seorang gadis yang sangat cantik bernama mayradiana tinggal di sebuah perkampungan harus menerima siksaan dari keluarga hingga dia memutuskan untuk pergi dari rumah.
Dia bertemu dengan seorang pria yang membuat hidup nya berubah menjadi 180°.
seorang laki-laki yang memiliki keanehan yang sangat langka dan sangat membuat seorang mafia bernama lengkap kafiandra putra Sagara merasa frustasi.
bagaimana selanjutnya akan kah mereka berdua bisa lasing membantu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asnunfatma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 rencana pulang kampung
Setelah hubungan mereka diketahui oleh orang tuanya. Andra berencana ingin meminta restu dan melamar Mayra pada kedua orang tua kekasihnya itu.
" Sayang aku berencana untu meminta restu kepada kedua orang tuamu" ucap Andra saat mereka sarapan di meja makan. Dan di sana juga ada Mama Kinara dan papa Sagara.
"Itu bagus boy sebelum kamu kejenjang yang lebih serius kamu harus meminta restu terlebih dahulu kepada orang tua Mayra" ujar papa Sagara.
Dengan itu Mayra langsung terlihat murung. karena saat dia meninggal rumah. Kedua orang tuanya mengatakan bahwa dia di anggap sudah mati. Andra yang melihat perubahan ekspresi Mayra yang tadi tersenyum sekarang menjadi murung langsung menggenggam tangan Mayra untuk memberikan kekuatan dan menyakinkan kalau semua akan baik-baik saja.
" Nak, kamu kenapa?" tanya Mama Kinara saat melihat wajah Mayra sendu
" Eh. tidak apa-apa ma" jawab Mayra sambil memaksakan tersenyum
" Begini Ma, Pa. Sebenarnya Mayra adalah korban keadaan keluarga. Dia selalu diperlukan tidak adil oleh orang tuanya" terang Andra sambil terus menggenggam tangan Mayra.
" Pada akhirnya dia sudah tidak sanggup lagi. Dia memilih pergi dari rumah dan orang tuanya, mengatakan bahwa, kalau Mayra pergi dari rumah. Maka dia akan dianggap sudah mati" ucap Andra melanjutkan ceritanya.
Mayra yang mendengar itu hanya menundukkan kepalanya dan air mata nya sudah tidak bisa dibendung lagi. Akhirnya Mayra menangis di depan mama, papa, dan Andra. Dan tangisan itu terdengar sangat pilu, seakan menggambarkan betapa menderitanya Mayra dulu.
" Sudahlah nak, kalau kamu tidak mau pulang, tidak perlu pulang. Di sini ada mama dan papa yang akan mengurus segalanya" ungkap Mama Kinara sambil memeluk Mayra yang menangis.
" Mama benar nak biar papa yang mengurus segalanya" ucap papa Sagara.
" Hiks..hiks.. ter.terimakasih kasih Ma..ma Paa.. Papa" jawab Mayra masih menangis.
" Sudah kamu tidak perlu menangis lagi, air mata kamu sangat berharga sayang" ucap Andra.
Mayra bukannya berhenti malah semakin kencang menangis nya. Dia merasa sangat bahagia, sekarang dia bisa merasakan punya keluarga. Walaupun pun bukan keluarga kandungan nya.
" Apa kamu masih, mau pulang kampung ke rumah orang tua mu nak. Jika, ia maka kita semua akan ke sana" tanya mama Kinara.
" Mayra masih ragu ma. May takut kalau orang tuan may, tidak mau menerima May lagi." ungkap Mayra dengan masih terdengar Isak nya.
" Kamu tidak perlu khawatir, kita semua ada untuk kamu. Jika nanti kamu mendapatkan penolakan dari orang tua kamu, apa kamu punya keluarga lain nak?" kata papa Sagara bertanya kepada Mayra.
"May punya paman, adik dari ayah. Dia tinggal di desa sebelah kampung kami Pa. Sebenarnya dulu mereka ingin may tinggal bersama mereka. Karena, paman kasihan melihat may yang di perlukan tidak adil. Tapi, tidak di izinkan ayah. Bahkan ayah mengancam paman, jika May berani pergi. Maka, mereka akan melaporkan paman ke kantor polisi. Dengan tuduhan penculikan" terang Mayra tentang pamannya
" Bagus, jika kamu masih memiliki paman yang masih berpihak ke pada kamu. Dan semisalnya ayah kamu menolak untuk menerima kamu. Dan bahkan, tidak mau menjadi wali nikah, jika kamu dan Andra jadi menikah nanti. Maka, kita bisa meminta bantuan dari paman kamu saja untuk menjadi wali nikah kamu" ucap papa Sagara.
" Baiklah, besok kita akan pergi ke kampung kamu sayang, dan bertemu dengan keluarga mu. Jika kita mendapat penolakan, maka kita akan pergi ke rumah paman mu saja ya" ujar Andra sambil mengelus kepala Mayra. Dan Mayra mengangguk kepalanya.
" Tapi..." Mayra tidak melanjutkan perkataannya karena dia ragu menyampaikan.
" Tapi apa nak. Katakanlah jangan takut" ucap mama Kinara.
" Begini Ma, hmmm. Begini Ma, May mau saat Kita pergi ke kampung. May, mau kalian jangan melihatkan kalau kalian dari orang yang berada" ujar Mayra ragu mengatakan maksudnya.
" Maksudnya, kita menyamar sebagai orang biasa saja begitu kan sayang" Kata Andra, dan Mayra mengangguk kepalanya pelan.
" Itu tidak masalah, kita akan mengatakan kalau kita adalah keluarga yang sederhana, yang tinggal di pinggiran kota. Dan Andra bekerja sebagai buruh pabrik" ucap papa Sagara.
" Mama setuju. Nanti kita bisa minta mbok Darmi dan mang Udin, untuk mencari kan pakai yang cocok untuk kita menyamar. Biar lebih real" jawab mama Kinara semangat.
" Mama kenapa kelihatan sangat bersemangat sekali mau menyamar?" tanya Andra heran.
" Sebenarnya, mama ingin mengenang masa lalu saat masih tinggal di desa. Dulu Mama kan bunga desa. Iya kan pa" ucap mama Kinara bangga sambil melihat ke arah suaminya.
" Itu benar boy. Mama kamu ini dulu adalah bunga desa, yang membuat Papa sampai harus menyamar sebagai juragan ikan di Desa itu. Biar bisa dekat dengan Mamamu ini" ujar papa Sagara menceritakan tentang kisah cinta nya dulu.
" Baiklah Andra akan mengikuti jejak papa untuk mendapatkan gadis desa yang cantik ini" ucap Andra sambil mencolek ujung hidung Mayra.
Mayra menundukkan kepalanya menyembunyikan pipinya yang memerah karena mendengar perkataan Andra.
" Baiklah, sebaiknya kita menyiapkan kebutuhan untuk kita bawa besok pergi ke kampung Mayra" ucap papa Sagara.
" Iya, mama akan pergi ke pasar bersama mbok Darmi untuk membeli perlengkapan buat kita nanti" ucap mama Kinara berlaku pergi mencari mbok Darmi.
" Kamu ikut dengan aku saja sayang" kata Andra sambil menarik tangan Mayra. Berlalu pergi menuju kamar nya.
Andra membawa Mayra masuk ke dalam kamar nya.
" sayang, kamu jangan takut dan merasa sendiri, ada aku dan orang tua ku. Dan mulai sekarang, juga menjadi orang tua kamu sayang" ungkap Andra sambil memeluk Mayra.
" Terimakasih banyak mas sudah mau menerima May" kata Mayra membalas pelukan Andra lebih erat.
Mereka terdiam sambil berpelukan dengan pikirannya masing-masing. Hingga pertanyaan Andra menyadarkan lamunan Mayra.
" Sayang pamanmu apa sudah berkeluarga" tanya Andra.
" Paman sudah berkeluarga, dan memiliki dua orang anak. Satu laki-laki dan lagi satu perempuan. Mereka sekeluarga sangat baik kepada may, mereka yang selalu membantu may. jika may kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah. Ya, walau may sekolah dengan beasiswa penuh. Tapi ada kebutuhan lain yang tidak di tanggung oleh beasiswa sekolah. Jadi may harus memenuhi nya sendiri. Dan mereka lah yang banyak membantu" ujar Mayra dan air mata Mayra dengan sendirinya mengalir saat Mayra bercerita tentang masa lalunya yang sangat sulit.
Andra yang mendengar cerita kekasihnya merasa sangat kasihan dengan nasib Mayra itu di masa lalu. Dia menghapus air mata Mayra dan langsung menarik Mayra kedalam pelukannya. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan memberikan kebahagiaan untuk Mayra. Sehingga tidak ada lagi air mata kesedihan yang keluar dari mata indahnya.