DERYNE MIKAELSON si duyung cantik yang sudah lama tinggal di lautan, harus kembali ke daratan karena telah menolong seorang anak kecil. Sosok Ryn yang menyenangkan membuat gadis kecil itu memohon pada Ayahnya, untuk menjadikan Ryn sebagai pengasuhnya.
LUCAS, Ayah dari Suri yang dengan terpaksa mengijinkan gadis asing untuk tinggal di rumahnya. Banyak sekali perbedaan dari suasana rumah itu ketika Ryn mulai tinggal disana. Satu persatu rahasia terbongkar! Apakah sebenarnya hubungan Lucas dan Suri, benarkah mereka hanya Ayah dan anak biasa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nessa Cimolin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
YES!! I'am Mermaid - Ep. 16
Lucas memainkan dagunya di saat rapat tengah berjalan, pria tampan itu sama sekali tidak memperhatikan isi rapat yang membahas agenda penting. Di dalam pikiran Lucas, masih membekas ingatannya mengenai Ryn yang tertangkap basah berenang tanpa sehelai pakaian pun.
Bisa-bisanya dia berenang dalam keadaan telanjang seperti itu! - Lucas.
Salah satu teman pria Lucas yang melihat dirinya melamun, sudah berulang kali menyenggol badan pria itu. Tapi tetap saja, ia tidak segera sadar dari lamunan nya. Sampai suara ponsel Lucas sendirilah yang membuyarkan lamunan nya. Pria itu segera ijin untuk keluar sebentar, ia takut bahwa itu telepon penting dari Suri, putrinya.
"Wendy?" Ucap Lucas setelah membaca sebuah nama yang tengah menghubungi ponselnya.
Tut!
"Ada apa?" Tanya Lucas seadanya. "Jika tidak terlalu penting, sebaiknya jangan menghubungi ku"
"Sayang..." Suara Wendy terdengar sedih di ujung sana. "Apa sepulang kerja kau tidak bisa mampir ke sini? Aku sedang tidak enak badan, dan tidak ada yang merawatku"
"Hmm?" Lucas mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa kau tidak pulang saja ke rumah orang tuamu?"
"Aku tidak bisa, aku tak ingin merepotkan mereka" ucap Wendy sedih. "Jika kau tak keberatan, kumohon datanglah kemari"
Lucas menghela nafas berat, ia memutar kedua bola matanya dengan kesal. "Baiklah, kita lihat saja nanti!"
Tut!
Pria itu kembali memasuki ruang rapat, dan kali ini benar-benar mendengarkan agenda rapat yang tengah dibahas. Sesekali pria tampan tersebut tertangkap basah tengah tersenyum kecil, entah apa yang sedang ia pikirkan saat ini.
Di lain tempat, Wendy tersenyum senang setelah menelpon kekasihnya. Ia senang, karena Lucas tidak memarahinya, bahkan setelah malam itu dia sengaja mengabaikan beberapa panggilan dari Lucas. Wendy segera berlari menuju meja riasnya, Wanita itu segera menghapus make-up di wajahnya, dia ingin terlihat sepucat mungkin saat kekasihnya itu datang menemui dirinya.
Tring!
Bunyi notifikasi dari ponsel Wendy, Wanita itu menyambar ponselnya dan membaca notifikasi yang terlampir. Sebuah pesan masuk dari akun tak dikenal, akun tersebut mengirimkan sebuah foto, Wendy yang penasaran segera membuka file tersebut.
Kedua mata Wendy membulat besar, salah satu tangannya refleks menutup mulutnya yang menganga lebar. Ia tak percaya, itu adalah foto dirinya yang sedang tidur bersama dengan Gabriel. Wanita itu lantas membalas dan memaki-maki si pengirim foto.
Bukannya mendapat permintaan maaf, Wendy justru mendapat ancaman. Benar! Akun tersebut adalah Gabriel, dia ingin kembali bersama dengan Wendy, Gabriel tahu bahwa Wendy telah memiliki seorang kekasih kaya raya. Tentu saja! Wendy tidak mau, mengingat bahwa Gabriel lah yang telah mencuri uangnya.
"Dasar pria miskin! Kenapa kau masih menggangguku!!" Gerutu Wendy kesal.
Gabriel meminta untuk bertemu dengan Wendy sekali lagi, bahkan Gabriel menyudutkan Wendy dengan menuduh Wendy lah yang meminta untuk ditiduri malam itu dalam keadaan mabuk.
Tut! Tut! Tut!
Panggilan masuk dari nomor tak dikenal, seakan tahu siapa yang menghubunginya, Wendy segera meletakkan ponsel itu ke dalam laci. Dia tidak ingin mengangkat telepon dari Gabriel atau siapapun saat ini.
Sialan! Bisa-bisanya aku menikmati nya malam itu... - Wendy.
Tak dipungkiri, setelah ingatan Wendy sepenuhnya kembali, memang benar! Bahwa dia lah yang memohon untuk bisa bersama dengan Gabriel terlebih dahulu, ia tidak menyangka bahwa urusannya akan semakin rumit di kemudian hari.
SRAKK!!! BRAKK!!!
Semua peralatan make-up jatuh berserakan di atas lantai, Wendy mengacak-acak rambutnya sendiri dengan kesal. Wanita itu menatap penampilan dirinya yang berantakan pada sebuah cermin di depannya. Dengan kebingungan nya, dia menangis. Wanita itu menyesal telah melakukan hal itu dengan Gabriel.
Bagaimanapun juga, hidupku akan lebih terjamin jika bersama dengan Lucas - Wendy.
_____________________________________
Kring!
Kring!
Kring!
Telepon rumah berdering, Ryn berlarian kecil menghampiri telpon tersebut, Nany yang belum juga pulang membuat Ryn kebingungan. Dengan ragu, Ryn mengangkat gagang telepon tersebut dan menempelkannya ke telinganya.
"Ha-halo?"
"Ryn?? Kau kah itu?!" Teriak Suri antusias, "ini aku, Suri"
Ryn menatap gagang telepon yang ia pegang dan kembali mendekatkannya ke telinga. "Suri? Ada apa?? Apa ada masalah?"
"Hei, aku menelpon menggunakan ponsel guruku loh" pamer Suri senang. "Oh iya Ryn, tolong beritahu Ayah... Aku ada jam kelas tambahan, jadi aku akan pulang sore bebarengan dengan Ayah yang pulang dari kantor"
"Kenapa bukan kau saja yang menelpon Ayahmu?" Tanya Ryn dengan nada heran, seharusnya memang Suri bisa menelpon ke nomor ayahnya sendiri kan? Begitu pikir Ryn.
"Aku tidak hafal nomor telpon Ayah, yang aku hafal hanya nomor telpon rumah" jawab Suri menjelaskan. "Ah! Kalau begitu sudah dulu yaa? Jangan lupa untuk memberitahu Ayah"
"Hei, aku kan...."
Tut!
Belum selesai Ryn berbicara, Suri sudah mematikan ponselnya. Kini PR bagi Ryn adalah, bagaimana cara dia menghubungi Lucas? Sedangkan Ryn juga tidak tahu berapa nomor telpon pria tukang ngomel itu.
CEKLEK!!
(Suara pintu terbuka)
Kedua mata Ryn berbinar setelah tahu Nany sudah pulang dari urusan berbelanja, Ryn segera menceritakan pada Nany tentang jam tambahan belajar nona kecilnya, Suri.
"Di dekat telpon itu ada sebuah buku, disana ada nomor tuan Lucas" ucap Nany dan berlalu begitu saja melewati Ryn.
"Eh! Apa Nany tidak akan menelponnya?" Ryn sungguh berharap bahwa Nany lah yang akan menelpon si tukang ngomel tersebut.
Nany menoleh dan tersenyum. "Bukankah Suri meminta bantuanmu? Lagipula kau yang tau isi pembicaraan nya"
Nany kembali melangkah menuju dapur sambil menahan senyuman, dia tahu betul nona kecil nya itu sengaja menggoda Ryn agar lebih dekat dengan Ayahnya.
Dasar nona Suri... - Nany.
Di depan telpon, Ryn berdiri diam mematung. Kedua matanya menatap ke arah telpon yang tidak berjalan kemana-mana itu, entah mengapa? Jantungnya berdetak dengan kencang saat ingin memulai memencet tombol.
Ya Tuhan! Ini kan hanya telpon - Ryn.
"Baiklah... Mari kita telpon si banyak bicara itu!"
Nany tertawa cekikikan mengintip tingkah Ryn dari arah dapur, wanita paruh baya itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat romansa yang terjadi di depan matanya. Tak berselang lama, ia mendengar Ryn mulai bicara.
Wah, sepertinya tuan Lucas sudah mengangkat telponnya - Nany.
Ryn mendelik kaget, ketika suara berat seorang pria dari sebrang sana menjawab telponnya. Gadis cantik bermata biru itu terdiam sesaat, sepintas ingatan mengenai dirinya yang tak mengenakan pakaian di depan Lucas pun muncul. Membuat wajahnya bersemu merah kepanasan, buru-buru Ryn mengatur nafasnya agar suaranya tak terdengar kikuk saat bicara dengan Lucas nantinya.
"HEI, KAU INI SEBENARNYA MAU BICARA ATAU TIDAK?!"
Ya Tuhan! Telinga ku... - Ryn.
BERSAMBUNG!!!
Halo, terima kasih sudah membaca! Jangan lupa untuk klik tombol Like, favorit, vote dan tinggalkan komentar yang mendukung! Pliss Follow Author ya! Biar kalian bisa dapet notifikasi jika ada karya baru! ☺️🙏
IG Author : NessaCimolin
semangat, kuat sehat ya kak nesaaaa😍😍♥️♥️
semangat kak neess aku pasti selalu nunggu update mu,, 🌷🌷🌷🌷🌷😊😊😊🤗🤗🤗💝💝💝