AFFAIR WITH UNCLE

Ravindra keluar dari kamar mandi dengan wajah seger, handuk yang berada dikepalanya mengosok rambutnya agar kering. Leanna hanya terpaku melihat begitu tampan ciptaan tuhan, Ravindra sadar jika Leanna terus saja memandanginya tanpa berkedip sedikitpun.

“Saya tahu saya tampan, tapi jangan menatap saya sampai air liur menetes seperti itu," tegur Ravindra datar.

“Eungg, siapa yang mandangi om.” sahut Leanna meraba bibirnya tidak basah dan mengalihkan matanya menatap sekitar dengan menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

“Hemm.” Ravindra berdehem, sekarang ia sudah rapi dengan setelan kemeja putih dan jas warna abu-abu arang dengan dasi hitam yang sudah terpasang dilehernya.

Tanpa berpamitan Ravindra bergegas untuk keluar dan menuju kantornya karena ini sudah jam sembilan lewat 20 menit, meeting nya akan dimulai jam sepuluh ia tidak boleh telat. Saat akan membuka gagang pintu tiba-tiba suara Leanna menghentikannya.

“Tunggu!"

“Ada apalagi Leanna, saya buru-buru ini?" tanya Ravindra, wajah terlihat kesal.

“Hati-hati ya om.” ucap Leanna.

Sesudah itu Leanna mengucapkan itu Ravindra tidak memberi respon apa-apa, melainkan ia langsung keluar dan menuju kebawah.

.

.

Sesampai dikantor Ravindra berjalan masuk dengan langkah tegap penuh wibawa, selama berjalan wajahnya sangat datar dan dingin. Tapi aura ketampanannya semakin memancar. Ia masuk kedalam lift yang akan membawanya ke lantai teratas dimana disitu hanya ada ruang CEO dan assistennya. Sedangkan sekretaris mejanya berada diluar pintu ruangan Ceo.

Ravindra keluar dari lift berjalan mendekati meja sekretarisnya, Jaffin berdiri dibalik meja kerjanya dengan tersenyum membungkukkan badannya.”Selamat pagi tuan.” ucap Jaffin.

“Hemm.” dehem Ravindra membalas sapaan Jaffin, tidak ada senyuman terpancar dari wajah Ravindra yang terlihat hanya wajah datar dan dingin.

“Apa berkasnya sudah siap?" tanya Ravindra.

“Sudah saya siapkan pak,” Jaffin memeriksa kembali berkas-berkas yang berisi agenda hari ini sebelum dibawa masuk keruang meeting.

“Panggilkan Samuel dan suruh keruangan saya.” setelah mengucapkan itu Ravindra masuk keruangannya.

Tok. Tok. Tok.

“Masuk!"

Samuel masuk ke dalam ruangan, langsung menghadap tuan Ravindra.

“Baiklah sam, saya tidak ingin berbasa-basi, karena meeting sebentar lagi. Informasi apa yang sudah kamu dapat tentang Bondan Handoko."

“Begini tuan, Bondan Handoko sebelumnya adalah pacar nyonya Sheilla saat masa SMA. Mereka putus karena Bondan dijodohkan oleh orangtuanya dan hubungannya dengan nyonya Sheilla tidak direstui. Bondan juga sudah menikah tetapi belum mempunyai anak. Pernikahannya sudah 5 tahun, orangtua Bondan juga sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat dua tahun lalu. Sekarang nyonya Sheilla dan Bondan berpacaran kembali tuan karena mereka merasa tidak ada lagi penghalang," ucap Samuel menjelaskan informasi yang ia dapatkan.

“Kalau tuan ingin lebih jelasnya, silahkan tuan lihat data-data di map yang sudah saya taruh diatas meja tuan," ujar Samuel.

“Tidak! Informasi yang kamu katakan sudah cukup memuaskan. Kerja mu sangat bagus, saya akan memberikan bonus untuk ini.” ucap Ravindra tersenyum puas.

Jaffin langsung masuk membuka pintu ruang Ceo karena meeting sebentar lagi akan dimulai dan tuannya belum juga keluar.

“Maaf tuan! Meeting dengan perusahaan Widjaja sebentar lagi akan dimulai. Dan tuan Andrian Widjaja sudah berada diruang meeting," ucap Jaffin.

“Kita ke ruang meeting sekarang, sam kamu juga akan ikut dalam meeting ini.” Ravindra pun keluar dari dalam ruangan diikuti oleh Samuel dan Jaffin.

Mereka bertinga bersama-sama masuk ke dalam lift untuk menuju ke lantai 39 disana khusus untuk ruang meeting tidak ada ruangan lagi selain ruang meeting dan toilet saja.

****

Bersambung. . .

Follow juga ya!!

Like, comennt, rate 5. jangan lupa gifts+vote nya.