Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra
Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan pertama Gabby
Di pagi hari, Gabby yang sudah siap kini tengah berdiri di depan cermin seraya memandangi pantulan dirinya.
“Pertama, lo harus mulai ubah diri lo”
Gabby menatap ke arah meja make up dan mengambil sebuah ikat rambut berwarna merah.
Gabby mengikat rambutnya setengah dan membuat kadar kecantikan nya kini terlihat begitu jelas.
Gabby pun berjalan perlahan ke arah gorden dan perlahan membuka gorden untuk mengijinkan cahaya matahari pagi memasuki kamarnya.
Gabby menghembuskan nafasnya panjang saat melihat ke arah luar jendela. Mata nya menatap nanar ke arah bawah, dimana kamarnya itu berhadapan langsung dengan taman belakang.
Gabby pun mulai melihat seorang gadis yang sedang berlarian dengan riang di bawah sana, bersama dengan seorang pria dan wanita yang gadis itu panggil 'ayah dan ibu'.
“Hahaha!!! Ga kena!!”
“Ayo sini Gabby. Ayah akan memakan mu! Argh!”
“AAAAKKKK!!! Hahaha!!! Ibuu!! Tolong!! Monster ayah mengejarku!”
“Hahaha... Ayo sini... Naik ke tubuh ibu. Hahaha....”
“Hahaha!!! Ayah ga bisa tangkap!! Hahaha!!!!!”
Sebulir air bening lolos di pipi nya. Kerongkongan nya pun kembali tercekat.
Gabby pun mulai terisak dalam diam.
“I miss you... I really miss you... Hiks.. Hiks..”
.
.
.
“Sarapaaan!!!”
Seru Gevanya yang berlari menuruni anak tangga dengan di ikuti Gheazora di belakangnya.
“Vanya, jangan lari-lari di tangga. Itu bahaya” Tegur Zerga.
Gevanya tak mengindahkan teguran sang paman. Ia cengengesan seraya duduk di kursinya.
“Wah! Mashed potato!” Seru Gheazora.
“Tunggu dulu anak-anak, kita harus menunggu sampai semuanya turun” Ujar Rosetta dengan lembut.
“Baik nenek!”
Balas Gevanya dan Gheazora serentak.
Mereka pun duduk dengan tenang menunggu para kakaknya turun satu persatu.
“Dimana Gabby? Apakah masih belum siap?” Tanya Ebru.
“Biar bian panggil, kek”
Gabrian yang hendak menaiki anak tangga terhenti saat sang kakak sedang menuruni anak tangga.
Mata Gabrian sedikit membelalak. Melihat penampilan sang kakak saat ini.
“Kakak?”
Suara Gabrian mengalihkan perhatian semua orang yang sedang berada di meja makan.
Mereka semua menatap ke atas dan melihat Gabby dengan terperangah.
“Gabby?”
Rosetta mengulas senyum harunya.
Gabby yang telah sampai di lantai bawah pun menatap seluruh keluarga nya yang masih menatap ke arahnya.
“Gabby, ada apa dengan rambut mu? Kamu mengikatnya?”
Gallilea menghampiri Gabby dengan senyum yang merekah.
Gabby sendiri menganggukkan kepalanya dengan perlahan untuk menjawab pertanyaan sang bibi.
“Wow! Kak Gabby makin cantik sekarang!” Seru Gevanya.
“Kak Gabby kan emang udah cantik, Vanya” Timpal Gheazora.
“Ya memang, tapi sekarang jadi mirip seperti kita” Balas Gevanya dengan senyum lebarnya.
“Hahaha!! Kamu ini, ada-ada saja. Gabby, ayo duduk, kita harus sarapan” Ujar Zerga.
Gabby pun melenggang menuju kursinya. Ia duduk dengan begitu anggunnya.
“Syukurlah...” Gumam Rosetta yang hanya di dengar oleh Ebru dan Gallilea.
Keduanya mengelus tangan Rosetta dengan senyuman terharu.
.
.
.
Gabby memarkirkan sepedanya di tempat biasa ia menyimpan nya. Masih dengan raut tanpa ekspresi, Gabby melenggang memasuki gedung sekolahnya.
“Anjir! Cakep tuh cewek! Dari kelas mana tuh?”
“Buset! Gue baru liat cewek cantik natural gitu”
“Liat! Itu bukannya Gabby ya? Beda banget dari hari pertama dia masuk. Sekarang keliatan lebih seger”
“Iya! Keliatan cantik banget!”
Gabby yang bisa mendengar bisikan-bisikan tentang dirinya tidak berminat untuk menanggapi. Ia terus berjalan menuju ke arah kelasnya.
Hingga di depan pintu, Gabby berpapasan dengan Samudra dan teman-temannya yang muncul dari arah kantin.
Samudra tersenyum tipis ketika menatap Gabby yang terlihat lebih fresh saat ini.
“That's my girl”
Gabby sendiri hanya menatap sebentar lalu ia pun melenggang masuk ke dalam kelas.
Samudra dan kedua temannya pun ikut masuk ke dalam kelas.
Gabby yang sudah duduk di kursinya mengeluarkan buku-buku nya dari dalam tasnya. Ia pun menyempatkan diri untuk membaca sebuah buku sebelum bel masuk tiba.
Namun, tiba-tiba saja Samudra duduk di kursi depan Gabby dengan posisi yang menghadap pada Gabby.
Samudra tidak mengatakan apapun. Ia hanya diam seraya menatap Gabby dengan begitu lembut dan intens.
“What's wrong?”
Tanya Gabby yang merasa tidak nyaman dengan keberadaan Samudra dan senyum tipis yang menggelikan di matanya.
“Lo cantik, Gabriella”
Ujar Samudra menyentak seisi kelas yang memang sedari tadi menatap ke arah Samudra dengan penuh rasa penasaran dan heran.
Pasalnya, ini kali pertama mereka melihat Samudra mendekati seorang gadis. Biasanya, para gadis yang akan mendekati nya. Namun mereka akan berakhir mendapatkan penolakan dari laki-laki itu.
Gabby tidak menjawab perkataan Samudra. Ia kembali menunduk dan kembali membaca buku bacaan nya. Namun keberadaan Samudra benar-benar membuat nya merasa tidak nyaman. Di perhatikan sebegitu nya, siapa yang akan merasa nyaman dengan hal seperti itu?
“Don't, look at me”
Gabby mengatakan nya tanpa menoleh dan sedikit penekanan pada perkataan nya agar Samudra mau mengerti.
“Why? Baby girl?”
Seisi kelas kembali terkesiap saat mendengar panggilan Samudra pada Gabby. Bahkan kedua teman Samudra melotot saat mendengar nya.
Samudra sendiri tidak begitu memperdulikan sekitar nya. Entahlah, makhluk cantik di hadapan nya benar-benar telah menarik atensinya.
Sedangkan Gabby masih tidak bereaksi. Ia masih menampilkan raut datar tanpa minat.
“Kak Sam!”
Panggilan dari suara yang begitu lembut di indera pendengaran membuat seisi kelas menoleh ke arah sumber suara.
Mereka melihat seorang gadis yang sedang berjalan hendak menghampiri Samudra dengan senyum merekahnya.
“Kak Sam, ini camilan dari bunda untuk kak Sam”
Gadis itu memberikan sebuah paper bag pada Samudra yang masih fokus menatap Gabby.
“Kak Sam?”
Gadis itu kembali memanggil Samudra yang tidak menoleh kepadanya.
“Iya, taro aja di meja gue”
Samudra membalas panggilan itu tanpa menoleh barang sedikitpun pada gadis yang terlihat begitu antusias di samping nya itu.
“Oh.. Oke..”
Gadis itu pun menaruh paper nya di meja Samudra yang berada tepat di samping Aries.
“Emm.... Kak Sam.... Hari ini, Nora di antar supir. Nanti pulangnya, Nora ikut kak Sam ya?”
Gadis itu tersenyum dengan kedua mata yang berbinar.
“Lo nebeng aja sama Aries”
Jawab Samudra tanpa menoleh pada gadis yang menyebut dirinya sebagai Nora.
“Loh? Kok kak Aries sih? Kan Nora pengennya sama kak Sam...”
Gadis itu mencebik dengan mata yang berkaca-kaca.
“Ribet lo!”
Samudra yang sudah merasa tidak nyaman pun bangkit dari duduknya dan melenggang pergi keluar kelas. Aries dan Gama pun mengikuti Samudra dengan tergesa-gesa.
Nora yang melihat itu semakin mencebik dengan kecewa. Namun ia kini beralih menatap ke arah Gabby.
“Lo siapa? Lo pasti mau deketin kak Sam kan?!”
Nora menatap Gabby dengan tatapan tajam penuh amarah.
Sementara Gabby menoleh pada Nora dengan tatapan datar.
“Denger ya! Gue ini cewek yang udah kenal deket sama keluarga nya kak Sam! Dan keluarga gue sama keluarga kak Sam udah jodohin gue sama kak Sam sedari kecil! Jadi, lo gausah berharap apa-apa!”
Ancam Nora dengan begitu menggebu-gebu.
Well, Gabby tidak perduli dengan apa yang di katakan oleh gadis penuh ambisi itu. Ia melanjutkan saja acara membacanya.
Gadis itu pun pergi dengan hati yang dongkol keluar dari dalam kelas dan di ambang pintu Nora menubruk Cleona dan Lola yang baru saja datang.
“Buset! Masih pagi juga! Emang sialan tuh bocah!”
Cleona memaki Nora dengan tanpa beban.
“Huum. Tapi, dia keliatan kesel banget. Apa yang udah kita lewatin ya?”
Sahut Lola dengan bingung.
“Biasa, si Nora lagi caper sama Samudra. Dia kesel karena Samudra deketin Gabby tadi”
Pertanyaan bingung Lola terjawab oleh salah seorang teman sekelas nya.
“Samudra deketin Gabby?”
Cleona kembali bertanya untuk memastikan yang tadi ia dengar.
“Iya, tadi Samudra deketin Gabby, eh, si caper Nora dateng”
Cleona dan Lola terdiam seraya mengarahkan pandangannya pada Gaby yang duduk di bangku belakang dengan begitu santainya.
“Itu Gabby? Dia keliatan kayak Gabby yang dulu Cleo!”
Cleona tidak membalas, ia hanya menatap Gabby dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
.
.
.
.
TBC.