Jangan Rubah Takdirku !

Bug ... bug ... bug.

Ansel meluapkan segala kemarahan nya pada samsak di depannya. Hati nya begitu kelaut dengan semua ini. Dia tidak tega melihat wanita itu menangis, dia tak tega menyaksikan sendiri betapa pilu nya dia. Tapi dia juga benci, kenapa Ansel mencintai wanita itu?

Tidak kah hatinya mengingat bahwa dia bukan lah wanita baik-baik? Dia seorang pelacur! Tapi kenapa hati ini tetap mencintai nya meski tahu fakta itu.

"Aarrghh..!" Ansel berteriak keras seraya menjambak rambut nya kasar. Dia benci dengan dirinya sendiri. Kenapa mulut nya selalu saja menyakiti Diana? Kenapa tindakan nya selalu bertolak belakang dengan hati nya?

Sebenarnya tadi Ansel tidak benar-benar bercinta dengan wanita yang ada ruangan nya, tetapi demi membuat Diana semakin membenci diri nya, Ansel menciptakan skenario yang seakan-akan dia baru saja bercinta dengan wanita itu. Entah apa maksud dari tindakan nya ini, yang jelas dia benar-benar benci dengan dirinya sendiri.

Benci pada hatinya yang tak memilih kepada siapa dia jatuh cinta. Arrghh ... kenapa harus wanita itu yang dia cintai...?

Antara ingin membuang dan menahan, itu lah gambaran sikap Ansel pada Diana.

Bibir itu selalu mencaci dan memaki wanita itu, tetapi dalam hati dia ikut terluka. Terlebih melihat bagaimana wajah wanita yang dia cintai begitu membenci diri nya. Sungguh, ego Ansel begitu tinggi mengakui bahwa dia mencintai wanita hina itu.

"Sudah lah, Ansel. Sebaiknya hentikan saja tingkah konyol mu ini." Farrel tiba-tiba datang memasuki ruangan dimana sahabat nya sedang menumpahkan semua emosi pada samsak itu. "Oh ayolah, turunkan ego mu. Dan akui kalau kau mencintai dia."

"Aku membencinya, boddoh..!" Ansel menggeram kesal seraya berbalik arah saat mendengar kata-kata sahabat nya yang begitu konyol.

"Tapi kau juga mencintai nya." Sahut Farrel lagi. Dia tahu bahwa Ansel memang mencintai wanita itu, tetapi akibat status Diana yang menjadi seorang pelacur, membuat nya mengingat semua masa lalu orang tua nya.

Flashback on.

Dulu, saat Ansel masih berumur 5 tahun, terjadi pertengkaran antara kedua orang tua nya. Hingga menyebabkan ayah nya tak pulang beberapa hari, setiap hari nya ayah Ansel berada di kantor, melakukan pekerjaan lembur demi menghilangkan jejak memori pertengkaran dengan istri nya. Entah apa yang menyebabkan emosi keduanya meledak hingga terjadi pertengkaran hebat, Ansel yang masih terlalu dini pun tak tahu apa penyebabnya. Yang dia tahu, orang tuanya selalu beradu mulut saat mereka bersama bahkan saling membentak satu sama lain.

Ayah Ansel yang terlalu stres menghadapi situasi rumah tangga nya, mencoba mencari suasana hiburan untuk menghilangkan semua masalah. Saat itu, teman ayah Ansel mengajak ke tempat hiburan malam. Disana mereka menghabiskan waktu nya dengan minum-minuman keras, karena saking banyaknya minuman yang dikonsumsi, membuat ayah Ansel tak kuat dan akhirnya mabuk.

Di saat mabuk, dia meracau tak jelas, datang lah seorang wanita berpakaian minim. Dalam pandangan ayah Ansel, yang dia lihat adalah istri nya bernama Lisa. Dia langsung menyerang bibir wanita itu dengan ganas dan berakhir di tempat tidur.

Begitu pagi menjelang, ayah Ansel mulai membuka mata. Pening yang melanda di kepala membuat nya sedikit meringis karena tak tahan. Setelah beberapa saat dia mengumpulkan tenaga, baru lah dia menyadari saat ini dia sedang tidak berada di kamar nya.

Kepingan demi kepingan memori mulai membentuk sebuah pazle pazle yang belum terbentuk sempurna. Seketika matanya melebar saat mengingat dia telah melakukan kesalahan besar. Dan benar saja, saat matanya menatap ke samping, seorang wanita tanpa busana sedang tertidur begitu pulas nya.

Dada nya bergemuruh hebat, dia telah mengkhianati sang istri! Kebingungan serta kepanikan melanda dirinya, apa yang harus dia lakukan? Apa yang akan dia katakan pada istri tercinta nya?

Sanggupkah dia melihat istri nya menangis pilu akibat pengkhianatan ini?

"Akkhh...!" Dia menjerit frustasi membayangkan reaksi istrinya nanti jika mengetahui hal ini.

Tubuh wanita di samping nya mulai menggeliat setelah tidur nya terganggu dengan teriakan Dava di samping nya.

"Pagi, sayang ..." Wanita itu menyapa Dava dengan suara serak nya khas seseorang yang baru saja bangun tidur.

"Apa yang kau lakukan, bodoh!!" Dava tiba-tiba mencengkeram kasar dagu wanita itu hingga membuat sang empu meringis kesakitan.

Dava masih mengingat dengan jelas bagaimana wanita itu datang menggoda nya. Andai dia tak terus-terusan menggoda Dava, mungkin ini tidak akan terjadi.

Semalam memang wanita yang berada di samping nya saat ini terus-terusan menggodanya hingga membuat Dava mengira bahwa wanita yang menggoda nya adalah Lisa, istri nya.

Meksi mereka sedang mengalami pertengkaran tapi bukan berarti cinta nya pada sang istri menghilang. Dia bahkan sangat mencintai Lisa, wanita yang menjadi pujaan nya sejak lama. Dia sudah berjanji untuk tetap setia pada snag istri dan tak akan membuat nya kecewa.

Tapi karena wanita jallang sialan ini, Dava mengingkari janji yang sudah dia ikrar kan pada Tuhan.

Dan setelah kejadian itu, Dava kembali pulang ke rumah. Dia langsung memeluk sang istri dan mengucapkan kata maaf berulang kali. Persepsi Lisa, suaminya mengucapkan kata maaf atas pertengkaran nya kemarin sehingga dia juga melakukan hal yang sama, Lisa juga minta maaf pada Dava.

Padahal yang sebenarnya, Dava meminta maaf karena telah menodai kesucian cinta mereka. Bahkan semenjak kejadian itu, Dava tak pernah sekalipun berjauhan dari sang istri. Hingga ke kantor pun harus Lisa yang menemani. Sempat keheranan dengan sikap positif suami nya, tapi Lisa tak pernah berpikiran buruk karena dia sangat mempercayai sang suami.

Dan sebagai istri yang taat, Lisa hanya mengikuti apa yang suami nya perintahkan.

Satu bulan berlalu, kehidupan mereka sangat lah harmonis, bahkan bertambah romantis. Melihat Ansel sudah cukup dewasa untuk memberikan adik, mereka berdua sepakat untuk menambah adik untuk Ansel. Sehingga Lisa mulai melakukan program hamil. Saat itu, masih ingat dengan jelas waktu itu adalah hari minggu, Lisa dan Dava pergi menemui dokter kandungan untuk berkonsultasi program kehamilan nya.

Dava nampak sangat antusias datang ke sana dengan terus menggandeng tangan Lisa erat serta terus menatap wajah istri nya. Akibatnya, dia tak fokus melihat jalanan di depan nya hingga menabrak seorang wanita yang baru saja cek kandungan.

Dan betapa kagetnya, jika yang ditabrak adalah wanita yang sangat ingin dia hindari. Ya, wanita itu adalah Rosa, seorang wanita yang pernah menggoda Dava hingga berakhir di ranjang.

Tubuh Dava menegang di tempat nya, tatapan mata nya terkunci pada wanita itu yang sejak tadi memegang perutnya.

"Ka-kamu?" Bukan Dava yang menyapa, melainkan wanita itu. Padahal tadi, Dava sudah berniat ingin segera berlalu tapi justru wanita itu dengan sengaja bersuara.

"Maaf, saya tidak sengaja." Kata Dava datar lalu segera berlalu dari sana sembari terus menggenggam erat tangan sang istri. "ayo, sayang. Dokter nya sudah menunggu." Imbuh nya. Dia berkata lembut menatap sang istri. Meksi hatinya bergemuruh hebat, tetapi dia berusaha tetap tenang agar tak menimbang kecurigaan.

Dan satu langkah berhasil menjauhi wanita itu, Dave tampak semakin tenang. Namun, tanpa di duga wanita tak tahu diri itu tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Tunggu!" Ucapnya lantang. Lisa yang sejak tadi keheranan dengan tatapan wanita yang ditabrak suami nya langsung membalikkan badan. Dia menatap heran wajah wanita itu yang sudah memerah seperti menahan tangis.

"Ada apa mbak? mbak baik-baik saja?" Tanya Lisa keheranan dengan sikap wanita itu.

"Mas, aku hamil." Katanya lirih dengan suara bergetar. Wajahnya menunduk dengan air mata menetes membasahi pipi. "aku hamil anak mu." Lanjut nya.

Duarr