Season 1: Perjalanan Menggetarkan Langit
Sebelum membaca novel ini, silahkan baca season 1 terlebih dahulu.
*********
Erlang Shen tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang berbeda. Berkali-kali ia berusaha untuk keluar dari tempat itu, tapi tidak berhasil. Tak punya cara lain, Erlang Shen memutuskan untuk menjelajahi dimensi tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 Iblis Utusan Dewa Neraka
Elemen es, cahaya, kayu, logam, dan angin menyapu sekitar pintu langit. Kelima elemen itu menyatu dan membentuk pusaran yang sangat kuat.
Boooommmmmm
Ledakan terdengar saat pusaran lima elemen itu menghantam pintu langit. Ledakan itu menyebabkan segel pintu langit sedikit retak.
"Sekali serang lagi, pintu sialan ini akan terbuka," ujar Mei Yu.
Hu Bao tersenyum sinis. Tatapannya itu seakan menyiratkan kalau dirinya menemukan titik lemah dari pintu langit.
"Apa yang kau rencanakan?" tanya Liang Zhao.
"Serangan bagian kiri pintu langit!" pintanya. Mei Yu, Guang Shen, dan yang lainnya jelas kebingungan. Meski begitu, mereka tetap melakukan apa yang dipinta oleh Hu Bao.
"Gerbang surga!" ucap Erlang Shen pelan. Tak berselang lama, beberapa gerbang emas muncul di kehampaan. Selain untuk menyerang, gerbang surga juga bisa menyerap serangan lawan.
Roaaaaarrgggg
Boooommmmmm
Raungan terdengar kemudian disusul oleh ledakan keras. Ledakan itu menciptakan gelombang angin yang menerbangkan kelima utusan kaisar dewa itu.
Swiiiinnggg
Boooommmmmm
Ledakan kembali terdengar. Kali ini, Guang Shen terpental dan memuntahkan beberapa teguk darah segar.
"Ayo kembali!" pinta Guang Shen.
"Tapi kita belum menemukan kekuatan baru itu." Mei Yu menimpali.
"Merekalah yang memiliki kekuatan itu! Jadi, kita tunggu saja mereka naik ke alam dewa," jelas Guang Shen.
"Kau bebas kali ini, tapi lain kali jangan harap bisa lolos!" Guang Shen menghilang kemudian disusul oleh Hu Bao, Li Xin Hao, Mei Yu, dan Liang Zhao.
"Kalau saja mereka pergi, mungkin kita akan kalah," ucap Erlang Shen.
"Apakah kita naik ke alam surgawi sekarang?" tanya Zi Yue.
"Masalah di alam atas belum terselesaikan." Erlang Shen mengibaskan tangannya, lalu retakan di pintu langit langsung menghilang.
Erlang Shen, Zi Yue, Gui Bing, dan Lao Hu meninggalkan kehampaan. Mereka muncul di lembah dewa. Tak sampai semenit, Yun Feng dan yang lainnya juga muncul di sana.
"Mereka semua pergi setelah membuat keretakan di pintu bintang," ujar Yun Feng.
"Entah kenapa aku merasa mereka sedang merencanakan sesuatu." Long Lin menimpali.
"Kemungkinan besar mereka menunggu kita di alam dewa atau alam surgawi. Itu karena para dewa termasuk kaisar dewa memiliki kekuasaan mutlak di alam surgawi," jelas Gui Bing.
"Mereka tahu dimana kita akan muncul saat naik ke alam surgawi atau alam dewa. Bisa saja mereka menunggu kita di sana." Lao Hu menimpali.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Zi Yue.
"Tidak ada cara lain. Kalau kita naik ke alam surgawi, maka kita hanya akan muncul di empat tempat, yaitu puncak Kunlun, Padang kristal, danau es, dan pulau dewa kuno," jelas Gui Bing.
"Di alam dewa, kita hanya akan muncul di domain suci, tempat kosong tak bertuan," lanjutnya.
"Kebanyakan orang akan muncul di puncak Kunlun, Padang kristal, dan danau es, tapi tidak ada orang yang pernah menapak di pulau dewa kuno." Lao Hu menimpali.
"Pertanyaannya, bagaimana caranya kita ke pulau dewa kuno? Pintu langitlah yang menentukan kita akan muncul dimana." Feng Jia berkomentar.
"Kalau kita menggunakan pintu langit, maka kita akan muncul di tiga tempat yang kusebutkan sebelumnya, tapi kalau kita lewat pintu bintang kemungkinan besar kita akan muncul di pulau dewa kuno atau ditempat lain," jawab Gui Bing.
"Kaisar Dewa tidak akan menyangka kalau kita akan melewati pintu bintang. Alasannya pintu itu selalu kacau dan siapapun lewat sana akan mati dan tak akan ada yang selamat. Mereka tahu kalau kalian itu penguasa. Kebanyakan orang tak akan menduga kalau kita lewat sana."
Semuanya terdengar masuk akal. Pintu Bintang selalu kacau dan siapapun yang memasukinya akan mati. Jadi, satu-satunya cara untuk menghindari sergapan kaisar dewa adalah dengan menggunakan pintu langit.
"Jadi, kapan kita akan naik ke alam surgawi?" tanya Yun Feng.
"Setelah memastikan kalau alam atas benar-benar aman," jawab Erlang Shen.
"Kita berpencar dan pergi ke tempat terpisah. Setelah memeriksa setiap penjuru alam atas, kita bertemu kembali di lembah ini," ucap Erlang Shen.
"Sampai ketemu lagi." Erlang Shen dan Zi Yue menghilang. Tak beberapa lama, Lao Hu, Gui Bing, Long Lin, Feng Jia, Yun Feng, dan Gu Xia juga meninggalkan lembah dewa.
Di tempat lain, Erlang Shen dan juga Zi Yue muncul dari kehampaan. Keduanya melihat asap yang membumbung tinggi ke langit. Tempatnya tak jauh dari tempat mereka berada sekarang.
"Sepertinya terjadi masalah," ucap Erlang Shen. Ia dan Zi Yue bergegas ke sumber asap tersebut.
"Gege, aku merasakan aura iblis," ucap Zi Yue.
Boooommmmmm
Tepat saat mereka sampai di sumber asap itu, ledakan juga tercipta. Ledakan itu menyebabkan kehancuran total dan orang-orang yang ada di sana mati dengan tubuh yang berubah menjadi debu.
"Kalau kalian ingin hidup, maka katakan dimana letak lembah dewa!" pinta salah satu prajurit. Mereka semua berwujud manusia, tapi pupil mata mereka berbeda dengan pupil mata manusia.
"Hentikan kekacauan ini!" Erlang Shen berteriak dengan keras. Teriakannya itu diikuti oleh gelombang qi yang sangat kuat yang membuat suara Erlang Shen terdengar dari kejauhan.
"Apa yang kalian inginkan?" tanya Erlang Shen.
"Kau tahu siapa kami? Kalau tahu, tidak perlu negosiasi! Kalau kalian masih sayang dengan nyawa kalian, maka berlututlah!" pinta jenderal yang memimpin iblis tersebut.
Wuuuussss
Jenderal Iblis Jan Meng Li melemparkan api neraka ke arah Erlang Shen dan Zi Yue, tapi api panas yang mampu melelehkan bumi itu tidak berarti apa-apa. Api itu seperti air yang tak menimbulkan rasa sakit sama sekali.
"Kalau kau mau hidup dan dewa neraka tidak menyiksamu, maka serahkan kekuatan yang kau ciptakan dari rambut serigala neraka!" pinta Jenderal Jan Mei Li.
"Tidak usah mengelak! Dewa Neraka akan selalu mengetahui siapa yang memiliki apinya." Jan Mei Li tak membiarkan Erlang Shen mengatakan apapun. Jenderal iblis perempuan itu sama sekali tidak menganggap Erlang Shen sama sekali.
"Kalau aku tidak mau, kenapa?"
Jan Mei Li berubah marah. Ia mengeluarkan api neraka yang membentuk pusaran api yang sangat panas. Pusaran api itu membuat suhu naik drastis. Bahkan, es abadi yang letaknya sekitar jutaan kilometer dari sana mulai meleleh.
Wuuuussss
Erlang Shen melemparkan sebuah bola api. Dengan cepat, bola api itu melahap api neraka yang dikeluarkan oleh Jenderal iblis tersebut. Bola api itu merupakan inti api lembah dewa yang belum diserap oleh Erlang Shen.
"Ini kan yang kamu inginkan?" tanya Erlang Shen sembari menunjukkan inti api lembah dewa yang menyala di tangannya.
"Benar sekali! Sekarang kembalikan semua yang menjadi milik alam kematian!" pintanya.
Erlang Shen tersenyum sinis. Lalu dengan santainya api itu ia serap dihadapan para iblis utusan dewa neraka. Inti api kecil itu ia serap dengan cepat. Bahkan, sebelum para iblis berkedip, api itu sudah diserap olehnya.
Boooommmmmm
Saat itu juga, kultivasi Erlang Shen meningkat ke ranah Mahayana tahap 8. Disaat yang sama, gelombang api menghantam jenderal iblis Jan Mei Li.
