Siapa yang menyangka permohonan yang berada di ujung nyawanya terkabulkan. Arum, gadis cantik yang merupakan salah satu gundik gubernur jenderal Belanda kembali ke masa lalu.
"Aku tidak mau mati dalam keadaan mengenaskan! Dicampakkan dan kehilangan anakku! Terlebih, kepada mereka!"
Mampukah Arum merubah masa depan nya? Apakah semuanya berjalan seperti yang diharapkan nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Caroline
Kabar itu langsung menggemparkan seisi kediaman itu. Tanpa banyak kata lagi, Frans bersama dengan pengawal rumahnya menuju area belakang.
"Kau tetap disini. Begitu juga dengan mu." Ucap Frans pada keduanya.
Arum mengangguk kecil dan Caroline masih diam, dia menatap suaminya yang pergi dengan pengawal dan menghilang dari pandangannya.
"Nyo-nya....." Ucap Lucy mendekat.
"Apa?" Tanya Arum saat melihat tatapan Caroline padanya.
"Nyonya, kenapa mata nyonya seperti itu? Melihat ku? Aku ini bukan hantu." Ucap Arum.
"Kau yang terakhir kali kesana bukan?"
"Ucapan nyonya ini pertanyaan kah?" Jawab Arum.
"Jangan pura-pura b0doh! Aku bertanya padamu dan juga tau kalau kau memang kebelakang! Kau orang terakhir kesana!"
"Jadi, nyonya menuduh ku?"
"Menurut nyonya, aku mengetahui sesuatu? Atau .... Nyonya mengetahui hal yang terjadi sebenarnya? Mungkin dengan kehadiran ketiga orang itu disana?"
"Kau!" Telunjuk Caroline terangkat ke arah Arum.
"Apa nyonya? Nyonya ingin mengatakan apa?"
"Atau, nyonya sendiri yang meminta ketiganya datang?" Mata Caroline semakin membesar dan menatap nyalang Arum.
"Jangan sembarangan bicara! Kau menuduh ku?" Tapi Arum tertawa kecil.
"Aku hanya bertanya, seperti yang nyonya lakukan tadi. Dimana salahnya?" Balas Arum membuat Caroline semakin menegang.
"Hei, kau sama saja menuduh nyonya!" Ujar Lucy tidak terima dan membela nyonya nya.
"Seorang pelayan tidak berhak ikut campur!" Sentak Arum.
"Derajat ku lebih tinggi dari pada dirimu! Kau pribumi! Dan nyai disini! Sedangkan aku ....." Tapi Arum tidak tersinggung, dia berdiri dengan tenang tak lupa tatapan yang tenang seperti air.
"Tapi kau tetap pelayan! Tugasmu lebih banyak dariku! Meskipun aku seorang nyai! Tapi aku lebih disayang oleh tuan Frans! Apa katamu saat itu? Tuan menghabiskan waktu bersama nyonya Caroline dan itu pastinya semalaman. Tapi apa? Di tengah malam, saat istrinya tertidur, dia masuk kedalam kamarku dan memeluk ku dengan penuh g@irah! Apa kau dipeluk seperti itu nyonya?"
"Apa kau dipeluk seperti itu? Apa tubuhmu, bukan ..... Seluruh tubuhmu, dari kepala hingga kaki d1cumbu? Apa tuan Frans meninggalkan jejak di setiap tempat? Bahkan area ku sebagai seorang pribumi di lahap habis dengan mulutnya yang suci dari kami dan hidungnya yang tinggi itu tenggelam disini! Setiap malam! Apa nyonya juga begitu? Katakan....." Kepalan tangan Caroline sudah terbentuk dan darahnya yang sudah mendidih membiarkan kepalanya tidak bisa berpikir jernih lagi dan tangannya langsung siap melayang.
"Tunggu nyonya. Jangan terburu-buru. Aku hanya mengatakan kebenaran, apa itu membuat nyonya kesal? Tersinggung?" Arum menahan tangan itu di udara.
"Lancang! Nyai rendahan! Akan aku tunjukkan posisi mu! Aggh!"
"Upps, nyonya..... Hati-hati dengan sepatu mu. Kau terjatuh sekarang."
"Nyonya! Nyonya, nyonya baik-baik saja?" Lucy dengan sigap membantu sang nyonya.
"Kau! Akan aku adukan pada maneer, kau menyakiti nyonya."
"Silahkan! Katakan sekarang! Kejar maneer!" Tantang balik Arum.
"Nyonya, saya akan kembali ....." Arum langsung menunduk, mensejajarkan diri dengan Caroline yang kaget dan merasa sakit.
"Nyonya. Pasti sakit karena terpeleset. Tidak apa, setidaknya ..... Tidak sakit karena ditusuk dengan garpu taman ataupun sekop. Pastinya, nyonya tidak bisa membayangkan nya bukan?" Bisik Arum, tepat di telinga Caroline.
"Ka-u....." Caroline langsung beringsut menjauh.
"Kau! Lucy! Lucy!" teriak Caroline histeris.
"Lucy!!!!!"
"nyonya? kenapa nyonya?"
"Antar aku ke kamar!"
"Tapi nyonya ....."
"Sekarang!" Meksipun bingung, Lucy menemani Caroline dan membawanya ke kamar.
"Selamat beristirahat nyonya. Semoga lekas membaik, dan tidak merasa sakit lagi...." ucap Arum dengan senyuman yang begitu manis.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih ya 🥰🥰🙏🙏🙏🙏