NovelToon NovelToon
Maya Dan Cangkulnya

Maya Dan Cangkulnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Romansa pedesaan
Popularitas:131
Nilai: 5
Nama Author: R.Fahlefi

Sebuah karya yang menceritakan perjuangan ibu muda.
Namanya Maya, istri cantik yang anti mainstream

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.Fahlefi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rambut Pirang

Semua pengunjung warung menonton mereka.

Gilang ada disana menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum canggung.

"Ibu??" Ucap Maya, pandangannya nyaris tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapannya.

"Saya cuma ingin mengobrol bersama maa Gilang May, tidak ada hati yang dibagi, tidak ada perasaan yang di duakan." Kata wanita itu dengan suara lembut, namun terasa berwibawa.

Maya menunduk, malu. Laras yang masih mematung di pintu masuk juga nyaris tidak percaya.

"Apa kubilang May, tenang dulu. Ini nggak seperti yang kamu kira." Tambah Gilang.

Maya salang tingkah, lalu dengan senyum dipaksakan Maya akhirnya meminta maaf.

"Maaf bu, aku kira tadi mas Gilang..."

"Nggak apa-apa, ayo duduk. Tadi saya juga udah bilang sama mas Gilang untuk mengajak kamu, tapi Mas Gilangnya bilang kamu sibuk."

Maya mengangguk, tadi pagi mas Gilang memang mengatakan akan bertemu dengan seseorang, orang penting. Tapi Maya menolak, ia memilih untuk mengerjakan lahan mereka.

Akhirnya Laras juga ikut mendekat, menyalami wanita itu.

"Nama saya Laras, bu bupati." Ucap Laras dengan penuh rasa salah.

Wanita itu tersenyum, "Pasti kamu temannya Maya kan? Kamu yang bilang kalau Mas Gilang selingkuh?"

Laras mengangguk patah-patah, malu sendiri.

Wanita itu tertawa. Lalu mengajak Maya dan Laras untuk ikut duduk dan memesan bakso.

Wanita itu adalah seorang bupati. Pejabat nomor 1 di kabupaten mereka. Usianya belum nyampe kepala 4. Tapi perawakannya masih tampak muda, segar dan energik. Wanita itu juga masih terlihat cantik. Tapi sayangnya, hingga sekarang ia belum juga menikah, ia terlalu sibuk mengurusi karir politik dan bisnisnya.

Sekarang suasana lebih cair, bu bupati memberikan masukan dan rencana-rencana pengembangan komoditi pertanian desa mereka. Sebuah tawaran kerjasama pemerintah dan petani.

Sebagai seorang PNS di kantor bupati, Gilang cukup dekat dengan dengan pejabat-pejabat disana, termasuk bu bupati ini.

"Jadi kalau mbak Maya mau, kita akan membat semacam petani andalan. Semua fasilitas akan disediakan oleh pemda, mulai dari transportasi, infrastruktur yang akan diperbaiki, hingga akses untuk menjual pertanian ke luar daerah. Mbak Maya cuma perlu mengajak petani lain untuk bisa bekerja sama."

"Jadi kita buat kayak semacam kelompok?" Tanya Maya.

"Betul, kelemahan kita ada di jenis komoditi mbak Maya. Saya dengan Mbak Maya sering menanam tanaman yang memang cocok di daerah kita meski belum pernah di tanam oleh petani lain."

"SETUJU!!" Ucap Laras setengah teriak.

Maya melotot.

Bu bupati itu tersenyum, kemudian melanjutkan.

"Ada sebuah komoditi yang sebenarnya bisa ditanam di desa, harganya bagus. Jika para petani desa bisa melakukannya, saya yakin daerah kita akan maju pesat, bahkan bisa mengekspornya ke luar negeri."

Pembicaraan ini membuat Maya tertarik, jantungnya berkedut tidak normal karena semangat. Ia bahkan lupa kalau tadi pernah menyebut bupati yang ada di depannya itu sebagai pelakor.

"Cuma..." Bu bupati melanjutkan.

"Cuma apa Bu?" Tanya Maya.

"Tanaman itu perawatannya agak sulit."

Maya mengepalkan tanaman, ia merasa tertantang. Kesulitan adalah kawannya sehari-hari.

"Apakah jenis komoditi yang ibu maksud adalah asparagus hijau?'

Mendadak wajah Bu Bupati tampak berubah.

"Kamu tahu jenis tanaman itu?" Tanya bu bupati memastikan. Gilang dan Laras juga sangat terkejut dengan tebakan Maya.

Maya mengangguk, "saya tahu bu, asparagus menang cocok di daerah kita. Saya selalu ingin menanamnya, tapi tidak pernah saya lakukan karena tidak ada akses pasar yang saya dapat," ucap Maya bersemangat.

Bu bupati tersenyum bangga, "tenang saja, selama saya yang menjadi bupati, kamu nggak khawatir masalah itu."

"May, kamu serius tahu? Aku bahkan nggak pernah denger namanya!" Ucap Laras.

"Husst, gini-gini aku tuh banyak baca informasi di internet, makanya pake hp dimanfaatkan, bukan cuma untuk chatting dan vc melulu!"

Laras cemberut, bu bupati tertawa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!