NovelToon NovelToon
Lelaki Dari Satu Malam

Lelaki Dari Satu Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Keluarga
Popularitas:840
Nilai: 5
Nama Author: Keke Utami

Rinjani hanya ingin hidup tenang.
Tapi semua hancur saat ia terbangun di kamar hotel bersama pria asing. Dan beberapa jam kemudian mendapati kedua orang tuanya meninggal mendadak.

Dipaksa menikah demi melunasi utang, ia pingsan di hari pernikahan dan dinyatakan hamil. Suaminya murka, tantenya berkhianat, dan satu-satunya yang diam-diam terhubung dengannya ... adalah pria dari malam kelam itu.

Langit, pria yang tidak pernah bisa mengingat wajah perempuan di malam itu, justru makin terseret masuk ke dalam hidup Rinjani. Mereka bertemu lagi dalam keadaan tidak terduga, namun cinta perlahan tumbuh di antara luka dan rahasia.

Ketika kebenaran akhirnya terungkap, bahwa bayi dalam kandungan Rinjani adalah darah daging Langit, semuanya berubah. Tapi apakah cinta cukup untuk menyatukan dua hati yang telah hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keke Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Dejavu

“Mau ke mana kamu?” suara Darren membuat langkah Desi terhenti, meninggalkan percakapan adalah hal yang tidak Darren sukai. Desi kembali ke tempatnya semula. 

“Baiklah, Tuan … jika Anda menginginkan Rinjani. Saya pasti akan membawanya segera.”

Darren tersenyum devil, senang sekali bisa menekan wanita licik seperti Desi. Ia kemudian meninggalkan ruangan itu, banyak pekerjaan menunggunya di kantor 

Sesaat dia menolah ke arah foto keluarga yang ada di atas bufet, menatap Rinjani kecil yang duduk dipangkuan orang tuanya. 

***** 

Rinjani berhasil keluar dari rumah dengan selamat, ia mengatur napasnya yang terengah, perutnya mendadak nyeri, “Nak … sabar ya. Tolong bunda, kamu jangan keram dulu.” 

Dia tidak ingin Desi maupun Darren melihatnya. Rinjani mendekati taksi yang berhenti di depan rumah tetangga lamanya.

“Eh, ada Rinjani,” ujar tetangganya, “Kamu apa kabar? Sejak rumah kamu dijual kamu nggak pernah muncul.” 

Rinjani hanya tersenyum dan segera masuk ke dalam taksi tanpa membalas sapaan tetangganya. Mobil Darren sempat berhenti di sebelah taksi. Dan Rinjani segera menyuruk untuk bersembunyi.

Setelah mobil Darren berlalu, Rinjani menghela napas lega, “Syukurlah.”

***********

Langit menatap piring kosong yang diletakkan Sulis di depannya. Sejak ia pulang ia tidak menemukan Rinjani.

“Rinjani ke mana, Teh?” tanya Langit, membuat semua orang yang ada di meja makan itu menoleh. Termasuk Evan yang menatap tajam ke arahnya.

“Ng … itu, aku mau minta dia bikin klepon lagi, launching produk baru minggu depan, aku ingin beberapa hidangan tradisional ada di sana,” alibinya.

“Rinjani sedang pulang ke kontrakan, Mas. Lagi ngurusin suaminya.”

“Emang suaminya kenapa?” tanya Langit.

Olivia berdeham, “Teteh ke dapur aja ya,” ujar Olivia kepada Sulis. Sulis menunduk sopan sebelum berlalu. Itu artinya Olivia tidak menyukai percakapan tadi. 

Seolah tahu, Langit tidak lagi bersuara, ia memilih menikmati makanan yang terasa hambar di lidah. Namun, ia tidak akan ceroboh untuk meminta Sulis atau Ami menaburkan garam di piringnya, ia akan mulai waspada, terlebih Evan sudah mengetahui rahasianya.

******* 

“Mau di antar ke mana, Non?” tanya sopir taksi.

Rinjani masih menimbang, apa pulang ke kontrakan akan aman dari Darren atau Desi bisa datang kapan saja? Lalu, bagaimana dengan Olivia? Apa yang akan ia katakan jika Olivia tahu Rinjani tidak di kontrakan.

“Non, ini kita sudah putar-putar sejak tadi,”

Rinjani segera menyebutkan satu alamat, yang menurutnya pilihan yang tepat.

Sesampai di depan rumah Olivia, Rinjani berniat masuk melalui pintu belakang. Namun suara Ami menghentikannya, wanita itu memberinya kantong belanja yang ia bawa dari luar, katanya itu milik Olivia. 

“Kamu bawa ke dalam, ya. Ibu ada di ruang tengah. Teteh mules,” Ami berlalu terbirit-birit masuk pintu samping. 

Rinjani menghela napas. Terpaksa masuk lewat pintu depan dan menuju ruang tengah. Suara percakapan terdengar ramai, ada Evan dan Langit juga.

“Permisi, Bu.”

“Kamu udah balik? Kok cepat, emangnya suami kamu nggak masalah? Nggak apa-apa kok kalau seandainya kamu kembali sore, kamu kan sudah di sini semalaman,” ujar Olivia  sambil menerima belanjaan yang dibawa oleh Rinjani.

“Saya pulang malam aja, Bu. Suami saya juga nggak enak kalau saya harus izin di jam kerja segini.” 

“Ok, nggak apa-apa. Kamu boleh kembali bekerja, terima kasih, ya,” Olivia menunjuk belanjaan yang sudah di tangannya. Rinjani menunduk sopan, ia segera berlalu, sebelumnya ia sempat menoleh ke arah Langit yang memperhatikannya sejak tadi.

“Kenapa masih bengong, kamu nggak kerja?”

Langit terlihat kikuk, lalu menatap Evan, “Papa nggak kerja?” tanyanya.

“I am the boss! Terserah Papa dong mau kerja atau nggak,” ledeknya, ia bangkit kemudian mengajak Olivia ke kamar, meninggalkan Langit dengan wajah ditekuk.

Langit pun bangkit meski malas. Ia akan kembali ke kantor, saat ia akan memasuki mobil, ia bertemu Sulis yang sedang mengantar minum kopi untuk sekuriti.

“Teh!” panggilnya.

Sulis mendekat, “Ya, Mas? Manggil Teteh?” tanyanya.

“Rinjani suaminya kenapa sih?” tanya Langit. 

Wajah Sulis berubah, “Lumpuh, Mas.”

“Sejak kapan?” tanya Langit lagi, “Dia nikah sama orang cacat?” 

“Mm … kalau itu saya kurang tahu.”

“Kan Teteh keluarganya,” desak Langit. 

Sulis salah tingkah, “Ampun Gusti! Saya lupa lagi masak di belakang. Punten saya tinggal ya, Mas!” Sulis berlalu begitu saja, meninggalkan Langit yang mulai heran.

******* 

Rinjani menghela napas lelah, pekerjaannya sudah selesai tepat pukul 9 malam. 

“Aku pulang ya, Teh,” ujarnya, pada Ami. wanita itu akan bermalam di sini, sedangkan Sulis sudah pulang ke kontrakan sore tadi.

Ami mengusap rambut Rinjani, sedikit banyaknya ia sudah mengetahui dinamika kehidupan gadis di depannya.

“Hati-hati, ya … nanti jangan lupa kabari Teteh kalau udah sampai kontrakan.”

Rinjani mengangguk, “Iya, Teh.” 

Setelah menyimpan tas di bahu, Rinjani beranjak meninggalkan rumah itu, saat sampai di depan pagar, ia melirik ke kiri dan kanan takut jika Darren tiba-tiba datang.

Tin!

Suara klakson mobil membuat Rinjani terlonjak, ia menepi saat mobil  berhenti, menunduk sopan saat Langit keluar dari mobil itu.

“Kamu mau ke mana?” tanya Langit.

“Saya mau pulang, Mas.”

“Ayo saya antar,” ajak Langit.

“Nggak usah, Mas,” tolak Rinjani segan. 

“Ini sudah malam, kamu juga lagi hamil, gimana kalau terjadi apa-apa, siapa yang repot?” ujar Langit.

Yang repot pasti Rinjani, tapi kenapa Langit yang terlihat peduli.

“Ayo, malah bengong,” tegur Langit yang sudah kembali masuk mobil. 

Mau tidak mau Rinjani menurut, masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah majikannya itu. 

Mobil melaju menuju kontrakan, sepanjang jalan Langit berusaha mencairkan suasana.

“Kamu lulusan apa, Rin? Kok mau  jadi ART?” tanya Langit, sesekali ia menoleh ke arah Rinjani, sorot lampu jalanan yang remang membuat wajah gadis itu terlihat samar.

Tapi … kenapa Langit jadi dejavu. Ada satu perasaan yang di mana ia merasa pernah … pernah melihat wajah itu sebelumnya?

1
Nadin Alina
Hebat sih, Rinjani. Yang semula tuan putri mau berjuang untuk hidup🙃
Nadin Alina
next bab Thor....
Nadin Alina
Ceritanya keren, semangat Thor 🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!