Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 16 - Sangat Menyayangkan
“Sayang…” suara Gilang yang terdengar memanggil namanya menghentikan pergerakan Naomi yang sedang melangkan ke arah mobilnya sore itu.
“Mas Gilang!” Wajah Naomi kelihatan kaget. Karena Gilang datang ke rumah sakit tanpa memberitahu dirinya lebih dulu.
Gilang berjalan mendekati Naomi dan membelai kepalanya. “Semangat banget jalannya mau pulang. Memangnya mau pulang kemana sih?” Tanya Gilang dengan suara yang terdengar lembut.
Naomi tersenyum menatap wajah Gilang. Tiba-tiba saja senyuman itu terbit di wajah cantiknya. Rasanya Naomi senang sekali karena Gilang datang mengunjunginya sore itu. Karena tadinya Naomi pikir, Gilang tidak akan pernah datang lagi menemuinya ke rumah sakit karena fokusnya hanya tertuju pada Melvina.
“Aku mau ke rumah mama dulu. Tadi mama minta aku ke sana.” Beri tahu Naomi.
Wajah Gilang kelihatan cukup kaget. “Ke rumah mama. Kok kamu gak bilang sama aku mau ke sana?”
Naomi membuang nafas di udara dengan pelan. “Tadinya aku pikir kamu gak akan peduli dan mau ikut juga. Kamu kan lagi sibuk-sibuknya dengan Melvina akhir-akhir ini.” Naomi menjawab apa adanya. Rasanya dia enggan untuk menutupi apa yang tengah ia rasakan pada Gilang.
“Siapa bilang aku gak mau ikut? Aku mau ikut ke rumah mama. Lagian udah lama juga aku gak ke sana.” Gilang tak menjawab masalah Melvina. Karena ia sadar jika menjawabnya hanya akan memperpanjang perdebatan dengan Naomi saja.
Naomi ragu untuk percaya dengan perkataan Gilang. Namun, ia tidak ingin memperpanjang masalah di antara mereka untuk saat ini. Naomi mengiyakan saja perkataan Gilang dan mengajak Gilang pergi ke rumah orang tuanya.
“Tinggalkan mobil kamu di sini. Kita pulang bersama!”
Naomi kembali menurut dengan perkataan Gilang. Dia mengurungkan niatnya untuk mengambil mobil dan segera masuk ke dalam mobil milik Gilang.
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Mama Jelita, Gilang dan Naomi lebih banyak diam. Gilang diam karena takut salah bicara, sementara Naomi diam karena enggan untuk bicara jika hanya membuat hatinya terluka nantinya.
Tak lama berselang, mobil yang dikemudikan Gilang sudah tiba di kediaman orang tua Naomi. Tak diduga oleh Naomi ternyata Nadira dan keponakannya ada di sana. Naomi yang senang langsung saja turun dari dalam mobil dan berlari ke arah keponakannya yang sedang bermain sepeda.
“Naura, kamu di sini, Sayang?” Naomi mengecup seluruh wajah Naura tanpa ampun. Naura pun dibuat tertawa karena kegelian akibat perbuatan Naomi.
“Geli, Anty. Geli!” Seru Naura. Naomi sama sekali tidak memperdulikannya. Dia terus saja membuat gadis kecil itu jadi kegelian.
Nadira yang melihatnya tersenyum. Saat pandangannya beralih pada Gilang, pandangan Nadira nampak kurang bersahabat.
“Gilang, gimana keadaan adik kamu sekarang?” Tanya Nadira setelah Gilang berada di dekatnya. Entah mengapa Nadira begitu ingin tahu dengan keadaan Melvina.
Gilang melirik ke arah Naomi sejenak sebelum menjawab pertanyaan Nadira. “Masih sama seperti sebelumnya. Melvina masih suka histeris dan sekarang kondisinya sedikit lebih memprihatinkan karena pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh Ringgo.”
Wajah Nadira tak kelihatan prihatin sama sekali. Nadira merasa kalau keadaan Melvina hanyalah sebuah sandiwara.
“Apa kamu udah ketemu sama pelaku pelecehan Melvina malam itu?” Tanya Melvina penuh selidik.
Gilang menggeleng. “Sampai saat ini aku belum pernah bertemu dengan pelakunya. Melvina juga gak izinin keluargaku untuk melaporkannya pada pihak kepolisian karena takut permasalahannya diketahui banyak orang nantinya.”
Nadira menatap wajah Gilang dengan mata melotot. Dia merasa tak habis pikir pada Gilang yang mudah sekali dibodohi oleh adiknya.
“Gilang, kamu ini seorang pemimpin perusahaan dan memiliki power yang cukup kuat untuk mendapatkan seorang musuh dengan cepat. Tapi kenapa kamu belum juga bisa menemukan pelaku pelecehan Melvina. Kamu juga bodoh banget mau aja nurut dengan adik kamu itu. Seharusnya kamu laporin pelakunya supaya mendapatkan efek jera. Toh kamu masih bisa melindungi nama Melvina meski pelakunya tertangkap nantinya!”
Gilang terdiam. Memikirkan perkataan Melvina barusan. Jika dipikir-pikir, apa yang dikatakan Nadira benar juga.
“Bertindaklah dengan cepat. Temukan pelakunya dan pastikan kalau Melvina itu benar dilecehkan!”
Gilang mengangguk saja meski dirinya sedikit tidak terima mendengar perkataan Nadira yang terdengar seperti tidak begitu percaya dengan masalah yang terjadi pada Melvina.
Naomi yang sebenarnya mendengar percakapan suami dan kakaknya memilih untuk diam. Enggan untuk berkomentar banyak. Naomi juga berpikir kalau suaminya pasti bisa berpikir lebih cerdas. Tak selamanya bisa dibodohi oleh Melvina.
“Kalau benar adik kamu itu dilecehkan dan merasa trauma saat ini, obatilah dia ke dokter atau psikolog. Naomi pasti punya banyak kenalan yang bisa membantu menyembuhkan adik kamu itu!”
“Baik, Kak.” Gilang menurut patuh. Mungkin apa yang dikatakan Nadira saat ini benar dan ia harus lebih tegas bertindak dari biasanya.
Seakan tak mendengar percakapan mereka, Naomi segera mengajak Gilang masuk ke dalam rumah. Nadira pun menatap kepergian mereka dengan gelengan kepala.
“Kalau Gilang masih saja seperti ini terus, bisa-bisa Naomi jenuh dan pergi dari hidupnya nantinya.” Gumam Nadira. Seandainya dia tidak sadar diri jika tidak harus ikut campur dalam urusan rumah tangga Naomi dan Gilang, Nadira pasti sudah ikut campur dengan cara memaki Gilang supaya lebih cerdas dan tegas dalam mengambil tindakan. Tak mudah dibodoh-bodohi oleh Melvina terus.
Selama berada di kediaman orang tua Naomi, Gilang kepikiran dengan perkataan Nadira. Apa mungkin yang dikatakan Nadira itu benar jika dia tidak bisa mengambil keputusan dengan tegas. Jika benar seperti itu, merasa bersalah sekali Gilang rasanya.
Naomi yang memperhatikan wajah suaminya nampak tak baik-baik saja pun memilih tak banyak tanya. Dia berharap jika suaminya bisa menerima saran dari kakaknya dengan baik.
Tak hanya memperhatikan wajah Gilang saja, sesekali Naomi juga memperhatikan ponsel Gilang yang tak henti bergetar sejak tadi seperti ada yang menelfon tapi Gilang nampak mengabaikan panggilan tersebut.
“Sayang, kenapa telefonnya gak diangkat?” Tak bisa menahan rasa penasarannya sendiri, Naomi akhirnya bertanya juga.
“Gak papa, Sayang. Cuma telfon dari nomer tak dikenal.” Balas Gilang seadanya kemudian segera mematikan ponselnya supaya Mama Ruby yang ternyata menghubungi Gilang sejak tadi tak lagi bisa menghubunginya.
Naomi merasa sedikit tidak percaya dengan yang Gilang katakan. Namun, memperlihatkan rasa tidak percayanya pada Gilang juga bukanlah hal yang baik untuk ia lakukan saat ini.
“Sialan, kenapa Gilang gak angkat telefon dari aku. Dan sekarang ponselnya sudah tak bisa lagi dihubungi.” Mama Ruby menggerutu sebal. Di saat ia sangat membutuhkan bantuan Gilang, putranya itu justru pergi entah kemana. Bahkan sulit sekali untuk dihubungi.
Papa Refal yang sudah sejak tadi menahan diri untuk melarang istrinya pun akhirnya bersuara. “Mah, sudahlah. Jangan mengganggu Gilang terus. Dia sudah berkeluarga. Biarkan dia fokus dengan keluarganya. Untuk masalah Melvina, biar kita urus sendiri.” Kata Papa Refal tegas.
Mama Ruby menatap sebal wajah Papa Refal. Dia tidak setuju dengan perkataan suaminya itu. “Meski Gilang sudah menikah, dia masih bertanggung jawab untuk peduli pada keluarganya di sini, Pah. Apa lagi sekarang kondisinya Melvina sangat butuh semangat dari Gilang. Lagian Papa dari tadi bisa dengar sendiri kan kalau Melvina terus memanggil nama Gilang?!” Tanya Mama Ruby marah.
Papa Refal sebenarnya ingin membantah perkataan istrinya. Namun, memperpanjang perdebatan juga bukanlah hal yang tepat untuk ia lakukan saat ini.
“Sudahlah, bicara sama Papa cuma bisa mancing emosi Mama aja!” Seru Mama Ruby kemudian. Malas terus berbicara dengan suaminya, Mama Ruby segera beranjak pergi menuju kamar Melvina berada. Ingin memastikan kalau kondisi Melvina baik-baik saja.
Papa Refal membuang nafas kasar di udara. Jujur, Papa Refal tidak setuju dengan sikap istrinya yang selalu bergantung pada putra mereka. Apa lagi waktu Gilang bersama istrinya jadi terpakai untuk mengurus masalah di keluarga mereka.
“Melvina, andai saja dia mau dibawa berobat ke dokter. Pasti keadaannya tidak seburuk ini saat ini.” Gumam Papa Refal. Rasanya Papa Refal sedikit menyayangkan keputusan Melvina yang tidak ingin dibawa berobat ke dokter padahal ia sangat membutuhkannya.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
biasanya kmau bisa bilang kalo ini semua dia lakukna buat ulet keket sembuh....
ayolah ngomong gitu kaya kamu ngomong di depan Naomi...
kamu ngomong sama semua untuk ngertiin posisi fia sekarang yang mencoba untuk menyembuhkan traumnanya ulet keket...ko g abisa jawab sih....cuma berani jawab fo depan Naomi ya....
keliatan bnaget y ulet keket lagi kegatelan...
udaj liat gitu ko kamu g abisa mikir sih lang...kalo apa yang di omongin Naomi kalo ulet keket itu cinta sama kamu sebagai perempuan dewasa ke lelaki dewasa bukan cinta sebagai adik ke kakakanya....
percuma jadi bos beaar kalo hal sepele gini kamu ga peka...
itu bibit pelakor...
tapi ya sudahlah kan itu yang kamu pilih...
lebih memilih menjadi obat traumanya ulet keket dn menjadi anak yang berbakti dengan mengikuti kemaunnya ibu tersayang kamu
Derdy sangat curiga melvina itu hanya sandiwara hanya tuk menarik perhatian mama ruby dan gilang dasar ular berbisa...
Gilang merasa tidak nyaman dekat-dekat sm melvina, tidak menjawab pertanyaan ingin menikahi melvina hanya diam aja....
Gilang makanya jd pria hrs tegas dan punya pendirian jgn mau hidupmu disetir mamamu itu yg egois bingit memaksakan kehendaknya....
Derby sangak muak skl sm melvina sok jaim dan kalem pdhal asli ular berbisa sangat jahat dan licik sampai tega menghancurkan rumahtangga noami dan gilang...
Ayo Debby n papa Rega cari bukti u/ membuka kebusukan ulet bulu