Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17
...Antara bahagia atau sedih karna memiliki hati yang benar-benar bisa merasakan hal sekecil debu yang berterbangan. Hati yang bisa menangkap kesedihan yang bahkan tak terucapkan....
...Ada yang menganggap diri ini berlebihan, terlalu rapuh terlalu perduli pada hal-hal yang di anggap sepele dengan mereka. Tapi tahu kah dirimu, memahami luka, meski sekecil apa pun, adalah bukti bahwa hati mu masih hidup....
...Terkadang Dunia tak selalu lembut pada diri ini yang perasa. Ada yang berkata, "jangan Baper...! " atau, "Itu bukan Masalah besar. "...
...Akan tetapi siapa yang bisa mengukur seberapa dalam luka itu bagi seseorang yang mengalami. Pain is personal, Tidak ada orang lain yang berhak menentukan seberapa besar sesuatu harus menyakiti Anda....
... Dan mesti rasa itu menyakitkan, tidakkah kepekaan itu juga yang membuat mu bisa memahami orang lain lebih dalam....
...Maka untuk seseorang yang memiliki kepekaan terhadap orang lain, jangan pernah merasa kepekaan kamu adalah kutukan ataupun rasa yang dirimu anggap hina.Jangan pernah berharap dirimu kebal dan juga kuat. Perasaan dan kepekaan mu adalah anugerah dan bukan kelemahan mu. Dunia ini sudah terlalu banyak orang yang berlomba untuk tetap menjadi kuat hanya dengan menekan rasa. Maka jika hati masih bisa merasa berarti kamu masih memiliki sesuatu yang lebih atau menjadi alasan untuk dirimu lebih bertahan....
...Dirimu punya alasan, dirimu punya makna, dirimu punya hati yang bisa mengubah takdir dari memahami arti dari luka kecil yang tak terlihat oleh orang lain....
...◆:*:◇:*:◆:*:◇:*:◆...
Salsa tersenyum menanggapi Berlian yang begitu antusias dalam bermain dengan ponsel yang ia berikan. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, Salsa terlihat meraih ponsel yang di mainkan oleh Berlian.
"Mainkan besok lagi ya, karna Papa kamu sudah pulang. " ucap Salsa dengan melihat Berlian.
"Iya tante... " jawab Berlian dengan tersenyum lalu tangannya meraih beberapa makanan instan yang di berikan oleh Salsa.
Sudut bibir Salsa terlihat tersenyum, tangannya mengusap lembut kepala Berlian.
"Kamu mandi setelah itu tidur ya. Tante juga mau pulang. " ucap Salsa dengan merapikan bungkus kosong makanan instan.
Berlian menganggukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Di saat bersamaan pun Aidan datang dengan tangan yang saat ini menyeret Emily.
"Kak, ada apa.? " tanya Salsa dengan wajah yang terlihat kaget melihat Aidan yang memperlakukan Emily.
sedangkan Emily yang melihat Salsa yang ada di rumah terlihat menatap Salsa dengan wajah yang penasaran.
"Kenapa kamu di rumah saya.? " tanya Emily dengan melihat Salsa.
Bukan Salsa yang menjawab akan tetapi Aidan lah yang menjawab pertanyaan Emily.
"Dia datang di rumah karna dia menjaga Berlian, sedangkan kamu justru sibuk selingkuh dengan gi*golo itu.! " ucap Aidan dengan menatap kesal Emily.
Emily yang mendengarkan jawaban Aidan terlihat tersenyum.
"Ohhhh... " jawab Emily menanggapi ucapan Aidan. Emily pun melepaskan cengkraman tangan Aidan.
"Lepas.! " ucap Emily dengan menatap Aidan.
sedangkan Salsa yang melihat bagaimana Emily dan juga Aidan yang ada di hadapannya hanya tersenyum bahagia.
"Kamu kenapa masih di sini.? " ucap Emily dengan menatap Salsa yang ada di hadapannya.
"Kami sudah pulang, kamu lebih baik pulang juga. !" sambung Emily dengan menatap Salsa yang ada di hadapannya.
"Ya, kamu lebih baik pulang saja dulu Sa. Dan terimakasih karna sudah menjaga Berlian. " ucap Aidan dengan menatap Salsa yang ada di hadapannya.
sedangkan Salsa yang mendengarkan ucapan Aidan terlihat tersenyum dengan menganggukkan kepalanya. akan tetapi tidak dengan hatinya, ia terlihat meremas jemarinya menatap Emily yang saat ini lebih dulu pergi.