USAI

Sudah hampir satu minggu setelah vacation di Singapore, Reza dan Aira belum lagi bertemu, keduanya masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Meski sibuk kedua masih tetap berkomunikasi dengan lancar baik melalui pesan singkat atau pun juga telepon, biasanya Reza menghubungi Aira saat jam istirahat makan siang dan malam setelah pulang kerja, namun kali ini Reza menghubungi Aira malam hari di kantornya.

"Kok tumben jam segini belum pulang byy?" Tanya Aira.

"Besok aku mau cuti lagi, jadi aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang." Jawab Reza.

"Cuti? memangnya kamu mau kemana byy?" Tanya Aira kembali.

"Aku mau menemanimu ke rumah sakit, bukankah besok jadwal Chelsee ke dokter untuk evaluasi perkembangan terapinya? Aku boleh ikut menemanimukan?" Tanya Reza, Aira menjadi sangat terkesan pada kekasihnya yang bersedia lembur untuk menemani dirinya mengantar Chelsee.

"Byy, kok diem sih?" Pertanyaan Reza menyadarkan Aira dari kamunannya.

"Ia tentu saja boleh byy." Jawab Aira.

"Byy aku ubah ke video call ya, aku mau lihat Chelsee" Reza merubah panggilan teleponnya menjadi panggilan video call, dan Aira pun menerima panggilan tersebut.

"Chelsee baru saja tidur." Aira mengarahkan kameranya pada putrunya yang terlelap tidur di sebelahnya.

"Oh ya sudah tidak apa-apa, besok juga aku bertemu dengannya. Byy, I have something for you."

"Apa byy?" Tanya penasaran.

Reza menunjukan dua buah tiket konser Ed Sheeran, yang akan di gelar di Gelora Bung Karno, Jakarta.

"Oh my God, really?"

"Yes of course, We are going to a concert next week." Reza menjeda kalimatnya sesaat kemudian ia melanjutkannya lagi.

"Aku tahu kamu suka sama Ed Sheeran makanya aku beli ini untukmu, sekali-sekali me time byy, nanti kita cari waktu untuk liburan lagi bareng Chelsee. Bagaimana?" Tanya Reza.

Aira menganggukan kepalanya, setelah ia pikir-pikir memang dirinya selama ini tidak pernah meluangkan waktunya untuk dirinya sendirinya, ia terfokus pada bisnis dan juga putrinya.

"Ya sudah kamu istirahat sana, aku juga mau siap-siap pulang. Bye." Reza melambaikan tangannya ke arah kamera handphonenya.

"Bye and please be careful on the way home!" Aira juga melambaikan tangannya kemudian ia mematikan handphonenya.

Aira menaruh handphonenya di atas meja kemudian ia merebahkan tubuhnya di samping putrinya sambil membayangkan bisa melihat Ed Sheeran secara langsung, lama ia membayangkan artis idolanya lama kelamaan ia tertidur dengan pulas.

Keesokan harinya ia terbangun oleh sinar matahari dari balik jendela kamarnya.

"Morning." Reza membuka gorden kamar Aira.

"Jam berapa? kok A'Reza sudah datang sih?" Tanya Aira, sambil mengucek-ngucek matanya.

"Sudah jam 7 byy, kebiasaan deh kalo Chelsee libur sekolah kalian bangun siang. Ayo bangun katanya mau ke dokter." Reza beralih ke Chelsee, ia membangunkan Chelsee secara perlahan dengan mengelus pipi chubby Chelsee.

"Dek, bangun yuk sudah siang, kita main lagi yuk." Ucap Reza.

Perlahan chelsee pun membuka matanya, samar-samar ia melihat sosok Reza di depannya, kemudian ia pun memeluk reza dengan erat, hampir sepekan lamanya mereka tidak bertemu.

"Chelsee mandi dulu ya sama mamah, Om tunggu di ruang makan ya, nanti kita sarapan bareng." Reza menggendong Chelsee memberikannya kepada Aira.

"Aku tunggu di luar ya." Ucap Reza kepada Aira.

Aira menganggukan kepalanya, setelah Reza keluar dari kamarnya barulah ia dan putrinya membersihkan diri dan bersiap untuk ke dokter.

Tiga puluh menit kemudian Aira dan Chelsee menyusul Reza ke ruang makan.

"Biar aku saja yang menyuapi Chelsee." Reza mengambil mangkuk makanan milik Chelsee dari tangan Aira, dengan sabar ia menyuapi Chelsee.

"Tuuu...." Chelsee menunjuk kearah boneka kecil miliknya yang tergeletak di atas meja.

"Chelsee mau ini?" Tanya Reza, Chelsee pun menganggukan kepalanya.

"Sebut dulu dong ininya apa, nanti Om Reza kasih."

"Bo-ne-ka." Ucap chelsee secara perlahan.

"Good." Reza pun langsung memberikannya kepada Chelsee sebagai reward atas usahanya, Aira sangat terkesan melihat cara Reza mengajarkan kepada putri.

Setelah menghabiskan sarapan paginya ketiganya bergegas menuju rumah sakit, tempat biasa Chelsee melakukan terapi.

"Kamu kenapa byy, kok tegang banget?" Reza melihat raut ketegangan pada wajah Aira.

"Tidak apa-apa byy, aku hanya takut saja ada diagnosa baru atau..." Belum sempat Aira melanjutkan kalimatnya, Reza sudah memotongnya.

"Semuanya akan baik-baik saja, ucapanmu adalah doa baginya, jadi jangan berfikir dan bicara yang tidak-tidak." Ucap Reza dengan tegas.

Begitu nama Chelsee di panggil oleh perawat Reza menggandeng tangan Aira dan Chelsee masuk ke dalam ruang konsultasi.

Diluar dugaan Aira evalusi kali ini terbilang cukup baik, kepercayaan diri Chelsee meningkat, ia mulai berani melakukan hal baru di setiap sesi terapi dan ia juga takut dalam menghadapi kegagalan.

"Di bulan ini ada penambahan sepuluh kosa kata baru yang di ucapkan secara konsisten, dan mulai naik level ke tiga suku kata, contohnya: Nama saya Chelsee. Pelan-pelan saja yang terpenting tetap konsisten dan jangan pernah menunda terlalu lama untuk memberikan reward karena itu merupakan penghargaan atas usahanya." Ucap dokter.

Hapir tiga puluh menit sudah Aira berkonsultasi dengan dokter, Aira berserta Reza dan chelsee pun keluar dari ruangan dokter, Aira sangat puas dengan hasil evaluasi kali ini.

"Langsung pulang ya." Reza membukakan pintu mobil untuk Aira dan Chelsee.

"Ia Byy." Aira menganggukan kepalanya, hari itu ia memang tidak ada rencana keluar, ia ingin membantu karyawannya membuat beberapa pesanan karangan bunga.

Sepanjang perjalanan Aira dan Reza membahas hasil evaluasi Chelsee.

"Terima kasih banyak ya byy, kehadiran benar-benar membawa pengaruh besar untuk Chelsee." Ucap Aira.

"Sama-sama, tapi kamu jangan pernah ngomong gitu lagi ya aku benar-benar tidak suka, ucapan yang baik merupakan afirmasi positif yang bisa membawa perubahan."

"Ia byy ia, maaf ya."

"Minta maafnya sama Chelsee, jangan sama aku."

"Ya sudah ya, aku langsung ke Bandung ya byy." Reza menepikan mobilnya di depan toko bunga milik Aira.

"Bandung? Kok tumben mendadak? Ada masalah apa byy?" Raut wajah Aira berubah menjadi serius.

"Semalam sewaktu makan dompetku hilang, jadi aku harus mengurus kartu identitasku di Bandung. Mudah-mudahan cuma sehari, jadi aku bisa langsung kerja lagi besok."

"Terus ada uangmu bagaimana?"Tanya Aira

"It's okay, aku bisa pakai dompet digital kok. Tapi aku minta maaf ya, kayanya kita tidak jadi nonton deh, tiket konsernya ada disitu." Ucap reza dengan rasa bersalah.

"Enggak apa-apa kok byy, ya sudah kamu hati-hati ya nanti keburu sore malah tutup Kecamatannya." Aira mebawa Chelasee keluar dari mobilnya

"Bye." Aira dan Chelsee melambaikan tangannya, mereka berdua masuk ke dalam setelah mobil Reza sudah tidak terlihat lagi.