NovelToon NovelToon
Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Putri asli/palsu / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Tiffany, tiba-tiba dijemput oleh kedua orang tua kandungnya. Berharap ini awal kebahagiaan darinya, dimana gadis miskin yang ternyata anak dari keluarga kaya.

Namun tidak, inilah awal dari neraka baginya. Meira yang selama ini tinggal bersama keluarganya, melakukan segala cara untuk menghancurkan Tiffany.

Membuatnya dibenci oleh keluarga kandungnya, dikhianati kekasihnya. Hingga pada akhirnya, mengalami kematian, penuh kekecewaan.

"Jika dapat mengulangi waktu, aku tidak akan mengharapkan cinta kalian lagi."

***
Waktu benar-benar terulang kembali pada masa dimana dirinya baru dijemput keluarga kandungnya.

Kali ini, dirinya tidak akan mengharapkan cinta lagi.

"Kalau kamu menolakku, aku akan bunuh diri." Ucap seorang pemuda, hal yang tidak terjadi sebelum waktu terulang. Ada seseorang yang mencintainya dan mengharapkan cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Andai

Safira merupakan tipikal ibu yang keras jika itu sudah menyangkut moral putrinya. Dalam artian, mengetahui saat memanjakan anak-anaknya. Mengetahui saat untuk mendidiknya.

Tiffany melirik ke arah sang ibu. Mengetahui Safira tidak akan membela Meira, kecuali Tiffany sudah ada di tahap yang keterlaluan. Tentu saja, saat ini ataupun sebelum mengulangi waktu segalanya sama saja.

"Ibu! Kakak memukulku!" Ucap Meira merengek, menginginkan pembelaan.

"Kakakmu sedang mengajarimu hal yang baik dan buruk. Jika ingin syal itu, katakan pada ibu! Tidak perlu mencurinya." Safira mengepalkan tangannya, memilih menatap ke arah lain.

"Tiffany! Kamu yang bertanggung jawab mendidik adikmu." Tegas sang ibu.

"Baik... nyonya." Tiffany tersenyum menyeringai, menarik tangan Meira untuk bangkit.

Plak!

Wajah Meira ditampar nya."Kamu salah atau tidak!?"

"Kamu yang menjebakku." Gerutu Meira.

Plak!

"Salah satu tidak?" Kembali Tiffany bertanya, masih menampar Meira.

"Aku tidak salah! Kamu membuat perangkap ini untuk mengusir aku yang seorang anak angkat. Tapi aku masih menyayangimu kakak..." Ucap Meira menitikan air matanya. Membuat sang kasir iba, apa ini benar-benar perbuatan Meira? Apa Tiffany yang benar-benar menjebaknya.

Dirinya tidak ingin terlibat. Tapi melihat wanita cantik berwajah malaikat seperti Meira menangis membuatnya tidak tega.

"Masih tidak mau mengaku juga!?" Senyuman Tiffany terlihat, hendak kembali menampar.

Tapi, tangannya tiba-tiba dipegang sang kasir."Untuk membuktikannya, bagaimana jika kita lihat rekaman CCTV."

Meira membulatkan matanya."Benar! Rekaman CCTV! Saat Tiffany menabrakku dia pasti memasukkannya ke dalam tasku."

"Aku minta maaf soal ini, harga syal akan aku bayar 2 kali lipat." Ucap Safira menunduk sesaat, mohon jangan bawa ini ke jalur hukum nantinya.

Sang kasir menghela napas menatap ke arah Tiffany yang acuh bagaikan seorang antagonis. Sedangkan Meira yang tertunduk sedih bagaikan, anak angkat teraniaya.

Sang kasir yang hanya menatap perlakuan Tiffany sekilas melirik sinis."Aku akan menunjukkan rekaman CCTV, agar kita tau, siapa yang jahat siapa yang baik."

Dari segi prilaku jahat, sudah pasti Tiffany yang menjebak Meira bukan? Segalanya akan dibuktikan saat ini. Senyuman menyungging di bibirnya, dirinya tidak tega melihat Meira ditampar bahkan dijambak oleh kakak yang buruk ini.

"Boleh saja...tapi setelah ini didikan dari kakakmu ini akan semakin berat." Tiffany mengangkat sebelah alisnya.

Sedangkan Safira hanya dapat menghela napas. Segalanya akan segera dibuktikan secara pasti, ini kesalahan Tiffany atau Meira.

***

"Putar rekamannya saat kakak menabrakku." Ucap Meira yakin.

Pada akhirnya sang security memutar ulang rekaman dimana Meira ditabrak oleh Tiffany. Menelan ludah, menunggu saat-saatnya.

Tapi, segalanya terlalu cepat, tidak terlihat jelas.

"Putar ulang! Stop! Kemudian zoom!" Perintah Meira menelan ludah antusias.

Sementara Tiffany meraih kikir kuku milik ibunya. Sedikit mengikir kukunya agar terlihat cantik. Agar Martin tergoda untuk segera menikahinya.

Tepat pada saat pergantian shift, jadi kasir saat ini dijaga pegawai lain. Benar-benar penasaran dengan kasus ini. Sedangkan Safira mengamati, siapa yang benar dan siapa yang salah.

Tapi, setelah di-stop dan di-zoom (gambar diperbesar) pun, tidak terlihat sama sekali. Hanya seperti tabrakan biasa, tidak terlihat dengan jelas apapun.

Wajah Meira pucat pasi."Tolong zoom lagi." Pintanya pada sang security.

"Adikku sayang, sudah sore..." Tiffany menguap beberapa kali bagaikan mengantuk kembali mengamati kukunya, apa sudah cantik atau belum?

"Ini sudah maksimal." Sang security menghela napas.

"Ti... tidak mungkin." Gumam Meira.

Sebelum waktu terulang, dirinya terlalu polos. Tidak waspada pada Meira. Menganggap mereka akan dapat akur cepat atau lambat. Ingin menjadi bagian dari keluarga bahagia. Hingga berusaha tidak berfikiran buruk. Menerima hukuman dari sang ayah atas hal yang tidak dilakukannya.

Tapi tidak sekarang, bagaimana orang jenius menekan diri selama dua tahun hanya berharap untuk cinta keluarga. Hingga berakhir dengan kekecewaan dan kematian.

Hal yang berbeda akan terjadi saat ini. Waktu telah terulang, Tiffany bahkan telah mempersiapkan dari awal. Letak CCTV, jarak, hingga titik butanya.

"Adikku sayang, terimalah kenyataan kalau kamu mencuri." Ucap Tiffany penuh senyuman.

"Aku tidak mencuri! Kamu yang meletakkannya dalam tasku." Meira menunduk terisak.

"Aku tidak bodoh! Kamu mungkin tidak terekam melakukannya. Tapi Tuhan tau siapa yang bersalah." Ucap sang kasir memegang jemari tangan Meira.

"Oh ya? Jika kamu tidak bodoh, kamu akan memeriksa rekaman CCTV tempat syal itu tergantung. Siapa yang mengambilnya pasti terekam jelas bukan?" Tanya Tiffany kembali mengikir kukunya."Nyonya (ibu)! Aku pinjam pewarna kuku. Aku ingin terlihat cantik saat mencakar punggung Martin."

Benar-benar tidak dapat bicara serius dengan putrinya yang satu ini, Safira berusaha tersenyum."Sampai di rumah ibu pinjamkan."

"Benar! Segalanya akan terungkap!" gumam sang kasir."Putar rekaman CCTV dekat rak ketiga!" Perintahnya.

"Jangan! Aku tidak---" Kalimat ketakutan dari Meira disela.

"Tenang, kami akan membuktikan bahwa kamu tidak bersalah." Sang kasir meyakinkan.

Sedangkan Tiffany hanya dapat tersenyum tidak peduli. Meletakkan kikir kukunya, kemudian meraih handphone. Mengirim pesan cinta untuk Martin tersayang.

"Tidak perlu diputar!" Pinta Meira.

Tapi terlambat, sang security memutarnya. Semua orang terdiam, bahkan sang security menelan ludah. Kasir menjadi menjauh dari Meira. Tertegun menatap bagaimana Meira mengambil syal yang terdapat sebagai pajangan.

Tiffany menghela napas, sebelum waktu terulang di toko alat tulis, tentu saja tidak terdapat kamera CCTV. Jikapun ada tidak terlalu banyak, karena itu dirinya yang pada akhirnya dihukum oleh sang ayah tanpa mendapatkan pembelaan.

Tapi kali ini Meira melakukannya di toko barang branded. Dimana ada banyak CCTV yang merekam. Walaupun saat memasukkan ke dalam tas Tiffany, tas tersebut terletak di titik buta CCTV. Tapi saat mengambil syal, tentu tidak.

"Meira! Ibu muak." Ucap Safira bagaikan keputusan mutlak.

"Bukan begitu ibu..." Meira menunduk.

"Ada banyak hal yang harus kita luruskan. Termasuk kontrasepsi pria yang ada di tasmu! Kita pulang sekarang, sebelum kamu membuat ibu semakin malu." Bentak sang ibu.

"Ibu! Tidak begitu! Ibu!" Meira berlari mengejar Safira.

Sedangkan Tiffany masih berada disana. Memasukkan gunting kuku dan handphonenya.

"Apa adikmu---" Kalimat ragu dari sang kasir disela.

"Dia memang bunga Lily mendayu-dayu yang banyak drama. Sedangkan aku wanita panas yang menantang." Tiffany mengedipkan sebelah matanya. Aura wanita jahat yang keren, tidak! Lebih tepatnya bagaikan wanita panas dan cantik, tapi tidak mudah memiliki hatinya.

Cantik dalam artian, berbeda. Bagaikan dua sosok yang bertolak belakang dengan Meira.

"Aku minta maaf!" Ucap sang kasir menunduk.

"Tidak apa-apa, karena bunga Lily putih terlihat lebih mudah terluka, daripada bunga spider Lily (sering disebut bunga dari neraka)." Tiffany berjalan meninggalkan sang kasir yang tertegun.

"Aku jatuh cinta." Gumam sang security.

"Coba saja dia laki-laki..." Sang kasir menghela napas kasar. Membuat sang security menatap dengan pandangan mengejek.

1
Nusa thotz
asem..!!!,gara gara kepo, baca terooosss..sampe GK sadar dah subuh..menarik!!!
Rafinsa
harusnya dilempar pakai koin seribuan .. biar lebih berasa...,🤣🤣
Rafinsa
oh akhirnyaww.. terbongkar sudah .. Martin adalah mars...
Rafinsa
astagaaaa.. pakai contekan ternyata .
Rafinsa
bener dugaanku.. Tiffany di culik suruhan Meira . tapi dia salah pilih lawan ..
Rafinsa
ya ampuunn..Meira otaknya terbuat dari apa sih thor???? bebal amat..
Rafinsa
justru hidupmu yg akak berakhir sayyy
Giantini
baru kali ini baca novel berbelit"
Giantini
bab 100 tp masih pancet drama"GK jelas dari maira
Giantini
makin neg baca karakter Stefani
Dedeh Dian
wah ini benar benar cerita yg sangat bagus... makasih author
Giantini
rubah lembut sikit sifat stefani Thor jngan jdikn cewek urakan, pecicilan dan bongkar kebusukan maira...heran udah sampai bab berapa maira masih aman"aja.
Giantini
tp sifat stefani yg terlihat murahan biki infil lh
Giantini
terllu bertele-tele
Giantini
muak sama sifat stefani
Rafinsa
maira anak pembantu yg thor??? yg ingin anaknya hidupneneka dengan menukar bayi
pingu
menarik
Rafinsa
biar hamil dia .. 🤭
Giantini
kapan maera dapat karma enak betul hidupnya dah anak pungut ,harus semua orang LG.
Giantini
biarkan aja satu keluarga ditipu sama anak pungut maira Bu ar tau rasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!