One Night Stand With Mafia

Louisa tidak tahu apabila saat ini suaminya sedang mendengar percakapan mereka di dekat pilar yang terletak di dekat mereka. Ia berniat ingin memberikan Louisa mantel untuk menghangatkan tubuhnya karena diluar sangat dingin, namun langkahnya terhenti ketika ia tanpa sengaja mendengar percakapan mereka.

Roy memang hanya menginginkan pewarisnya lahir, ia akan menjaga calon bayinya agar lahir dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Namun, ia tidak pernah berpikir untuk berpisah dari Louisa. Bagi Roy pernikahan sekali seumur hidup, jika memang Louisa tidak menginginkan pernikahan ini ia tidak dapat memaksakan kehendaknya.

Roy kembali berjalan memasuki mansion, ia memerintahkan kepada Hudson agar menjaga istrinya. Hudson mengerti dengan apa yang dirasakan bosnya saat ini, Roy pasti merasa bersalah karena kini ia berada diantara mereka.

Morgan memeluk tubuh Louisa, ia sangat merindukan wanita yang ia cintai. Namun, beberapa menit kemudian Louisa melepaskan pelukan Morgan. Saat ini ia sudah menjadi istri pria lain, ia tidak boleh bertindak gegabah. Meskipun ia tidak mencintai Roy, namun ia harus menghargai pernikahan mereka.

"Maaf Morgan, saat ini aku istri Roy. Aku tidak boleh berpelukan dengan pria lain selain suamiku," timpal Louisa sambil menatap wajah tampan Morgan.

"Baiklah, pastikan hatimu jangan berpaling dariku. Aku akan menunggumu Louisa, aku akan selalu mencintaimu," ucap Morgan sambil mengelus pipi wanita yang ia cintai.

Louisa hanya membalas dengan senyuman, pantaskah ia menerima semua ini. Entah apa yang akan terjadi setelah ini Louisa tidak tahu. Louisa berpamitan kepada Morgan untuk kembali kedalam, sebelum kedua orangtua Roy melihat semua ini.

Hudson mengawal Louisa yang berjalan memasuki mansion, ia harus memastikan istri Bosnya itu kembali dengan selamat. Morgan pun membawa semua pasukannya untuk meninggalkan kediaman keluarga Walker.

Malam berganti pagi, Louisa baru saja membuka kedua matanya ketika ia merasakan cahaya matahari masuk lewat celah jendela kamarnya. Ia meregangkan tubuhnya, lalu bangkit dari tempat tidur.

Louisa melenggangkan kakinya menuju kamar mandi, pagi ini sepertinya ada yang berbeda. Ia tidak melihat sarapan sehat yang selalu Roy siapkan ketika di apartemen.

Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi setelah ritual mandinya selesai. Louisa memilih pakaian yang terletak di dalam walk in closet, ia merasa takjub ketika ia melihat begitu banyak pakaian cantik menggodanya.

Louisa mencoba satu persatu pakaian itu, entah ia harus bersyukur atau tidak memiliki suami sultan seperti Roy Walker. Selesai berpakaian Louisa diminta turun ke lantai bawah untuk ikut sarapan bersama dengan keluarga barunya.

Ia tidak diperbolehkan turun lewat tangga, pelayan mengantarkan Louisa memasuki lift menuju lantai bawah. Sumpah demi apa ia merasa Roy sangat lebay, ia masih sanggup berjalan menuruni anak tangga namun Roy melarangnya.

"Pagi ini aku tidak melihatnya, kemana manusia batu itu," gumam Louisa dalam hati sambil melirik kesana kemari mencari keberadaan suaminya.

"Pagi-pagi sekali Tuan Roy sudah pergi ke kantor Nyonya, ia berpesan agar saya harus menjaga Nyonya kemanapun," ucap pelayan tersebut seolah mengetahui apabila ia mencari Roy.

Louisa memutar kedua bola matanya jengah, Roy benar-benar mengekangnya saat ini. Bahkan saat ini ada seorang bodyguard yang selalu berada disisinya setiap saat. Louisa tidak tahu apabila semua musuh Roy selalu mengincar orang-orang terdekatnya. Itu sebabnya Roy meminta Ley menjaga istrinya, meskipun Ley seorang wanita namun kemampuannya tidak kalah dengan pria.

Louisa tersenyum ketika ia melihat mertua dan Wilona yang sekarang menjadi adik iparnya. Louisa pun ikut bergabung bersama mereka, ia duduk didekat Wilona.

"Selamat pagi!" sapa Louisa.

"Pagi sayang, tidurmu nyenyak?" tanya Nyonya Walker tersenyum penuh arti.

"Tentu saja nyenyak Mom, mereka ini pasangan yang masih malu-malu meong. Jadi belum tentu mereka menikmati malam panjang mereka," cerocos Wilona menggoda kakak iparnya.

Louisa langsung melayangkan tatapan tajam kepada Wilona, sementara Wilona hanya tersenyum jahil.

"Maaf, Roy pergi pagi-pagi sekali. Pagi ini ia akan bertemu dengan sahabat sekaligus rekan kerjanya," jelas Tuan Walker.

"Tidak apa-apa Tuan," jawab Louisa merasa sungkan.

"Panggil kami Mom dan Dad, Louisa. Sekarang kau juga adalah putri kami, kau bagian dari keluarga kami jadi tidak perlu sungkan," tandas Nyonya Walker sambil mengusap punggung tangan menantunya.

"Ba_baik Mom," jawab Louisa masih merasa gugup.

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka sambil menikmati sarapan pagi. Louisa yang awalnya merasa canggung kini mulai nyaman dengan mereka. Keluarga Walker begitu hangat dan mudah mencairkan suasana, namun mengapa Roy berbeda dengan mereka.

Di sisi lain seorang pria yang duduk di kursi roda tersenyum menyeringai ketika ia mendapatkan panggilan telepon dari seseorang. Ia baru saja mendapatkan kabar apabila saudaranya saat ini sudah menikah.

Ia bahkan kini mengetahui apabila dalam rahim wanita yang dinikahi oleh saudaranya Roy tumbuh pewaris keluarga mereka.

"Bagaimana kondisimu saat ini Ben?" tanya Takashi ketika ia memasuki kamar rekannya.

"Aku sudah merasa lebih baik, lama aku terbaring koma dan aku harus bangkit. Aku ingin membalaskan dendamku kepada Roy dan kedua orangtuanya," pungkas Ben sambil mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

Ben Walker adalah saudara sepupu Roy yang sempat koma karena ia berusaha mencelakai Roy saat hari penobatan Roy sebagai pewaris. Ia di tolong oleh rekannya Takashi yang selama ini mengobatinya. Takashi adalah dokter genius yang licik, ia sangat membenci Roy karena Roy ikut membantu Galaxy untuk merebut wanita yang ia cintai darinya.

Louisa merasa bosan karena seharian ini ia hanya berdiam diri didalam mansion. Tanpa terasa hari sudah mulai gelap, ia mendengar suara mobil memasuki pekarangan Mansion. Louisa melihat suaminya keluar dari mobil lalu berjalan masuk kedalam.

Louisa mencoba menyiapkan air hangat dan untuk Roy membersihkan diri nya. Ia melihat suaminya sangat kelelahan oleh karena itu ia berusaha melakukan yang terbaik untuknya.

Namun, ketika Roy memasuki kamar mereka ia melewati Louisa begitu saja. Tidak biasanya pria batu itu tidak menggodanya, biasanya ia akan selalu menggodanya membuatnya kesal.

Namun, kali ini Roy tidak mengatakan apapun bahkan ketika ia memasuki kamar mandi. Louisa menyiapkan pakaian tidur untuk Roy, meskipun ia tidak mencintai Roy namun ia harus tetap menghargai Roy sebagai suaminya.

"Aku sudah menyiapkan pakaian untukmu," ucap Louisa ketika ia melihat Roy baru saja keluar dari kamar mandi.

"Lain kali kau tidak perlu repot melakukan hal ini kepadaku, bukankah pernikahan ini hanya sampai kelahiran anak kita saja?" tanya Roy diakhir perkataannya.

"Mengapa kau berkata seperti itu?" tanya Louisa yang tidak paham dengan sikap Roy hari ini.

"Sudahlah! Aku lelah," balas Roy lalu pergi begitu saja meninggalkan istrinya yang masih terpaku mendengar ucapan Roy.

.......

Jangan lupa like komen dan vote bestie 💕 Calangheyo 🤗