Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Sore harinya Saga yang sudah tiba di kampus menunggu Luna di dalam mobil, sesekali matanya mengedarkan pandangan mencari keberadaan Luna.
“Noh liat mobil kakak kesayangan lo udah datang” Cheryl menunjuk mobil berwarna hitam metalik yang terparkir di dekat pintu gerbang kampus.
“Gue duluan ya” imbuh Cheryl sembari berjalan kearah parkiran kampus.
Luna mengangguk, kemudian dengan langkah malas ia menghampiri Saga yang sudah menunggunya dari tadi.
“Masuk” seru Saga sembari membukakan pintu mobil dari dalam, setelah Luna duduk dan memakai seatbelt lalu Saga melajukan mobilnya.
Tak berselang lama akhirnya mereka tiba di bandara, mereka berdua kemudian berjalan ke area terminal kedatangan (arrival).
Tak menunggu lama Wyman dan Sonya pun tiba, mereka saling melepas rindu satu sama lain.
“Kirain nggak balik kesini lagi mah udah betah tinggal di sana” celetuk Saga menggoda Sonya.
“Maunya sih gitu Ga, cuma kan om Wyman sama mamah harus mikirin juga bisnis kita yang disini” ujar Sonya sembari memegang pundak anaknya.
Mereka lalu berjalan menuju parkiran, beberapa jam perjalanan akhirnya sampai di rumah.
“Tuan, Nyonya” sapa Bik Idah senang melihat majikannya pulang.
“Halo bik gimana kabarnya?” tutur Wyman.
“Baik Tuan” jawab bik Idah, kemudian ia membantu membawakan barang bawaan majikannya dan menaruhnya di kamar.
Malamnya mereka berempat makan malam bersama ini adalah pertama kalinya satu keluarga berkumpul.
“Hari ini aku balik ke apartemen ya” ucap Saga.
“Kenapa nggak tinggal di sini aja Ga?” usul Wyman.
“Terlalu jauh om dari kantor” Wyman mengangguk pelan mendengar perkataan Saga.
“Aku duluan ya” Luna tidak menghabiskan makanannya.
“Kok nggak di habisin Lun makannya” tanya Sonya
“Nggak tante aku udah kenyang” kemudian Luna berjalan ke lantai atas, namun ia tidak masuk ke kamarnya melainkan berdiri di balkon.
Ia mengedarkan pandangannya ke langit, terlihat begitu banyak bintang yang bertaburan di atas sana, cahayanya yang berkelap-kelip membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.
Luna berdiri diam mematung matanya terus menatap ke langit, entah apa yang sedang dipikirkannya. Saga yang tak sengaja melihatnya diam-diam melangkahkan kakinya mendekati Luna, kemudian ia melingkarkan tangannya ke perut dan memeluk Luna dari belakang.
Luna terkejut, ia berusaha melepaskan tangan Saga yang melingkar di perutnya yang rata.
“Mas lepasin, nanti ada yang lihat” seru Luna sembari memegang tangan Saga agar melepaskan pelukannya.
“Sebentar aja Lun” ucapnya, lalu ia menjatuhkan kepalanya menyender di bahu Luna.
Luna yang awalnya tidak suka kini membiarkan Saga memeluknya, ada perasaan nyaman dalam dirinya, hatinya mulai terusik dengan setiap perlakuan Saga ia tidak suka namun juga tidak membencinya.
Terrdengar deru langkah kaki menaiki tangga, membuat dua insan yang sedang bermesraan di balkon blingsatan seperti seorang pencuri yang akan tertangkap, dengan sigap Saga menarik tangan Luna dan membawanya masuk ke kamar.
“Kenapa kita sembunyi sih Mas” tanya Luna bingung
“Biar nggak ketahuan” ujar Saga polos
“Hah” Luna menggeleng kepalanya heran dengan apa yang di pikiran Saga.
Tok…Tok…Tok…
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Saga.
“Ga ini mamah, boleh mamah masuk nggak?” Sonya berdiri di depan pintu kamar Saga, membuat dua orang yang berada di dalam kamar kebingungan.
“Bentar mah” teriak Saga yang sedang berusaha menyembunyikan Luna agar tidak ketahuan oleh Sonya.
“Ngumpet dimana ini Mas” Luna yang panik kemudian langsung melesat ke kamar mandi secepat kilat.
Saga membuka pintu kamarnya dan menyuruh Sonya masuk, terlihat di atas ranjang begitu banyak pakaian yang sedang ia rapikan untuk di masukkan ke dalam koper.
“Kamu lagi beberes” tanya Sonya yang mendekat ke ranjang Saga dan duduk di atasnya.
“I…iya mah” ucapnya terbata sembari mengelap keringat di dahinya.
“Mamah bantuin ya?”
“Nggak usah mah biar aku aja, mending mamah istirahat, pasti capek kan duduk selama 2 jam di pesawat” Saga berusaha agar Sonya cepat keluar dari kamarnya.
“Nggak apa-apa Ga, kapan lagi mamah bisa bantuin kamu beresin pakaian sekalian ngobrol, udah lama kan kita jarang ngobrol kayak gini” Sonya mulai melipat pakaian Saga dan memasukkannya dalam koper. Saga mulai bingung ia tidak tahu harus bagaimana agar Sonya keluar dari kamar. Sedangkan Luna yang berada di kamar mandi hanya berdiri sambil mendengarkan percakapan antara ibu dan putranya itu.
“Ga boleh mamah tanya sesuatu” Saga mengangguk pelan dan menatap wajah mamahnya.
“Mamah pengen kamu nikah Ga”.
Nantikan kisah selanjutnya
jangan lupa bantu like dan komen ya
TERIMA KASIH