi bertahan dengan kelakuan anak dan menantunya? Atau, apakah Arumi bisa membawa Ibu mertuanya pergi dari neraka itu?
Ayo temukan jawaban nya langsung! Baca nya jangan lompat-lompat, ya. Biar author semangat nulis nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Arumi tiba di sebuah rumah sederhana yang tidak jauh dari desa tersebut. Ia sudah meminta pada orang-orang nya, untuk membeli sebuah rumah secepatnya.
Dan akhirnya, rumah itu pun berhasil ia beli dengan cepat. Untung saja si pemilik rumah, sedang memerlukan uang dengan cepat.
"Kita ada dimana, Arumi?" Tanya Bu Aminah.
"Bu, kita ada di rumah saudara nya Rumi. Untuk sementara kita akan tinggal di sini. Rumi tak mungkin kembali ke kota. Nanti apa yang , harus Rumi katakan pada Bang Romi dan keluarga Rumi."
"Baik lah. Ibu tidak masalah."
Arumi langsung masuk dan membawa barang mereka. Bu Aminah pun masuk dengan wajah lesu.
Tidak ada senyuman sama sekali di wajah nya itu. Dan Arumi pun, tidak ingin bertanya. Arumi ingin membuat Bu Aminah sadar. Jika apa yang dilakukan oleh anak Sulung nya itu, salah.
Mau sampai kapan, kesalahan Dika dan Ayu selalu di sepelekan. Dika dan Ayu tidak akan pernah berubah jika tidak di berikan pelajaran.
Tidak lama setelah mereka tiba, suara dering ponsel milik Arumi pun berbunyi. Romi suaminya memanggil. Arumi pun mengangkat nya langsung.
"Halo, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Ada apa, sayang?"
"Loh, kok ada apa? Kan Abang menghubungi Istri sendiri."
"Eh iya."
"Ada apa? Istri Abang ada masalah?"
"Hmmm, tak ada."
"Arumi, Abang sudah lama mengenal mu. Dan Abang tahu, seperti apa jika kamu sedang memiliki masalah."
"Tapi, Arumi masih tidak mau mengatakan nya pada Abang."
"Baiklah. Abang tidak akan memaksa. Ceritakan pada Abang jika kamu sudah siap bercerita."
Saat Arumi sedang berbicara dengan suaminya, Bu Aminah tiba-tiba saja menangis tersedu-sedu. Dan hal itu, membuat Romi penasaran.
"Sayang, siapa yang sedang menangis itu?"
"Ibu sedang menangis dan ingin berbicara dengan Abang."
Arumi langsung memberikan ponsel nya pada Bu Aminah. Sesaat setelah ponsel sudah berada di tangan Bu Aminah, Bu Aminah langsung berbicara sambil menangis.
"Romi, maafkan Ibu mu yang bodoh ini. Maafkan Ibu mu yang selalu saja tidak bisa berkutik dan lemah. Romi, maafkan Ibu yang tidak bisa menjaga Istri mu dengan baik. Maafkan Ibu, nak."
Huhuhuhu
"Bu, ada apa ini sebenarnya? Tolong ceritakan pada Romi. Romi jadi tidak tenang jika begini."
"Tapi kamu harus berjanji untuk tidak marah pada Ibu."
"Romi janji, Bu."
Bu Aminah pun langsung menceritakan pada Romi anak nya, tentang apa yang telah terjadi. Romi benar-benar kesal dan marah.
Ternyata Abang nya itu benar-benar tidak memiliki hati. Berani sekali menyakiti Ibu dan juga Istri nya itu.
Romi benar-benar tidak enak dan malu pada orang tua nya Arumi, yang sudah sangat baik dengan diri nya.
Ini lah mengapa Romi selalu merahasiakan, siapa Arumi sebenarnya dari keluarganya itu. Jika saja Dika tahu, pasti ia akan mulai membuat Arumi tidak nyaman.
"Begitu lah cerita nya."
"Bu, mau sampai kapan Ibu mau di perlakukan seperti itu? Jika Ibu tidak tegas, maka Ibu akan selalu di injak-injak oleh mereka."
"Ibu tidak tega pada Abang mu itu."
"Terus, Ibu tega sama Romi dan Arumi? Ibu tega melihat Arumi selalu di hina dan barang-barang nya di curi oleh mereka?"
"Bukan begitu. Ibu,,"
"Bu, mereka harus di masukkan ke dalam penjara. Jika tidak seperti itu, mereka akan jera dan tidak akan pernah mengulangi lagi perbuatan mereka."
"Tapi, Ibu tidak tega pada Abang mu."
"Jika Ibu seperti itu. Maka Ibu tinggal saja dengan Bang Dika mulai sekarang. Romi akan membawa Arumi pulang ke kota. Bukan kah Ini bahagia tinggal dengan Bang Dika?"
"Romiii,,,,"
Bu Aminah terdiam dan tidak mengatakan apapun lagi. Beliau hanya bisa menangis dan terus menangis.
Arumi juga tidak tahu harus berbuat apa. Arumi memang kesal pada sikap Ibu mertuanya yang benar-benar lemah itu.
Namun, Arumi juga tidak bisa menyalahkan Ibu mertua nya. Karena memang, Bu Aminah sudah tua dan juga lemah.
Hati nya pun, begitu baik dan lembut. Jadi, bukan salah nya jika beliau tidak bisa melakukan hal buruk pada anak nya itu.
*****
Setelah Bu Aminah dan Arumi pergi, Ayu dan juga Dika kebingungan mencari tempat tinggal.
Mereka berdua mengira, jika Arumi pasti akan melunasi hutang mereka, dan melunasi rumah itu.
Tapi ternyata, semua tidak seperti apa yang mereka inginkan. Ibu nya dan juga Arumi, malah membiarkan rumah itu di sita.
"Sayang, kita mau kemana setelah ini? Kita sudah tidak punya tempat tinggal lagi." Ucap Ayu.
"Sayang, tenang lah. Ibu pasti hanya marah sebentar. Nanti juga, Ibu akan kembali dan melunasi rumah ini."
"Apa kamu yakin? Jika dulu sih, aku percaya. Apa kamu tidak lihat, saat ini ada Arumi bersama Ibu mu itu. Pasti Arumi nanti akan meracuni pikiran Ibu mu."
"Hmmm,,jadi kita harus bagaimana? Kita kembali saja ke rumah Ibu mu. Bukan kah selama beberapa hari ini, Kita sudah memberi banyak pada Ibu mu itu?"
"Sayang, kamu tidak ikhlas memberi sesuatu pada Ibu ku? Mengapa kamu malah mengungkit nya lagi?"
"Tapi kan memang seperti itu kenyataannya, Ayu. Aku rumah milik Ibu ku, hanya untuk memberikan sedikit uang untuk Ibu mu. Apa aku salah?"
"Oh, jadi kau menjadi durhaka karena wanita ini?" Ucap salah satu tetangga. Dika dan Ayu tidak sadar, jika perkataan mereka sejak tadi, di dengar oleh tetangga yang kepo.
"Jangan ikut campur urusan kami." Ucap Ayu.
"Wah, kalian sungguh pasangan yang ja-hat. Kami tidak menyangka, Aminah mendapatkan menantu buruk seperti mu. Kami merasa bersalah. Karena mengira selama ini, Aminah menyusahkan kalian. Tapi nyata nya,,,"
"Diam! Kalian tidak perlu ikut campur urusan kami. Pergi sana!"
"Kalian pun harus pergi. Rumah ini, sudah bukan milik Aminah lagi. Kalian benar-benar parasit. Setelah ini, siapa lagi yang akan menjadi target kalian?"
Dika dan Ayu terdiam. Mereka tidak tahu harus apa. Kemana mereka akan pergi. Uang hasil penjualan rumah sudah habis.
Dika dan Ayu memang sangat boros. Mereka tidak pernah bisa memanfaatkan uang, yang ada pada mereka.
Uang-uang itu akan langsung habis dan lenyap entah kemana. Apalagi, Ayu adalah seorang wanita yang boros.
"Ayah, aku minta uang dong. Sedikit, kok. Cuma lima ratus ribu saja." Ucap Doni anak mereka.
"Untuk apa uang segitu?"
"Biasa. Mau top up game. Cepetan dong! Nanti aku bisa kalah."
"Doni, Ayah tidak punya uang."
"Ah, Ayah pelit! Maka nya, kalau nggak punya uang, ya kerja! Jangan cuma nyusahin aja."
Deg.
Perkataan Doni anak nya, benar-benar membuat Dika tertam-par. Sejak kapan ia baru menyadari, jika anak satu-satunya itu telah menjadi anak yang tidak sopan.
Baru lah Dika sadar. Jika apa yang ia lakukan selama ini, salah besar. Dan Ayu, hanya diam dan tidak mengatakan apapun ketika anak mereka berkata kasar.
kira2 gimna nntinya yahhh
lnjut kk thor 1 mslh selesai 1 lgi ada dan utk dika klo emg bisa berubah ksih dia bahgia kk thor
ketauan bodohnya